ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 33 Mei 2025

 

Darth Vader: Lingkaran ini Telah Utuh

 Oleh:

Shanty Sudarji1 & Eko A Meinarno2

1Fakultas Psikologi, Universitas Bunda Mulia

2Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

 

Epilog

Episode VI: Return of The Jedi dari rangkaian cerita Star Wars mengisahkan Darth Vader (selanjutnya disebut Vader) dewasa yang memasuki usia lanjut. Dalam handepisode ini diceritakan perjuangan Princess Leia dalam peperangan melawan The Emperor. Selain itu, diceritakan tentang usaha Luke Skywalker dalam membantu ayahnya, yaitu Vader, untuk kembali dari sisi gelap tanpa jatuh ke dalam perangkap Darth Sidious yang menginginkan Luke Skywalker bergabung dengannya. Pada akhir cerita, Kaisar Palpatine (sebutan lainnya adalah Darth Sidious) bermaksud membunuh Luke Skywalker dengan force lightning, Vader yang tidak ingin melihat Luke Skywalker sekarat kemudian menyelamatkannya, Ia membunuh Kaisar Palpatine dengan cara menjatuhkannya ke dalam inti reaktor. Usaha Vader menyelamatkan Luke Skywalker berakibat dirinya mengalami luka parah yang berujung pada kematian. Sebelum ajal menjemput, Vader meminta Luke membuka topengnya dalam usaha rekonsiliasi terakhir kalinya. Film diakhiri dengan Luke Skywalker memakamkan Vader dalam tradisi pemakaman Jedi.

Tematik

Episode VI: Return of The Jedi merupakan episode terakhir dari rangkaian film Star Wars yang menceritakan tokoh Anakin Skywalker hingga kemudian menjadi Vader dan bagaimana pada akhir hidupnya kembali ke sisi baik Force. Vader memang menarik untuk dianalisis, dalam Episode VI ini terdapat beberapa tema yang dapat diulas seperti relasi ayah dan anak, konflik moral, dan juga persona dari Vader. Kehadiran Luke Skywalker yang kemudian diketahui oleh Vader merupakan anak kandungnya dengan Padme Amidala merupakan titik awal perubahan Vader dari figur otoriter yang sangat kuat dan tanpa belas kasih menjadi karakter yang memiliki keraguan akan pilihannya berpijak pada sisi gelap 

Relasi Ayah dan Anak

Melalui Force, Vader mengetahui bahwa Luke Skywalker adalah anak kandungnya. Setelahnya Vader mencari keberadaan Luke Skywalker, Ia ingin mengajak Luke Skywalker untuk bergabung dengannya di sisi gelap. Awalnya Vader melihat Luke Skywalker sebagai ancaman bagi Kaisar Palpatine namun pada akhir cerita Luke Skywalker menjadi sumber penebusannya untuk kembali ke sisi baik Force (Sansweet. Stephen J et al., 1998). Relasi ayah dan anak yang ditekankan di sini dapat dikaitkan dengan teori kelekatan (attachment) yang pertama kali dicetuskan oleh John Bowlby (Papalia & Martorell, 2024). Salah satu faktor yang memengaruhi kelekatan adalah adanya pengalaman masa lalu.

Anakin Skywalker pada masa lalu mengalami trauma kehilangan dua orang perempuan yang dicintainya, yaitu ibu kandungnya dan Padme Amidala. Trauma ini menjadi salah satu kontributor yang membentuk dirinya hingga menjadi Vader. Ketika Vader mencoba mengajak Luke Skywalker bergabung dengannya, hal ini merupakan suatu usaha untuk membangun relasi meskipun dilakukan dengan cara yang destruktif. Kelekatan ambivalen juga nampak dalam tematik ini, di mana pada satu sisi Vader ingin mempertahankan kekuasaannya dan tidak ingin kehilangan kekuatan yang diperoleh dari sisi gelap, namun di sisi lain Ia ingin membangun relasi dengan anaknya yaitu Luke Skywalker.

Konflik Moral Internal

Vader dalam Episode VI: Return of The Jedi berada dalam tahap integritas versus keputusasaan (integrity vs despair). Erikson mengemukakan bahwa tahap ini merupakan tahap paling akhir dari siklus hidup manusia, merupakan masa-masa seseorang merenungkan kembali hidup mereka dan menilai apakah hidupnya bermakna atau penuh dengan penyesalan (Feist et al., 2018; Papalia & Martorell, 2024). Vader diceritakan mengalami konflik moral internal hampir sepanjang hidupnya. Konflik ini tercermin dalam keputusasaan, kekecewaan, dan rasa bersalah (Cook Huffman, 2008; McHardy & Ratcliffe, 2019) (Cook-Huffman, 2008; McHardy & Ratcliffe, 2019) karena kehilangan Padme Amidala dan juga pengkhianatan terhadap Jedi. Ketika Vader memutuskan menyelamatkan Luke Skywalker dengan mengorbankan nyawanya dan membunuh Kaisar Palpatine, hal ini menjadi titik balik dalam tahap integritasnya. Tindakan tersebut terlihat sebagai bentuk rekonsiliasi dan penebusan diri dari rasa bersalah yang menghantui sepanjang hidupnya (Feist et al., 2018; Sansweet. Stephen J et al., 1998; Strand & Sturgis, 2023). Dengan cara ini Ia akhirnya menemukan makna hidupnya, pengorbanan yang dilakukannya dapat menyelamatkan Luke Skywalker sekaligus menghancurkan Kaisar Palpaltine dan seluruh sisi jahat yang selama ini menjadi ancaman terbesar bagi galaksi. Keputusan yang diambil oleh Vader untuk mengorbankan dirinya juga menggenapi ramalan tentang dirinya yang dipercaya dapat membawa perubahan besar bagi masa depan galaksi (Sansweet. Stephen J et al., 1998; Strand & Sturgis, 2023).

Persona

Darth Vader mengenakan topeng dan baju zirah berwarna hitam yang menyimbolkan bentuk fisik dari persona yang kuat, penuh kekuasaaan, dan tanpa emosi. Persona ini dibentuk oleh Kaisar Palpatine dalam usaha menyelamatkan Vader yang sekarat setelah berduel dengan Obi-Wan Kenobi (Sansweet. Stephen J et al., 1998). Persona merupakan suatu konsep yang dicetuskan oleh Carl Gustav Jung, yang menggambarkan topeng sosial yang dikenakan oleh individu untuk dapat berinteraksi dengan dunia luar dan memenuhi harapan masyarakat.

Persona merupakan versi diri seseorang yang tampak dari luar yang seringkali berbeda dengan versi sejati dalam dirinya (Feist et al., 2018; Mohyedin & N. H. M, 2021). Persona seringkali tampak sebagai bentuk mekanisme pertahanan; Anakin Skywalker menekan seluruh rasa sakit, kecewa, luka emosional, dan penyesalannya dengan tenggelam dalam persona Vader yang muncul sebagai sosok yang kuat, tak terkalahkan, penuh kekuasaaan, dan tanpa belas kasihan. Persona ini melindungi dirinya dari rasa bersalah dan kesedihan mendalam akan masa lalunya, mengubur semua sisi baik yang sebenarnya masih Ia miliki (McHardy & Ratcliffe, 2019). Kehadiran Luke Skywalker perlahan mengikis persona Vader. Ketika Luke Skywalker mengatakan bahwa masih ada sisi baik dalam diri Vader, versi diri sejati Anakin Skywalker perlahan muncul kembali. Keputusannya menyelamatkan Luke Skywalker dan menghancurkan Kaisar Palpatine merupakan simbol runtuhnya persona dan pada akhirnya tercapai kemenangan diri sejati.

Penutup

Episode VI: Return of The Jedi dalam rangkaian film Star Wars sarat dengan kajian yang menarik untuk diulas. Vader sebagai salah satu tokoh utama yang memiliki jalan hidup yang penuh dengan dinamika menggambarkan keseluruhan tema sentral Star Wars mengenai harapan, cinta, pengampunan, dan penebusan sebagai suatu kekuatan yang lebih besar dan mengalahkan kebencian dan kekuasaan.

Daftar Pustaka

 Cook Huffman, C. (2008). The Role of Identity in Conflict (1st ed.). Routledge. https://doi.org/https://doi.org/10.4324/9780203893166-13

 Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T.-A. (2018). Theories of personality. McGraw-Hill Education.

 McHardy, J. P., & Ratcliffe, A. (2019). Identity conflict: a framework and empirical investigation. Research Papers in Economics.

 Mohyedin, Z., & N. H. M. (2021). The Human’s Complex. Patriots Publishing.

 Papalia, D., & Martorell, G. (2024). Experience Human Development (15th ed.). McGraw-Hill.

 Sansweet. Stephen J, Wallace, D., & Ling, J. (1998). Anakin Skywalker the Story of Darth Vader.

 Strand, E., & Sturgis, A. H. (2023). Star Wars. Vernon Art and Science Inc.