ISSN 2477-1686

 

Vol. 10 No. 05  Maret 2024

 

  Self-Compassion untuk Mengatasi Employment Insecurity pada Emerging Adults

Oleh:

Shalvyne Regina Vanessa, Flaviana Rinta Ferdian

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

     Seusai lulus dari dunia perkuliahan, para mahasiswa dituntut untuk memperoleh pekerjaan. Menurut Hulukati dan Djibran (2018), mahasiswa memiliki rentang usia 18 hingga 25 tahun. Berdasarkan rentang usia tersebut, mahasiswa tergolong sebagai emerging adults (Santrock, 2010). Pada fase emerging adulthood, individu memiliki beberapa fitur utama seperti, eksplorasi identitas diri, ketidakstabilan dalam berbagai area, pemfokusan diri, merasa berada di antara usia remaja dan dewasa, serta memiliki kemungkinan untuk mentransformasi hidup (Santrock, 2010). Satu fitur utama dari emerging adults yang akan difokuskan dalam artikel ini adalah ketidakstabilan dalam area pekerjaan (Santrock, 2010). Kestabilan pada area ini mencapai puncaknya di usia emerging adulthood. Ketidakstabilan yang dialami emerging adults pada area pekerjaan dapat memicu adanya employment insecurity.

Employment insecurity memiliki arti yaitu ketidakpastian dari keberlanjutan pekerjaan (Spurk et al., 2022). Employment insecurity dapat disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab pertama adalah transisi dari dunia perkuliahan ke dunia kerja. Pada masa transisi, emerging adults mengalami ketidakpastian untuk memperoleh pekerjaan yang stabil dengan jangka kontrak yang lama (Klug et al., 2019). Kedua, adanya ketidakpastian terkait perekonomian dan pekerjaan yang tidak tetap. Hal ini terjadi karena adanya kontrak yang cenderung fleksibel atau memiliki jangka waktu yang pendek (Rouvroye et al., 2023). Ketiga, rendahnya keamanan pekerjaan. Rendahnya keamanan pekerjaan dapat menimbulkan kekhawatiran pada emerging adults, khususnya saat mereka dihadapkan dengan keadaan ekonomi dan pekerjaan yang kurang meyakinkan.

Employment insecurity, tentunya dapat memberikan berbagai dampak negatif seperti, penurunan kesehatan mental maupun kepuasan hidup (Klug et al., 2019), penundaan komitmen jangka panjang seperti menikah dan memiliki keturunan (Rouvroye et al., 2023), dan kesulitan dalam mengambil keputusan mengenai karir. Kesulitan ini dialami karena para emerging adults khawatir akan masa depan dari keputusan terkait karir yang akan diambil (Rouvroye & Liefbroer, 2023). Untuk mengatasi employment insecurity, dapat dikembangkan self-compassion dari para emerging adults. Self-compassion merupakan strategi pengelolaan emosi yang dilakukan dengan cara menerima keadaan yang sedang dialami, bersikap peduli terhadap diri sendiri, tidak menghakimi kekurangan maupun kegagalan, serta memahami bahwa dua hal tersebut lumrah terjadi dalam kehidupan manusia (Neff, 2003). Self-compassion berguna bagi para emerging adults karena self-compassion dapat membantu mereka untuk menurunkan emosi negatif yang tentunya juga menurunkan kejadian-kejadian negatif (Dreisoerner et al., 2023).

Untuk mengembangkan self-compassion, terdapat tiga hal yang dapat dilakukan emerging adults. Pertama, emerging adults dapat bersikap peduli kepada dirinya sendiri dan memahami keadaan yang sedang terjadi. Selain itu, mereka juga dapat mengatakan kata-kata positif atau suportif untuk memberikan dukungan kepada diri sendiri. Kedua, emerging adults dapat mengingat bahwa kecemasan akan karirnya merupakan hal yang wajar dan juga dialami oleh teman-teman sebayanya. Ketiga, emerging adults dapat memiliki kesadaran penuh atas kendala yang sedang dialami. Dengan memiliki kesadaran atas kendala yang sedang dialami, emerging adults tidak akan memikirkan kekurangan diri maupun hal lainnya yang dapat memicu terjadinya employment insecurity.

Self-compassion, tentunya juga dapat dipraktikkan oleh significant others untuk menolong emerging adults yang sedang mengalami employment insecurity. Significant others dapat bersikap peduli dengan cara mendengarkan keluhan mereka dengan perhatian penuh serta tanpa penghakiman. Selain itu, significant others juga dapat menjelaskan kepada emerging adults, bahwa permasalahan yang sedang dialami mereka juga merupakan hal lumrah dan banyak dialami oleh teman-teman lainnya dengan latar belakang usia yang serupa. Lalu, ketika mereka berfokus pada kekurangan diri, significant others dapat mengingatkan mereka bahwa diri mereka baik-baik saja dan kekurangan dirinya bukan menjadi penyebab utama dari masalah yang ada.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan, dapat diketahui bahwa self-compassion dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi employment insecurity. Oleh karena itu, diharapkan emerging adults dapat mengembangkan self-compassion secara pribadi maupun dibantu oleh significant others untuk menurunkan gejala gangguan mental saat mengalami employment insecurity. 

Referensi:

Dreisoerner, A., Klaic, A., van Dick, R., & Junker, N. M. (2023). Self-compassion as a means to improve job-related well-being in academia. Journal of Happiness Studies,                       24(2), 409–428. https://doi.org/10.1007/s10902-022-00602-6.

Hulukati, W., & Djibran, Moh. R. (2018). Analisis tugas perkembangan mahasiswa fakultas ilmu pendidikan universitas negeri gorontalo. Jurnal Bikotetik, 2(1), 73–114. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jbk/article/view/1787.

Klug, K., Drobnič, S., & Brockmann, H. (2019). Trajectories of insecurity: Young adults’ employment entry, health and well-being. Journal of Vocational Behavior, 115, 103308. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2019.05.005.

Neff, K. D. (2003). The development and validation of a scale to measure self-compassion. Self and Identity, 2(3), 223–250. https://doi.org/10.1080/15298860309027.

Rouvroye, L., & Liefbroer, A. C. (2023). Life-course insecurity among young adults: Evidence for variation by employment status? Advances in Life Course Research, 57(2023), 1-11. https://doi.org/10.1016/j.alcr.2023.100562.

Rouvroye, L., van Dalen, H. P., Henkens, K., & Schippers, J. J. (2023). A distaste for insecurity: Job preferences of young people in the transition to adulthood. European Sociological Review. https://doi.org/10.1093/esr/jcad041.

Santrock, J. W. (2010). Life-span development (13th ed.). Mc-Graw Hill.

Spurk, D., Hofer, A., Hirschi, A., De Cuyper, N., & De Witte, H. (2022). Conceptualizing career insecurity: Toward a better understanding and measurement of a multidimensional construct. Personnel Psychology, 75(2), 253–294. https://doi.org/10.1111/peps.12493.