ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 19 Oktober 2024
Program Seni untuk Lansia:
Meningkatkan Kesejahteraan dan Mengubah Pandangan Mahasiswa
Oleh:
Bernadette Alden1,2, Christiany Suwartono1,2, dan Kevin Kristian3
1Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
2Center for the Study of Sustainable Community, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
3Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
ScrippsOMA (Opening Minds through Art) merupakan program pelatihan bidang seni yang khusus dirancang untuk orang dengan demensia (ODD) namun bisa digunakan juga untuk lansia secara umum. Pembentukan OMA dilatarbelakangi dari stigma masyarakat pada lansia yang berdampak pada aktivitas keseharian mereka. Aktivitas yang diberikan untuk lansia dalam bidang seni kerap melibatkan kegiatan yang terlalu sederhana (e.g., mewarnai gambar yang sudah dicetak), sehingga lansia tidak diberikan kebebasan untuk berkreasi dan menumbuhkan jiwa senimannya. Misi dari program OMA adalah menjembatani batasan usia dan kemampuan kognitif melalui seni, lansia didukung menjadi pribadi yang dihargai dan mampu mengekspresikan dirinya sendiri (Florence, Deviarini, & Suwartono, 2023; Suwartono & Lokon, 2023).
Program OMA didirikan oleh Dr. Elizabeth “Like” Lokon, MSG, Ph. D. pada tahun 2005 di Scripps Gerontology Center, Miami University, Ohio. Pada tahun 2023, program OMA diadaptasikan ke Indonesia di bawah naungan Fulbright Scholarship dan diakomodasi oleh Center for the Study of Sustainable Community (Suwartono & Lokon, 2023). Program OMA hingga saat ini dikolaborasikan dalam pembelajaran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya dalam rangka membangun persahabatan lintas generasi dan pandangan positif antara generasi muda dengan lansia. Para mahasiswa yang mengikuti program OMA diharapkan memperoleh perilaku yang menghargai seluruh lapisan usia, terutama lansia.
Program ScrippsOMA diaplikasikan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (n = 26; Juli – Agustus 2023) dan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (n = 9; Mei-Juni 2024) dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pada lansia sekaligus mempengaruhi persepsi positif mahasiswa terhadap lansia. Mahasiswa terdiri dari 68.57% perempuan dan berusia 20-21 tahun (M = 20.6, SD = 0.5). Tingkat persepsi positif mahasiswa terhadap lansia diukur menggunakan Allophilia Scale (Alfieri & Marta, 2011; Pittinsky, Rosenthal, & Montoya, 2011) saat sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan OMA. Allophilia merupakan kata yang diambil dari bahasa Yunani dengan arti “menyukai orang lain” atau “menyayangi orang lain”, yang menjadikan definisi allophilia sebagai perasaan kasih sayang, kekerabatan, keterlibatan, kenyamanan, dan antusiasme seseorang terhadap anggota kelompok yang dianggap “berbeda” dan “lain” (Pittinsky, 2009; Lokon, Li, & Kunkel, 2020). Dalam konteks ini, pengukuran melibatkan tingkat persepsi positif mahasiswa pada kelompok lansia yang memiliki perbedaan usia yang besar.
Hasil rerata pre-test mahasiswa Kedokteran (M = 76.42, SD = 12.46) dan Psikologi (M = 69.00, SD = 15.59) dibandingkan rerata post-test mahasiswa Kedokteran (M = 77.92, SD = 13.15) dan Psikologi (M = 80.00, SD = 11.50) menunjukkan terdapat peningkatan allophilia. Secara keseluruhan, Hasil rerata pre-test mahasiswa 74.51 (SD = 13.50) dibandingkan rerata post-test mahasiswa 78.46 (SD = 12.61) dengan hasil uji statistik untuk semua mahasiswa, menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu t(34) = 2.08, p < .05, Cohen's d = .35. Secara umum, baik mahasiswa Kedokteran maupun Psikologi mengalami peningkatan allophilia.
Selain itu, hasil pre-post menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran mengalami perubahan positif yang diamati pada 54% peserta. Mahasiswa psikologi juga menunjukkan peningkatan, meskipun data menunjukkan ukuran sampel yang lebih kecil; mahasiswa psikologi mengalami perubahan positif yang diamati pada 78% peserta. Hal ini menunjukkan bahwa program OMA secara efektif dapat meningkatkan sikap mahasiswa pada lansia. Program OMA telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan persepsi mahasiswa terhadap lansia, khususnya mahasiswa kedokteran dan psikologi. Oleh karena itu, program ini dapat diperluas agar lebih banyak mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, seperti keperawatan, fisioterapi, atau bahkan seni, ikut berpartisipasi. Hal ini dapat memperkaya pengalaman interaksi lintas generasi dan menciptakan pemahaman yang lebih holistik terhadap lansia dan ODD (Orang dengan Demensia). Selain itu, meski program OMA telah memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan allophilia, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memaksimalkan efektivitas program ini. Selain itu, pengembangan variasi program seni lain yang bisa diintegrasikan dalam OMA dapat diuji untuk melihat dampak yang lebih besar pada kesejahteraan lansia dan persepsi mahasiswa.
Referensi:
Alfieri, S., & Marta, E. (2011). Positive Attitudes Toward The Outgroup: Adaptation and Validtation of The Allophilia Scale. TPM, 18(2), 99-116. https://www.tpmap.org/wp-content/uploads/2014/11/18.2.3.pdf
Florence, N., Deviarini, A. P., & Suwartono, C. (2023, Oktober 5). Taklukkan Stigma: Program OMA Membawa Perubahan Sikap Positif Terhadap Orang dengan Demensia. Buletin KPIN. https://buletin.k-pin.org/index.php/daftar-artikel/1385-taklukkan-stigma-program-oma-membawa-perubahan-sikap-positif-terhadap-orang-dengan-demensia
Lokon, E., Li, Y., & Kunkel, S. (2020). Allophilia: Increasing college students’“liking” of older adults with dementia through arts-based intergenerational experiences. Gerontology & geriatrics education, 41(4), 494-507.
Suwartono, C., & Lokon, E. (2023, Juni 5). Fulbright Brings ScrippsOMA to Indonesia. Buletin KPIN. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1304-fulbright-brings-scrippsoma-to-indonesia
Pittinsky, T. L., Rosenthal, S. A., & Montoya R. M. (2011). Measuring positive attitudes toward outgroups:Development and validation of the Allophilia Scale. In L. Tropp & R. Mallett (Eds.), Beyond prejudice reduction: Pathways to positive intergroup relations (pp.41-60). Washington, DC: American Psychological Association.
Pittinsky, T. L. (2009). Allophilia: Moving beyond Tolerance in the Classroom. Childhood Education, 85(4), 212–215. https://doi.org/10.1080/00094056.2009.10523083