ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 6 Mar 2022

Efektifitas Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi:  Tanggung Jawab Siapa?  

 

Oleh: 

Anishaa Kanaka, Oei Josephine Josi Imelda W, Vanina Lauwrel

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 

 

Semenjak pandemi Covid-19 memasuki Indonesia, proses pembelajaran  berubah dari tatap muka menjadi daring (online). Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengeluarkan keputusan bahwa sekolah dengan  kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diberi kebebasan untuk menentukan  kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pelajar selama pandemi (Kemendikbud,  2020). Penerapan PJJ mendorong pelajar dan pengajar untuk memanfaatkan  teknologi, seperti smartphonelaptop, hingga internet dan sekaligus menciptakan  proses belajar yang student-centered. Pada proses belajar yang student-centered,  pelajar bisa melakukan proses pembelajaran lebih fleksibel (Mukhtar, Javed, Arooj, &  Sethi, 2020). Proses belajar tidak hanya harus dilakukan di sekolah, tapi di sepanjang  hari dan kapan saja. Dengan waktu yang lebih fleksibel, para pelajar pun bisa  menyesuaikan waktu belajarnya sesuai preferensi dan kebutuhan masing-masing,  yang bisa berujung pada meningkatnya efektivitas pembelajarannya sendiri (Mukhtar,  Javed, Arooj, & Sethi, 2020). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa PJJ dapat memberikan dampak positif bagi proses pembelajaran. 

 

Dalam teorinya, Bronfenbrenner menyatakan bahwa terdapat hubungan sebab  akibat antara perkembangan perilaku anak dengan lingkungan sekitarnya.  Lingkungan tersebut terdiri dari microsystemmesosystem, exosystemmacrosystem,  dan chronosystemMicrosystem merupakan bagian terdekat dari individu yang dapat  terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Interaksi antar microsystem disebut dengan mesosystem. Ada juga exosystem, dimana sistem sosial ini tidak langsung  berinteraksi dengan perkembangan anak namun tetap berpengaruh, seperti  lingkungan kerja orangtua. Macrosystem dapat berupa sistem budaya, sistem  pemerintahan, status ekonomi, norma suku, dan norma agama. Semua proses yang  terjadi pada perkembangan anak terbentuk pada suatu sistem terbesar yaitu  chronosystem dimana seluruh proses perkembangan anak dipengaruhi oleh  perubahan waktu yang signifikan sehingga membentuk karakteristik anak (Bronfenbrenner dalam Arrends, 2012).

 

Bercermin menggunakan teori ekologi Bronfenbrenner, terdapat beberapa faktor  eksternal yang dapat berperan dalam efektifitas pelaksanaan PJJ, yaitu: 

 

1. Orangtua

Dalam pelaksanaan PJJ, orang tua sebagai microsystem anak berperan penting.  Sambil bekerja, orangtua dituntut mendampingi proses belajar anak di rumah dan memberikan perhatian yang lebih pada anak tanpa memanjakan anak secara  berlebihan. Pola asuh orangtua yang terlalu memanjakan anak dapat menjadi faktor  penghambat anak dalam pembelajaran daring, seperti orang tua yang membantu saat  ujian anak agar mendapat nilai yang bagus (Rosnilam, 2021). Agar PJJ berjalan efektif  di rumah, orangtua dapat berdiskusi dengan anak mengenai metode belajar yang  sesuai dan peran orangtua serta anak dalam proses belajar.  

 

2. Guru

Perubahan kebijakan PJJ yang diimplementasikan secara mendadak dan darurat di  masa pandemi menuntut guru dan pihak sekolah untuk menerapkan PJJ tanpa persiapan yang detail dan terencana. Padahal kenyataannya, guru-guru di Indonesia  tidak sepenuhnya menguasai teknologi dalam PJJ (Dewi, 2020; Sari et al., 2020). Oleh  karenanya guru dapat meningkatkan efektivitas PJJ dengan secara kontinu mengikuti  pelatihan berkaitan dengan penggunaan aplikasi teknologi yang dapat mendukung  PJJ selama pandemi .

 

3. Sosialisasi Teman Sekolah

PJJ menyebabkan ruang lingkup sosial anak menjadi terbatas, dimana kesempatan  mereka untuk membentuk interaksi dan hubungan pertemanan yang berkualitas  terhambat (Lorenza, 2021). Kurangnya dukungan sosial pada masa PJJ ini dapat  menyebabkan motivasi belajar anak menurun (Dhitaningrum & Izatti, 2013). Guru  dapat meningkatkan kualitas kehidupan sosial anak dengan membangun aktivitas  kelas yang melibatkan dinamika kelompok. Misalnya menyelipkan permainan online  di kelas PJJ untuk membangun interaksi kelas yang menyenangkan. Suasana yang  menyenangkan dan tanpa ada ketegangan dalam kelas dapat membangun sosialisasi  antar pelajar, juga antara pelajar dengan guru (Cano & Venuti, 2020).

 

4. Lingkungan Pekerjaan Orangtua  

Orangtua yang diperintahkan untuk tetap bekerja di kantor dengan jadwal yang ketat  dapat menghambat efektivitas penerapan PJJ. Para pemberi kerja dapat berperan  dalam efektivitas PJJ dengan cara menetapkan aturan baru yang mendukung  fleksibilitas waktu bekerja pekerja sehingga para orangtua dapat tetap mendampingi  anaknya dalam melakukan PJJ.  

 

5. Pemerintah

Kendala yang paling umum terjadi dan membuat PJJ menjadi tidak efektif merupakan  koneksi internet yang tidak memadai (Handayani et al., 2020; Sari et al., 2021).  Kebijakan subsidi kuota internet untuk siswa, guru, mahasiswa, dan dosen oleh  Kemendikbud (Winata et al., 2021), hanya menguntungkan pelajar yang memiliki  gawai dan menetap pada wilayah dengan infrastruktur yang menunjang teknologi  daring. Kenyataannya, di Jakarta sendiri masih terdapat 171.998 pelajar dan 12.649  pengajar yang tercatat masih belum memiliki gawai. Kemudian, dalam Indonesia juga  masih terdapat 433 desa yang belum memiliki listrik (CNN, 2020). Oleh karenanya, selain memastikan dana subsidi kuota internet dialokasikan sesuai tujuannya,  pemerintah dapat bekerja sama dengan pihak swasta maupun sukarelawan untuk  menfasilitasi anak, guru, dan sekolah yang tidak memiliki fasilitas penunjang PJJ.  

 

Berkaca pada teori ekologi Bronfenbrennerkebijakan PJJ dari Kemendikbud  dapat berjalan efektif jika ada kerjasama antara berbagai faktor eksternal anak.  Orangtua, teman sebaya anak, pendidik, sekolah, pemberi kerja, dan pemerintah memiliki peran sama pentingnya dalam menciptakan efektivitas PJJ di masa pandemi.  

 

 

Referensi:

 

Arrends, R. I. (2012). Learning to Teach. United States: McGraw Hill

 

Cano, Y. M., & Venuti, F. (2020). Online Learning Can Still Be Social. Harvard  Business Publishing Education. https://hbsp.harvard.edu/inspiring minds/online-learning-can-still-be-social.  

 

CNN Indonesia. (2020, April 3). Jokowi Sebut 433 Desa Belum Dapat Aliran Listrik.https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200403101725-85-489891/jokowi sebut-433-desa-belum-dapat-aliran-listrik

 

CNN Indonesia. (2020, November 27). Disdik: 171 Ribu Siswa dan 12 Ribu Guru Nihil Gawai untuk PJJ.https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201127052052-20-575129/disdik-171-ribu-siswa-dan-12-ribu-guru-nihil-gawai-untuk-pjj

 

Dewi, WA. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran  Daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.  https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89

 

Dhitaningrum, M., & Izatti, U. A. (2013). Hubungan antara Persepsi Mengenai  Dukungan Sosial Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1  Gondang Kabupaten Tulungagung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

 

Handayani, Tet al. (2020). Pendampingan Belajar di Rumah Bagi Siswa Sekolah  Dasar Terdampak Covid-19. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1),  107. https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/abdipraja/article/view/3209

 

Lorenza, A. D. (2021). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Belajar Siswa  SMA Selama Pembelajaran Daring. Palembang: Universitas Sriwijaya

 

Mukhtar, K., Javed, K., Arooj, M., & Sethi , A. (2020). Advantages, Limitations and  Recommendations for online learning during COVID-19 pandemic era.  Pakistan Journal of Medical Sciences, 36(COVID19-S4),  https://doi.org/10.12669/pjms.36.COVID19-S4.2785.

 

Rosnilam. (2021, January 9). Dilema Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dalam  Masa Pandemi. Riau: STIT Al-Kifayah. https://www.stitalkifayahriau.ac.id/dilema-pelaksanaan-pembelajaran-daring-dalam-masa pandemi/.  

 

Sari, R. P. et al. (2021). Dampak Pembelajaran Daring Bagi Siswa Sekolah Dasar  Selama Covid-19. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1), 9-15. https://doi.org/10.37478/jpm.v2i1.732

 

Winata, K. A. et al. (2021). Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi. Ad-Man-Pend (Jurnal Administrasi Manajemen Pendidikan), 4(1), 1-6.  https://doi.org/10.32502/amp.v4i1.3338