ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 27 Februari 2025
Kecemasan Sosial dan Parenting
Oleh:
Desy Chrisnatalia
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Kecemasan adalah masalah yang sering dihadapi oleh anak usia sekolah (Schniering, Hudson, & Rapee, 2000). Salah satu bentuk kecemasan adalah kecemasan sosial. Kecemasan sosial merujuk pada ketakutan atau kekhawatiran akan penilaian negatif selama interaksi sosial atau situasi sosial (Colonnesi et al., 2017). Anak-anak yang mengalami kecemasan sosial tidak selalu memiliki kekurangan dalam keterampilan sosial. Namun, mereka cenderung memandang diri mereka sebagai individu yang terlihat gugup dalam situasi sosial. Persepsi ini membuat mereka cenderung melihat diri mereka sebagai individu yang memiliki keterampilan sosial yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman sebaya (Cartwright-Hatton et al., 2005).
Ketika kecemasan sosial dirasakan secara terus-menerus dan berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi tersebut dapat dianggap memenuhi kriteria untuk gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder). Gangguan kecemasan sosial ditandai dengan ketakutan yang nyata dan terus-menerus terhadap situasi sosial yang dapat menimbulkan rasa malu, yang mengakibatkan gangguan substansial dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (American Psychiatric Association, 2013). Pada anak-anak dan remaja, kecemasan sosial dapat meliputi kesulitan berbicara di depan kelas, mengajukan pertanyaan kepada guru, tampil di depan orang lain, bertemu orang baru, berpartisipasi dalam percakapan, dan pergi ke pesta dan acara sosial bersama teman-teman (Spence & Rapee, 2016). Jika kecemasan sosial tidak ditangani dengan tepat, hal ini dapat menyebabkan gangguan yang signifikan di semua aspek kehidupan akademis, sosial, dan psikologis anak, yang dapat memengaruhi perkembangan mereka (Poole, et al., 2017). Oleh karena itu, mengidentifikasi penyebab kecemasan sosial penting dalam menentukan intervensi yang efektif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kaitan antara parenting (pengasuhan) dengan kecemasan sosial pada anak dan remaja. Aspek otonomi (autonomy) dan kontrol dalam parenting memiliki peran dalam kecemasan sosial pada anak dan remaja (misalnya, Gao, et al., 2022; Rork & Morris, 2009; Spokas & Heimberg, 2008; Bögels, et al., 2001; Rachmawati, 2015). Otonomi ditandai dengan pemberian kebebasan kepada anak untuk membuat pilihan sendiri dan mendorong anak untuk mengekspresikan pendapatnya secara bebas (Soenens, et al., 2007). Ketika anak merasakan dukungan otonomi yang tinggi, tingkat kecemasan sosial mereka cenderung rendah. Pada aspek kontrol, pola asuh yang terlalu overprotektif (dengan kontrol yang tinggi) dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial anak dan menumbuhkan pemikiran di dalam diri anak bahwa kinerjanya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pemikiran tersebut dapat membuat anak merasa tidak berdaya dan cemas, yang pada akhirnya bisa memicu munculnya tingkat kecemasan yang lebih tinggi dalam situasi sosial (Spokas & Heimberg, 2008). Sebaliknya, kurangnya kontrol dari orang tua, seperti yang terlihat pada gaya pengasuhan permisif, dapat menyebabkan tingkat kecemasan sosial yang lebih tinggi pada anak (Mishra & Kiran, 2018; Yousaf, 2015).
Aspek kehangatan (warmth) dalam pengasuhan dapat menurunkan tingkat kecemasan sosial pada anak, sedangkan aspek kontrol yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan sosial (Xu et al., 2017). Pentingnya keseimbangan antara kehangatan dan kontrol dalam praktik parenting menunjukkan bahwa authoritative parenting dapat menjadi salah satu alternatif yang efektif bagi orang tua dan dapat membantu menurunkan risiko anak mengalami tingkat kecemasan sosial yang tinggi. Authoritative parenting adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan keseimbangan antara kehangatan dan kontrol (Baumrind, 1966; Maccoby & Martin, 1983). Orang tua yang yang menerapkan authoritative parenting akan tampil sebagai figur otoritas yang cenderung hangat, terbuka, komunikatif, namun tetap menerapkan disiplin yang tegas dan berwibawa. Anak-anak yang dibesarkan dalam authoritative parenting cenderung memahami otoritas dan aturan yang ada, namun mereka juga merasa cukup aman secara emosional untuk dapat mencari dukungan dari pengasuh mereka (Kiefner-Burmeister & Hinman, 2020).
Gómez-Ortiz (2019) merekomendasikan pengembangan otonomi (autonomy) dalam praktik parenting sebagai salah satu cara yang dapat mencegah kecemasan sosial. Penerapan otonomi yang tepat dalam pengasuhan adalah mendorong anak membuat keputusan sendiri dan menumbuhkan kemandirian mereka. Hal tersebut dapat dikembangkan dengan membiarkan anak-anak membuat pilihan tentang kehidupan mereka sendiri, seperti kegiatan apa yang akan diikuti, dan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Orang tua dapat mendukung kemandirian anak dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengambil tanggung jawab yang sesuai dengan usia dan tingkat kedewasaan mereka. Selain itu, mengenali dan menghargai minat serta pendapat anak juga sangat penting, agar mereka merasa dihargai dan dapat membangun rasa percaya diri.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
Baumrind, D. (1966). Effects of authoritative parental control on child behavior. Child Development, 37(4), 887–907. https://doi.org/10.2307/1126611
Bögels, S. M., van Oosten, A., Muris, P., & Smulders, D. (2001). Familial correlates of social anxiety in children and adolescents. Behaviour research and therapy, 39(3), 273–287. https://doi.org/10.1016/s0005-7967(00)00005-x
Cartwright-Hatton, S., Tschernitz, N., & Gomersall, H. (2005). Social anxiety in children: social skills deficit, or cognitive distortion?. Behaviour research and therapy, 43(1), 131–141. https://doi.org/10.1016/j.brat.2003.12.003
Colonnesi, C., Nikolić, M., de Vente, W., & Bögels, S. M. (2017). Social anxiety symptoms in young children: Investigating the interplay of theory of mind and expressions of shyness. Journal of Abnormal Child Psychology, 45(5), 997–1011. https://doi.org/10.1007/s10802-016-0206-0
Gao, D., Liu, J., Xu, L., Mesman, J., & van Geel, M. (2022). Early Adolescent Social Anxiety: Differential Associations for Fathers' and Mothers' Psychologically Controlling and Autonomy-Supportive Parenting. Journal of youth and adolescence, 51(9), 1858–1871. https://doi.org/10.1007/s10964-022-01636-y
Kiefner-Burmeister, A., & Hinman, N. (2020). The Role of General Parenting Style in Child Diet and Obesity Risk. Current nutrition reports, 9(1), 14–30. https://doi.org/10.1007/s13668-020-00301-9
Maccoby, E. E., & Martin, J. A. (1983). Socialization in the Context of the Family: Parent-Child Interaction. In P. H. Mussen, & E. M. Hetherington (Eds.), Handbook of Child Psychology: Vol. 4. Socialization, Personality, and Social Development (pp. 1-101). New York: Wiley.83.
Mishra, Pinki and Kiran,U.V. (2018). Parenting style and social anxiety among adolescents. Internat. J. Appl. Home Sci., 5 (1) : 117-123.
Gómez-Ortiz, O., Romera, E. M., Jiménez-Castillejo, R., Ortega-Ruiz, R., & García-López, L. J. (2019). Parenting practices and adolescent social anxiety: A direct or indirect relationship?. International journal of clinical and health psychology : IJCHP, 19(2), 124–133. https://doi.org/10.1016/j.ijchp.2019.04.001
Poole, K. L., Van Lieshout, R. J., McHolm, A. E., Cunningham, C. E., & Schmidt, L. A. (2018). Trajectories of Social Anxiety in Children: Influence of Child Cortisol Reactivity and Parental Social Anxiety. Journal of abnormal child psychology, 46(6), 1309–1319. https://doi.org/10.1007/s10802-017-0385-3
Rachmawaty, Fitria (2015) Peran pola asuh orang tua terhadap kecemasan sosial pada remaja. Jurnal Psikologi Tabularasa, 10 (1). pp. 31-42. ISSN E-ISSN : 2541-013X
Rork, K. E., & Morris, T. L. (2009). Influence of parenting factors on childhood social anxiety: Direct observation of parental warmth and control. Child & Family Behavior Therapy, 31(3), 220–235. https://doi.org/10.1080/07317100903099274
Schniering, C.A., Hudson, J.L., & Rapee, R.M. (2000). Issues in the diagnosis and assessment of anxiety disorders in children and adolescents. Clinical Psychology
Review, 20, 453–478.
Spence, S. H., & Rapee, R. M. (2016). The etiology of social anxiety disorder: An evidence-based model. Behaviour research and therapy, 86, 50–67. https://doi.org/10.1016/j.brat.2016.06.007
Spokas, M., & Heimberg, R. G. (2009). Overprotective parenting, social anxiety, and external locus of control: Cross-sectional and longitudinal relationships. Cognitive Therapy and Research, 33(6), 543–551. https://doi.org/10.1007/s10608-008-9227-5
Soenens, B., Vansteenkiste, M., Lens, W., Luyckx, K., Beyers, W.,Goossens, L., & Ryan, R. M. (2007). Conceptualizing parental autonomy support: Adolescent perceptions of promoting independence versus promoting volitional functioning. Developmental Psychology, 43(3), 633–646. https://doi.org/10.1037/0012-1649.43.3.633
Xu, J., Ni, S., Ran, M., & Zhang, C. (2017). The Relationship between Parenting Styles and Adolescents' Social Anxiety in Migrant Families: A Study in Guangdong, China. Frontiers in psychology, 8, 626. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00626
Yousaf, S. (2015). The Relation between Self-Esteem, Parenting Style and Social Anxiety in Girls. Journal of Education and Practice, 6, 140-142.