ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 19 Oktober 2024
Passion Bekerja: Apakah Passion Benar-benar Dibutuhkan untuk Sukses?
Oleh:
Chandra Yudistira Purnama
Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani
Dalam dunia kerja yang kompetitif saat ini, sering kali kita mendengar ungkapan "ikuti passion-mu" sebagai nasihat terbaik untuk mencapai kesuksesan. Passion bekerja sering kali dianggap sebagai bahan bakar utama yang mendorong seseorang menuju kesuksesan (Gómez-Salgado et al., 2019; Pollack et al., 2020). Banyak tokoh inspiratif, motivator, dan konsultan karir mengemukakan bahwa tanpa passion, sulit bagi seseorang untuk mencapai puncak karier atau kesuksesan. Ada anggapan bahwa memiliki passion yang kuat dapat membawa kesuksesan, karena orang yang mencintai apa yang mereka lakukan cenderung bekerja lebih semangat, lebih bekerja keras dan lebih tahan terhadap stress yang ditimbulkan oleh pekerjaan (Pollack et al., 2020; Wang et al., 2022). Pada kenyataannya tidak semudah dan sesederhana itu. Passion terhadap suatu pekerjaan memang bisa memberikan motivasi tambahan, tetapi apakah passion adalah satu-satunya kunci untuk sukses?, atau apakah ada faktor lain yang tak kalah penting dalam perjalanan mencapai kesuksesan?. Melalui tulisan ini, penulis ingin berbagi mengenai sejauh mana passion bekerja benar-benar diperlukan dan apakah ada faktor lain yang bisa mendukung kesuksesan seseorang di dunia kerja.
Apa Itu Passion Bekerja?
Passion bekerja adalah suatu perasaan cinta, semangat, dan motivasi yang sangat kuat terhadap pekerjaan yang dilakukan (Cabrita & Duarte, 2023). Seseorang yang memiliki passion terhadap suatu pekerjaan cenderung lebih termotivasi, merasa senang dengan tantangan, bersemangat untuk berkembang, dan kadang bisa lupa waktu saat melakukan aktivititas atau pekerjaannya tersebut. Menurut hasil studi, passion dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja, terutama ketika pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan minat pribadi (Gómez-Salgado et al., 2019; Pollack et al., 2020; Pradhan et al., 2017; Wang et al., 2022). Ketika seseorang bekerja karena passionnya, mereka merasa berenergi dan termotivasi bukan hanya oleh imbalan eksternal seperti uang, tetapi juga oleh pekerjaan itu sendiri. Mereka sangat menikmati apa yang mereka lakukan, mencari pengembangan pribadi, dan sering kali melampaui apa yang diharapkan untuk mencapai kesempurnaan.
Passion Tidak Selalu Ada di Awal
Banyak orang merasa terjebak karena tidak menemukan passion mereka sejak awal karier. Faktanya, passion seringkali tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk seiring waktu. Pada awalnya, seseorang mungkin memilih pekerjaan karena kebutuhan ekonomi, kesempatan yang tersedia, daripada jadi pengangguran atau bahkan karena keterbatasan pilihan. Namun, seiring berjalannya waktu, passion dalam bekerja dapat berkembang melalui proses yang lebih kompleks dan mendalam.
Banyak profesional sukses pada awalnya tidak memiliki passion khusus terhadap bidang mereka. Seiring dengan pengalaman dan pencapaian, mereka mulai mencintai apa yang mereka lakukan. Ini menunjukkan bahwa passion bisa tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain, butuh proses untuk bisa mencintai sebuah pekerjaan. Terkadang, passion muncul setelah melihat bagaimana pekerjaan memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain atau memberikan hasil yang memuaskan.
Dengan demikian, passion dalam bekerja tidak selalu hadir dari awal, tetapi sering kali muncul dan berkembang seiring dengan perjalanan karier, pengalaman, dan interaksi dengan lingkungan kerja. Ini adalah proses yang berkelanjutan, yang membutuhkan waktu, refleksi diri, dan keterbukaan terhadap perubahan dan pertumbuhan pribadi. Passion yang tumbuh secara perlahan ini sering kali lebih kuat dan lebih bertahan lama, karena didasarkan pada pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan pekerjaan yang dijalani.
Faktor Lain yang Mendukung Kesuksesan
Selain passion, ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kesuksesan di dunia kerja. Disiplin, ketekunan, jaringan profesional, dan manajemen waktu adalah beberapa faktor penting untuk meraih kesuksesan (Maharani et al., 2023) yang kerap kali diabaikan. Dalam beberapa literatur ditemukan bahwa keberhasilan di tempat kerja lebih sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan mengelola tekanan, bukan hanya berdasarkan passion semata.
Terdapat beberapa faktor selain passion yang memainkan peran penting dalam mencapai kesuksesan. Faktor-faktor ini mungkin bahkan lebih menentukan dalam banyak situasi, terutama ketika passion tidak ada atau tidak dapat diandalkan sebagai sumber motivasi. Berikut adalah beberapa faktor yang memiliki peranan kuat selain passion untuk meraih kesuksesan dalam berkarir.
1. Ketekunan
Ketekunan, atau grit, adalah kemampuan untuk terus berjuang dan bertahan meskipun menghadapi kesulitan. Ketekunan atau grit adalah prediktor kesuksesan yang lebih kuat dibandingkan IQ atau bakat alami (Eskreis-Winkler et al., 2014). Seseorang dengan grit akan terus bekerja keras dan tidak mudah menyerah, bahkan ketika passion mulai memudar atau ketika mereka tidak merasakan passion sama sekali.
2. Adaptabilitas
Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja atau tuntutan baru juga merupakan faktor penting dalam meraih kesuksesan. Adaptabilitas memungkinkan seseorang untuk tetap relevan dan produktif dalam menghadapi tantangan dan perubahan yang tidak terduga (Agustin et al., 2023). Misalnya, selama pandemi COVID-19, banyak pekerja yang harus beradaptasi dengan model kerja jarak jauh dan mempelajari keterampilan baru untuk tetap kompetitif.
3. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional, atau kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, baik milik sendiri maupun orang lain, telah terbukti menjadi faktor penting dalam kesuksesan di tempat kerja. Individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih mampu berinteraksi dengan baik dengan rekan kerja, mengatasi konflik, dan memimpin tim secara efektif. Kecerdasan emosional membantu seseorang untuk berfungsi dengan baik dalam lingkungan kerja yang dinamis dan penuh tekanan (Birt, 2024) .
4. Jaringan dan Hubungan
Membangun jaringan yang kuat dan menjaga hubungan baik dengan kolega, mentor, dan profesional lainnya juga merupakan faktor penting untuk kesuksesan karir (Mansyur & Hidayat, 2020). Jaringan yang baik dapat membuka pintu kesempatan, menyediakan dukungan, dan memberikan wawasan yang berharga. Orang yang aktif dalam networking sering kali memiliki akses ke peluang yang mungkin tidak tersedia bagi mereka yang bekerja sendiri.
5. Komitmen dan Disiplin
Komitmen terhadap pekerjaan dan disiplin dalam menjalankan tugas-tugas harian adalah dasar dari produktivitas dan keberhasilan jangka panjang (Zainal, 2017). Orang yang berkomitmen terhadap pekerjaan mereka, meskipun tidak memiliki passion yang mendalam, cenderung tetap mencapai hasil yang signifikan karena mereka konsisten dan disiplin dalam pendekatan mereka.
Bagaimana Menemukan Passion Anda?
Menemukan passion bekerja bisa menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang, terutama karena passion tidak selalu muncul dengan jelas sejak awal karier. Jika passion tidak muncul begitu saja dan tidak selalu sejak awal, lalu bagaimana cara menemukannya?. Salah satu strategi adalah mencoba berbagai hal baru dan menghayatinya secara mendalam. Mencoba berbagai proyek atau peran dalam pekerjaan dapat membantu kita menemukan aspek mana dari pekerjaan yang benar-benar dinikmati dan memberikan kepuasan tersendiri. Tidak ada jalur pasti menuju passion, dan sering kali, passion ditemukan setelah seseorang telah melewati berbagai pengalaman, baik sukses maupun gagal. Proses ini sering kali bersifat dinamis, dan membutuhkan eksplorasi serta pemahaman diri yang mendalam.
Berikut beberapa tips berbasis psikologi yang dapat membantu kita menemukan passion dalam bekerja:
1. Eksplorasi Diri Sendiri
Passion sering kali tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses eksplorasi. Cobalah untuk merenungkan hal-hal apa saja yang membuat Anda merasa puas, senang, atau bersemangat saat melakukannya. Aktivitas ini bisa dimulai dengan mencoba berbagai proyek atau bidang pekerjaan yang berbeda. Dalam psikologi, pendekatan ini dikenal sebagai eksplorasi identitas, di mana individu terus-menerus mencari pengalaman baru untuk memahami apa yang benar-benar menarik dan memberikan kepuasan tersendiri. Dengan mencoba banyak hal, Anda bisa menemukan pola minat dan kecenderungan yang sebelumnya mungkin tidak Anda sadari.
2. Perhatikan Aktivitas yang Membuat Anda “Lupa Waktu”
Salah satu tanda bahwa Anda mungkin menemukan passion adalah ketika Anda merasa sangat asyik dalam melakukan sesuatu hingga lupa waktu. Dalam psikologi, fenomena ini disebut flow. Flow adalah keadaan mental di mana seseorang tenggelam dalam aktivitas yang mereka nikmati dan merasa termotivasi secara intrinsik. Jika Anda sering merasakan flow saat melakukan pekerjaan tertentu, ini bisa menjadi pertanda bahwa Anda sedang berada di jalur yang tepat.
3. Gunakan Kekuatan Positif dari Umpan Balik.
Passion sering kali diperkuat oleh pengalaman positif dan umpan balik yang mendukung. Dalam pendekatan self-determination theory, kompetensi adalah salah satu pilar utama untuk menemukan passion. Ketika Anda merasa bahwa keterampilan Anda berkembang dan mendapatkan pengakuan dari rekan kerja atau atasan, motivasi untuk terus memperdalam bidang tersebut biasanya akan meningkat. Jangan ragu untuk meminta umpan balik dari orang lain untuk mengetahui kekuatan dan area yang bisa Anda kembangkan lebih lanjut.
4. Fokus pada Nilai dan Tujuan yang Lebih Besar.
Passion sering muncul ketika pekerjaan Anda selaras dengan nilai-nilai pribadi dan tujuan hidup yang lebih besar. Menemukan makna dalam pekerjaan, seperti merasa bahwa pekerjaan Anda memberikan dampak positif bagi orang lain, dapat memicu passion yang mendalam. Victor Frankl, seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan logoterapi, menekankan pentingnya menemukan makna dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam bekerja. Jika Anda merasa pekerjaan Anda membantu orang lain atau memberikan kontribusi kepada masyarakat, Anda mungkin lebih termotivasi dan bersemangat.
5. Belajar dari Kegagalan
Salah satu aspek penting dalam menemukan passion adalah kemampuan untuk belajar dari kegagalan. Kegagalan tidak harus menjadi hambatan, tetapi dapat menjadi bagian penting dari proses belajar. Carol Dweck, seorang psikolog terkenal dengan teorinya tentang growth mindset, menyatakan bahwa mereka yang memiliki mindset berkembang cenderung lebih tahan terhadap kegagalan dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan menerapkan growth mindset, Anda bisa lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru, meski berisiko gagal, dan menemukan apa yang benar-benar Anda nikmati dalam prosesnya.
6. Kenali Kebutuhan Autonomi.
Passion bekerja biasanya muncul ketika seseorang merasa memiliki otonomi atau kendali atas pekerjaan mereka. Ketika Anda merasa bebas dalam mengambil keputusan dan memilih cara kerja Anda sendiri, ini bisa menjadi pemicu motivasi yang kuat. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki otonomi lebih cenderung memiliki passion yang berkelanjutan dalam pekerjaan mereka. Cobalah mencari pekerjaan atau lingkungan kerja yang memberikan kebebasan untuk mengekspresikan kreativitas dan ide-ide Anda.
7. Bersikap Sabar dan Terbuka.
Passion sering kali membutuhkan waktu untuk ditemukan. Beri diri Anda ruang untuk bereksperimen tanpa tekanan untuk langsung menemukan apa yang Anda cintai. Dalam beberapa kasus, passion mungkin muncul secara bertahap seiring dengan pengalaman dan pembelajaran. Psikolog Angela Duckworth dalam bukunya Grit menekankan pentingnya kegigihan dan kesabaran dalam menemukan passion. Anda mungkin tidak akan langsung merasa terhubung dengan pekerjaan Anda, tetapi dengan kegigihan, passion dapat berkembang dari waktu ke waktu.
Referensi:
Agustin, C. S., Sari, T. D. V., Aisyah, P., & Anshori, M. I. (2023). Pengembangan Keterampilan Adaptabilitas Karyawan. Jurnal Nuansa: Publikasi Ilmu Manajemen dan Ekonomi Syariah, 1(4), 119–140. https://doi.org/10.61132/nuansa.v1i4.363
Birt, J. (2024, August 16). The Importance of Emotional Intelligence in the Workplace. Www.Indeed.Com. https://www.indeed.com/career-advice/career-development/emotional-intelligence-importance#:~:text=Emotional%20intelligence%20is%20the%20ability,promoting%20a%20positive%20work%20environment%20.
Cabrita, C., & Duarte, A. P. (2023). Passionately demanding: Work passion’s role in the relationship between work demands and affective well-being at work. Frontiers in Psychology, 14. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1053455
Eskreis-Winkler, L., Shulman, E. P., Beal, S. A., & Duckworth, A. L. (2014). The grit effect: Predicting retention in the military, the workplace, school and marriage. Frontiers in Psychology, 5(FEB). https://doi.org/10.3389/fpsyg.2014.00036
Gómez-Salgado, J., Navarro-Abal, Y., López-López, M. J., Romero-Martín, M., & Climent-Rodríguez, J. A. (2019). Engagement, passion and meaning of work as modulating variables in nursing: A theoretical analysis. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(1). https://doi.org/10.3390/ijerph16010108
Maharani, I., Santoso, G., & Parlindungan, D. (2023). Implemetasi karakter Ketekunan dalam Dinamika Modernitas di FIP UMJ. Jurnal Pendidikan Transformatif (JPT), 02(05), 352–374.
Mansyur, A. I., & Hidayat, D. R. (2020). Analisis Kebutuhan Wanita Karir Di Bidang Pendidikan Era Millenial. In Jurnal Psikologi Konseling (Vol. 17, Issue 2).
Pollack, J. M., Ho, V. T., O’Boyle, E. H., & Kirkman, B. L. (2020). Passion at work: A meta-analysis of individual work outcomes. Journal of Organizational Behavior, 41(4), 311–331. https://doi.org/10.1002/job.2434
Pradhan, R. K., Panda, P., & Jena, L. K. (2017). Purpose, Passion, and Performance at the Workplace: Exploring the Nature, Structure, and Relationship. Psychologist-Manager Journal, 20(4), 222–245. https://doi.org/10.1037/mgr0000059
Wang, K., Bailey, E. R., & Jachimowicz, J. M. (2022). The Passionate Pygmalion Effect: Passionate employees attain better outcomes in part because of more preferential treatment by others. Journal of Experimental Social Psychology, 101, 104345. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jesp.2022.104345
Zainal, H. (2017). Influence of Work Motivation and Discipline on Work Productivity. Advance in Social Science, Education and Humanities Research, 149, 25–27