ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 20 Oktober 2024
Orang Tua Bisa Bikin Anak Stres?
Strategi Efektif Manajemen Stres pada Anak
Oleh :
Martina Dyah Ayuningtyas, Gloria Wilhelmina Manuhutu
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Masa anak-anak merupakan masa yang menyenangkan, di mana anak dapat bermain sekaligus belajar dengan lingkungan sekitarnya. Pada anak usia 5-11 tahun, mereka mulai terlibat dalam kegiatan sekolah, menjelajahi dunia di luar rumah, serta membangun hubungan sosial dengan teman sebayanya. Meskipun masa anak-anak sering dianggap sebagai masa bermain dan penuh keceriaan, anak pada usia ini juga berisiko mengalami stres. Sayangnya, anak-anak pada rentang usia ini mungkin belum sepenuhnya mampu mengungkapkan perasaan mereka, sehingga stres yang mereka alami sering kali tidak disadari oleh orang dewasa di sekitarnya. Apa itu stres? Mari kita bahas bersama.
Menurut KBBI, stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Menurut Santrock (2003) Stres diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap situasi atau kejadian yang menimbulkan stres yang mengancam dan mengganggu kemampuan mereka untuk mengendalikannya. Anak-anak yang mengalami stres dapat menunjukkan beberapa gejala umum, seperti gemetar, napas yang lebih cepat dan lebih dalam dari biasanya, muntah dan serangan asma. Selain itu, gejala lain yang dapat ditemukan yaitu nafsu makan berlebihan atau berkurang, kesulitan tidur, mengisolasi diri, mengabaikan tanggung jawab, kebiasaan gugup, menggertakkan gigi, terlibat dalam aktivitas fisik yang berlebihan, mudah kehilangan kesabaran, dan menanggapi masalah kecil secara berlebihan.
Dari definisi di atas, kira-kira apa yang menjadi penyebab stres pada anak? Muniroh (2024) menjelaskan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat berasal dari lingkungan keluarga, terutama orang tua. Pola asuh orang tua sangat berperan dalam membentuk perkembangan emosi anak. Ada orang tua yang suka menuntut anaknya untuk berprestasi, atau membantu pekerjaan rumah tangga. Terkadang, orang tua juga menuntut anak mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan usia mereka, seperti menjaga adik atau bekerja di luar waktu bermain mereka. Selain itu, pola asuh yang keras seperti disiplin yang berlebihan atau sering memberikan hukuman fisik dan verbal dapat membuat anak tertekan dan stres yang berkepanjangan karena takut dengan hukuman atau konsekuensi yang diberikan oleh orang tua mereka. Terakhir, kurangnya dukungan emosional dari orang tua. Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dari orang tuanya agar merasa aman dan dicintai. Jika orang tua tidak memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan yang cukup, anak bisa merasa diabaikan atau tidak dihargai, sehingga bisa berujung pada stres.
Anak-anak yang mengalami stres bila tidak mendapat penanganan dapat menyebabkan anak menjadi trauma hingga gangguan kesehatan mental seperti depresi. Kesehatan mental anak yang buruk akan mempengaruhi kesehatan fisik di waktu mendatang. Oleh karena itu, diperlukan strategi manajemen stres yang efektif bagi anak-anak. Apa itu manajemen stres? Manajemen stres merupakan rangkaian teknik serta strategi yang digunakan untuk mengurangi efek negatif dari stres yang muncul (Adiyono, 2020). Strategi ini tidak dapat lepas dari peran orang tua. Orang tua bisa menjadi penyebab dari stres dan dimulai dari orang tua juga anak dapat ditolong. Terapi keluarga menjadi strategi pertama yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah stres orang tua dan anak. Terapi keluarga dapat meningkatkan komunikasi, memperkuat ikatan emosional, dan mengubah pola interaksi yang dapat menimbulkan stres pada anak.
Strategi selanjutnya adalah pemberian dukungan sosial dan emosional. Anak-anak yang menerima dukungan emosional dari orang tua atau anggota keluarga lainnya cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Dukungan ini dapat berupa waktu berkualitas dengan orang tua, perhatian penuh terhadap masalah anak, dan komunikasi yang terbuka. Pendekatan ini membantu memperbaiki hubungan keluarga, memperkuat hubungan keluarga dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk anak. Tak hanya dukungan emosional, pemberian pendidikan emosional menjadi salah satu strategi penting dalam manajemen stres anak. Pendidikan emosional mengajari anak-anak mengenali emosi mereka dan cara mengatasinya. Hal tersebut bisa dilakukan melalui diskusi, cerita, atau kegiatan lainnya yang membantu anak memahami perasaan mereka.
Stres pada anak-anak merupakan fenomena yang semakin umum terjadi, terutama akibat tekanan dari orang tua. Pemahaman yang tepat mengenai stres yang dialami anak dan identifikasi terhadap gejalanya sangat penting untuk mencegah perkembangan stres agar tidak menjadi masalah yang lebih serius, seperti depresi. Strategi manajemen stres yang efektif dapat membantu anak-anak mengembangkan ketahanan emosional. Dengan demikian, orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam membantu anak-anak menghadapi tantangan, serta membantu mereka tumbuh dengan sehat dan bahagia.
Referensi :
Adiyono, A. (2020). Manajemen stres. Cross-border, 3(1), 255-265.
Arti kata stres - Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). KBBI. Retrieved August 10, 2024, from https://kbbi.web.id/stres
Cahyono, B. D., Handayani, D., & Zuhroidah, I. (2019). Hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja. Jurnal Citra Keperawatan, 7(2), 64-71.
Manurung, V., Christianto, C., & Citrayani, R. (2023). Tingkat stres pada anak dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19. Media Bina Ilmiah, 17(10), 2485-2494.
Muniroh, Z. Z., & Siregar, M. F. Z. (2024). Pentingnya faktor pola asuh orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak. Social, Educational, Learning and Language (SELL), 2(1), 105-122.
Nasriati, R. (2020). Tingkat stres dan perilaku manajemen stres keluarga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 8(1), 1-8.
Rahmawati, I. M. H., & Rosyidah, I. (2020). Modul terapi family psychoeducation (FPE) untuk keluarga: Mengatasi masalah-masalah psikologis keluarga. Media Nusa Creative.
Rosidah, N. S. (2021). Strategi management stress orangtua selama mendampingi anak dalam pembelajaran jarak jauh. Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura, 1(1), 1-9.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: perkembangan remaja. Erlangga.
Sari, P. P., Rahman, T., & Mulyadi, S. (2020). Pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosional anak usia dini. Jurnal Paud Agapedia, 4(1), 157-170