ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 8 Apr 2022

Penerapan Psikologi Industri Dalam Tuntutan Profesionalisme Kerja

Oleh :

Herbet P Sihombing

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

 

Salah satu hal yang wajib dimiliki oleh seorang pekerja adalah profesionalisme kerja. Dalam berbagai organisasi apapun sikap tersebut sangatlah penting karena didalamnya terkandung nilai positif dan negatif yang akan sangat berpengaruh pada perusahaan tersebut baik itu swasta dan negeri. Jika sikap profesionalisme kerja diterapkan dengan baik tentu saja nilai dan mutu perusahaan akan semakin mengalami respon yang positif dari masyarakat. Namun sebaliknya jika sikap profesionalisme tidak ada dalam setiap sumber daya perusahaan maka akan mengurangi nilai dan mengakibatkan perusahaan mendapat stigma buruk dari masyarakat.

 

Menurut Korten & Alfonso (1985) profesionalisme merupakan kecocokan (fitness) antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence) dengan kebutuhan tugas (ask-requirement).  Psikologi industri dan organisasi merupakan suatu penerapan atau pengaplikasian prinsip maupun teori psikologis ditempat kerja. Psikologi industri berfungsi untuk melihat mengukur sikap, hubungan interpersonal di tempat kerja, struktur dan kebijakan organisasi, leaderhip dan motivasi, konteks budaya, dan kontek manusia dengan pekerjaannya. Pendekatan industrial berfokus pada kompetensi karyawan yang nantinya diharapka bisa mendukung pekerjaan dan melengkapi kompetensi dari organisasi itu sendiri (Aamodt, 2010).

 

Manajemen psikologi industri adalah ilmu yang memanajemen sifat dan tingkah laku individu yang fokus pada materi tenaga kerja baik industri, instansi, jasa dan manufaktur dengan pendekatan psikologi.   Fenomena stigma buruk menjadi perhatian bagi lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia khususnya di beberapa daerah yang cenderung tidak profesional secara personal dan kinerja, terlihat dari moral kerja dan etika pelayanan yang sangat lambat dan disengaja tidak dilayani dengan baik. Banyaknya kasus pungli, ketidakhadiran di kantor, etika dan moral pelayanan yang sangat memprihatinkan serta kerja yang biasa-biasa saja. 

 

Ombudsman RI mencatat terjadi peningkatan laporan masyarakat terhadap kondisi layanan publik, tahun 2016 menerima laporan keluhan sebanyak 6.000. Kemudian tahun 2017 mencapai 3.000 dalam tiga bulan mulai dari kasus pertanahan, pendidikan dan kesehatan, kinerja polisi. Laporan ini akan meningkat sampai pada tahun 2022, karena pihak yang bersangkutan tidak ditindak dari instansi yang bersangkutan. Tentu saja ini menjadi masalah yang serius dan semestinya harus ditangani dengan baik, jika sikap profesionalisme tidak dibenahi maka bisa menjadi budaya kerja yang mengakar dan akan sulit ditangani kembali. Selanjutnya bagaimana menjadikan SDM menjadi profesional dan lebih berkualitas? Disinilah kemudian peran dari Psikologi industri dibutuhkan untuk mengukur permasalahan di tempat kerja dan SDM yang tidak profesional. 

 

Konseling secara berkala adalah salah satu fungsi psikologi industri untuk melihat kinerja karyawan apakah cenderung menurun, apakah kualitas kinerja SDM baik atau buruk, apakah pelayanannya bersahabat dan bijaksana. Konseling juga mengukur bagaimana hubungan personal ditempat kerjanya, yang kesemuanya diharapkan itu mendapatkan hasil yang baik dan menumbuhkan profesionalisme kerja. 

 

Strategi psikologis menjadi fungsi selanjutnya, bagaimana strategi ini dibuat untuk memacu SDM dalam bekerja dengan baik bisa berupa pemberian reward dan punishment, promosi, kenaikan jabatan, training dan pengembangan karyawan dan lain-lain. Contohnya saja, jika dalam suatu perusahaan memiliki SDM yang selalu telat dan sering melanggar aturan ditempat kerja, apakah kemudian pihak perusahaan akan mendiamkan masalah ini, yang justru menjadi contoh buruk dan diikuti oleh SDM lain yag harusnya orang tersebut diberikan punishment atau teguran. Perlunya kehadiran sanksi baik ringan sampai berat, seperti teguran atau skorsing hingga PHK untuk memberikan efek jera dan SDM tersebut tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kehadiran psikologi industri dalam perusahaan atau organisasi dapat menciptakan seorang SDM yang professional, meningkatkan motivasi kerja, moral kerja yang baik, dan sikap-sikap kerja yang tentu saja diharapkan oleh semua organisasi atau perusahaan.

 

 

Referensi:

 

Aamodt, M. G. (2007). Industrial/Organizational Psychology: An Applied Approach (5 ed).   Belmont: Thomson Wadsworth.

 

Korten, F.(1985). Community Participation a Management Perspektive Obstacles Anoption Bureaucrary and The Poor : Closing The Gap. (David Korten and Filipo B Alfonso eds). The Asian Institute of Management, Manila, 2 ada Printing.