ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 8 Apr 2022

Pelatihan Leadership Untuk Efektivitas Kinerja Di Biro Psikologi

 

Oleh: 

Rinda Pratiwi & Dian Juliarti Bantam

Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani

 

Dalam kualitas manusia sebagai tenaga kerja merupakan modal dasar dalam masa pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya yang terpenting bagi perusahaan, karena mereka mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Pelatihan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, atau lembaga. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan sangat penting bagi calon dan tenaga kerja untuk bekerja lebih baik dan menguasai pekerjaan yang dijabatnya atau yang akan dijabatnya kedepan.

 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi calon pegawai (baik yang sifatnya pengetahuan, keterampilan ataupun sikap) adalah melalui pelatihan. Pelatihan merupakan suatu prosedur yang dilakukan secara berkesinambungan dan tidak dilakukan sekali saja dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana pelatihan berperan sangat penting dalam membentuk kreativitas yang digunakan dalam pencapaian tujuan organisasi agar dapat berjalan lebih efisien dan efektif Fatihin (Hestya & Sakaluri, 2020). Untuk itu, perlu dirancang program pelatihan yang sesuai dengan kesenjangan kompetensi yang ditemui pada pegawai tersebut. Disebuah organisasi tentunya melakukan hal-hal yang akan mencapai target dan tujuan sebuah organisasi. Tercapainya sebuah organisasi pada tujuannya yaitu dengan memiliki sumber daya manusia yang baik. Sebuah organisasi pastinya juga melakukan hal-hal agar meningkatkan produktivitasnya seperti melakukan hubungan baik antara karyawan dengan atasan serta melakukan penilaian kebutuhan pelatihan agar mampu meningkatkan produktivitas kinerja.

 

Pelatihan tersebut dirancang untuk meningkatkan kemampuan leadership yang dimana dapat membentuk individu/tim sebagai pelatihan yang dapat meningkatkan kekompakan dan kerja sama tim. Pelatihan tersebut juga dapat menjadi kegiatan yang mampu memberikan, meningkatkan serta mengembangkan potensi kerja dan seterusnya sampai kualifikasi jabatan dan pekerjaaan. Yang dimana dalam pelatihan tersebut dapat menjadi keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Sehingga agar dapat mencapai tujuan tersebut pelatihan leadership dilakukan dengan cara memberikan game, kepercayaan diri, brain stroming, dan diberikannya studi kasus lalu didiskusikan/dipresentasikan supaya dapat melatih kepemimpinan individu/tim. Seperti yang dijelaskan oleh Siagian (Duryat, 2015) yang mendefinisikan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi, yang di mana di sini dapat berproses untuk membimbing staf anggota organisasi agar mampu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan Bersama.

 

Sikula (Yulianti, 2015) mengatakan, pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Begitu juga dengan Mangkuprawira (Yulianti, 2015) mengemukakan bahwa, pelatihan adalah merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar.

 

Dengan adanya pelatihan ini peserta akan merasa percaya diri dalam menyongsong masa purna baktinya karena sudah melakukan persiapan mental dan teknis dengan perencanaan yang matang selain itu dimana individu atau kelompok akan di latih untuk berbicara di depan umum dan untuk berkomunikasi dengan berbagai individu, keuntungan dalam kepercayaan diri yaitu untuk belajar ketegasan, belajar untuk mengatakan “tidak” bila diperlukan, belajar bertekun dalam menghadapi kesulitan semua keterampilan yang menambah kepercayaan diri seseorang.

 

 

Referensi:

 

Duryat, M.(2015). Meneguhkan Legimitasi dalam Berkontestasi di Bidang Pendidikan. Buku. Guru Besar UIN Hidayatulloh Jakarta.

 

Hestya, D & Sakaluri, A. A. (2020). Studi literatur mengenai penilaian kebutuhan pelatihan (tna) terhadap produktivitas kinerja karyawan dalam organisasi. In Prosiding Seminar Nasional LP3M (Vol. 2).

 

Yulianti, E. (2015). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Grand Fatma Hotel Di Tenggarong Kutai Kartanegara. E-Jurnal Administrasi Bisnis, 3(4), 900-910.