ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 7 Apr 2022
Mempersiapkan Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh
Oleh:
Marsha Nadia Annisya & Penny Handayani
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Atma Jaya
Pandemi yang terjadi di dunia pada tahun 2020 memberi dampak yang cukup besar bagi bidang pendidikan. Seluruh jenjang sekolah terpaksa harus menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kondisi pandemi menyebabkan guru harus siap beradaptasi dan melakukan pembelajaran daring. Begitupun, pada jenjang Taman Kanak-Kanak (TK). Perubahan kondisi belajar ini menyebabkan perubahan cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru kepada anak-anak murid. Pada saat inilah guru dituntut untuk mampu melakukan pembelajaran daring dengan baik demi menjaga kualitas pembelajaran yang mempengaruhi hasil pendidikan.
Menurut Hanifa (2017), guru yang telah memiliki kesiapan untuk melakukan proses pembelajaran dengan mempersiapkan perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran, implementasi, melakukan evaluasi, dan menindaklanjuti dengan mempertimbangkan beberapa hal yang dianggap penting adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan beradaptasi dan menjalankan PJJ dengan optimal. Kemudian, Subarto (2020) menyatakan betapa pentingnya menjalankan proses pembelajaran yang adaptif dengan teknologi internet maupun adaptif dengan kebutuhan pendidikan para siswa. Selain mengandalkan peran guru, siswa juga membutuhkan peran orang tua ketika mereka sedang melaksanakan kegiatan belajar di rumah. Melalui peran orang tua, siswa pun dapat belajar untuk membangun manajemen diri, sehingga mereka pun bisa menjadi mandiri dalam mendorong diri sendiri secara internal untuk semakin maju dan mantap.
Dalam pelaksanaan PJJ, program-program pembentukan perilaku yang menjadi tujuan pembelajaran di TK dapat dikatakan sangat terkendala dan tidak dapat dilakukan dengan maksimal seperti semasa pembelajaran langsung atau tatap muka (Putria et al.). Dibutuhkan peran tambahan dari orangtua yang turut membimbing anaknya bersama sama dengan guru TK selama PJJ. Dalam Handayani (2020), kondisi pandemi seperti saat ini dapat membuat berbagai kalangan merasa tertekan dan khawatir, khususnya pada siswa TK. Selain terjadinya beberapa kendala seperti kendala jaringan dan konsentrasi anak dalam belajar cenderung mudah terganggu, selain itu beberapa dampak psikologis. Hastutiningtyas dan Rosdiana (2020) mengungkapkan bahwa respon umum dari anak yang terkurung di dalam rumah selama pandemi dapat berlangsung secara langsung atau tidak langsung. Dampak yang ditimbulkan adalah antara lain ketidakstabilan emosi, reaksi stres, kecemasan, trauma dan gejala psikologis lainnya, yang mana memiliki dampak besar bagi individu dan komunitasnya. Belajar di TK yang beralih dengan pembelajaran secara daring, juga dapat memberikan dampak pada aspek psikologis anak yang dapat terjadi secara berkelanjutan.
Dalam kegiatan belajar mengajar ini, para guru harus tetap menjalankan tugasnya untuk terus memberikan ilmu dan membimbing muridnya dalam situasi seperti apapun. Kendala jaringan yang tidak selalu bagus juga dapat terjadi pada guru sehingga menyebabkan penyampaian materi yang tidak optimal. Selain itu, guru juga mendapati kendala terutama guru yang mengajar taman kanak-kanak, yang mana murid belum mandiri dan membutuhkan bimbingan atau komunikasi melalui orang tuanya. Beberapa kendalanya yaitu terdapat orang tua yang tidak memiliki handphone, ada pula orang tua yang mengalami kendala jaringan yang kurang baik sehingga kesulitan untuk dihubungi. Bagi guru yang tidak mengerti dan dapat mengaplikasikan teknologi yang ada, maka media pembelajaran yang diberikan akan monoton karena hanya menggunakan media sosial Whatsapp sebagai penyampaian tugas dan materi, sehingga pembelajaran dominan belum interaktif (Sum dan Taran, 2020). Kendala lain yang dihadapi guru ialah karakter atau perilaku murid yang sulit dipantau.
Guru tentunya diharuskan untuk beradaptasi dengan kondisi seperti ini agar materi yang diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik, maka dibutuhkan beberapa persiapan yang matang oleh guru sebelum melaksanakan PJJ. Menurut Larlen (2013), persiapan yang harus disiapkan guru dalam PJJ, yaitu:
1. Memanfaatkan Media Teknologi
Terdapat beberapa media teknologi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran online. Hal ini tentunya menjadi sebuah kewajiban untuk guru, karena media teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memudahkan penyampaian dan pemahaman materi bagi peserta didik. Dengan demikian, guru pun bisa dimudahkan dalam mengatur pemberian tugas karena dibantu dengan teknologi yang telah tersedia.
2. Membuat Perencanaan Program Pembelajaran Daring
Dalam melakukan pembelajaran daring, guru pun harus merencanakan dengan efektif keterbatasan waktu yang dimilikinya dalam menyampaikan materi. Dalam hal ini, guru dapat mempersiapkan perencanaan pembelajaran berkualitas (quality lesson plan) sekaligus merencanakan beberapa langkah pembelajaran yang lebih spesifik. Untuk hal ini tentunya anak didik bersama dengan orang tua dan guru dapat menentukan tujuan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan ketersediaan waktu. Selain itu, agar proses penyampaian materi dapat semakin efektif, menjadi penting untuk merencanakan dengan detail pemilihan materi pembelajaran.
3. Membuat Anak Didik Tetap Berkonsentrasi
Melihat adanya kesulitan bagi anak didik untuk menjaga konsentrasi mereka di pembelajaran online, maka guru pun memiliki tugas untuk bisa membantu anak didik tetap berkonsentrasi ketika penyampaian materi, walaupun dalam keadaan yang berjauhan. Oleh karena itu, guru harus bisa memiliki tujuan yang jelas maupun harus bisa menjalin ikatan erat dengan anak didik mereka.
4. Menyampaikan Nasihat kepada Anak Didik
Selain memiliki peran dalam mengajarkan materi secara formal, guru juga berperan untuk menyampaikan nasehat berupa pesan. Hal ini bertujuan untuk membangun ketangguhan anak didik, terutama di situasi krisis seperti saat ini.
5. Mendorong Orang Tua agar Ikut Aktif
Sebelumnya, orang tua hanya bertugas mengawasi anak-anak mereka setelah pulang sekolah. Akan tetapi, pada saat ini peran orang tua pun menjadi ganda, yaitu peran sebagai orang tua dan guru di rumah. Dengan begitu, guru harus mendorong orang tua anak didik agar ikut aktif dalam membantu kebutuhan anak dalam proses pembelajaran. Guru dapat memberikan pesan supaya orang tua dapat melihat aktivitas anak-anaknya, atau memotivasi semangat belajar anak-anak. Guru juga dapat membantu memberikan solusi maupun saran kepada orang tua yang kebingungan dan kewalahan dalam menemukan metode ajar yang tepat selama pembelajaran daring.
Pandemi Covid-19 ini menyebabkan dibutuhkannya kesiapan dari guru, siswa didik, dan tentunya orang tua. Hal ini berkaitan dengan adaptasi dari PJJ yang menimbulkan banyaknya perubahan dalam sistem pembelajaran. Dalam pelaksanaan PJJ, program-program pembentukan perilaku tersebut dapat dikatakan sangat terkendala dan tidak dapat dilakukan dengan optimal. Dampak yang ditimbulkan adalah antara lain ketidakstabilan emosi, reaksi stres, kecemasan, trauma dan gejala psikologis lainnya. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru selama PJJ adalah memanfaatkan berbagai media teknologi yang ada, membuat perencanaan program pembelajaran daring yang baik dan terstruktur, menjaga konsentrasi anak didik serta selalu memberikan nasihat bersama-sama dengan orang tua, dan yang terakhir, selalu berkomunikasi dengan orang tua dan mendorong orang tua agar selalu aktif.
Referensi:
Dewi, I., & Suryana, D. (2020). Analisis Evaluasi Kinerja Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini di PAUD Al Azhar Bukittinggi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 1051. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.465
Hastutiningtyas, W. R, & Yanti Rosdiana. (2021). Reaksi Psikologis Anak Belajar Daring (Online) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sdn Sumberejo 1 Purwosari Pasuruan. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No Tahun 2021, hal 16-23.
Handayani, Penny. (2020). Mempersiapkan Orangtua dan Anak Guna Memasuki Sekolah pada Fase the New Normal. [diakses, 23 Juni 2021, 14.45] https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/684-mempersiapkan-orangtua-da n-anak-guna-memasuki-sekolah-pada-fase-the-new-normal
Hanifa, H. (2017). Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Perencanaan Pembelajaran Melalui Pembinaan Kolaboratif Bagi Guru Kelas V di Dabin II Unit Pendidikan Kecamatan Gedangan. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 6(2), 195. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v6i2.939
Larlen, L. (2013). Persiapan Guru bagi Proses Belajar Mengajar. Pena, 3(1), 8191. Retrieved from https://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/1452
Putria, Hilna, et al. (2020). Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu: Vol 4, No 4 (2020). DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460
Sum, T. A., & Taran, E. G. M. (2020). Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 543. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.287