ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 1 Jan 2022

Pemaknaan Self-Compassion Untuk Psikolog Klinis Dalam Menghadapi Berbagai Kasus di Masa Pandemic 

Oleh 

Allessandra Theresia

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

Oktavia & Muhopilah (2021) menyatakan dampak penyebaran novel corona virus merupakan tantangan yang luar biasa bagi kesejahteraan manusia di seluruh dunia saat ini. Tidak hanya efek secara fisik yang mengalami penurunan jika terpapar virus ini, namun efek lain berupa physical distancing yang menimbulkan berbagai efek sosio-emosi dan psikologis. Dengan berbagai keterbatasan dan aturan yang sangat mengubah kehidupan di masa pandemic ini, maka peluang timbulnya stress di diri manusia menjadi cukup tinggi. Menurut Brooks dkk. (2020) dampak psikologis selama pandemic diantaranya gangguan stress pasca trauma, kebingungan, kegelisahan, frustasi, ketakutan dan infeksi, insomnia dan tidak berdaya. Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog menemukan bahwa hampir semua gangguan mental ringan hingga berat berpeluang untuk bisa terjadi di masa pandemic ini. 

Tentu permasalahan-permasalahan fisik dan psikologis yang terjadi akan menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga medis seperti dokter, psikiater maupun para psikolog klinis baik anak, remaja maupun dewasa. Dari sisi psikolog klinis, kegiatan konseling maupun psikoterapi tentunya sangat diperlukan untuk membantu semua kalangan baik itu pasien, mantan pasien, maupun orang yang membantu pasien yang berdiri di garda terdepan untuk tetap sehat mental agar bisa mengatasi permasalahan yang terjadi. Banyak hal yang ditemui di masa ini, ketika seseorang tidak terpapar virus ini ditemukan bahwa mereka tetap merasakan kepanikan dan kecemasan karena mereka tidak akan pernah mengetahui akan terpapar virus tersebut atau akan kuat menghadapinya. Individu ini juga harus tetap berjaga-jaga membatasi social distancing agar tetap sehat. Gambaran kecemasan ini pun cukup mempengaruhi pemikiran individu dalam berbagai sisi termasuk dalam pekerjaan, keluarga, maupun sisi pendidikan. Hal ini berlaku pula untuk individu yang sedang terpapar maupun telah terpapar virus. Ada banyak hal yang dicemaskan dan ketidakpastian dalam kehidupan karena perubahan-perubahan yang diterapkan. 

Kasus-kasus gangguan psikologis yang meningkat ini, membutuhkan kegiatan konseling dan psikoterapi agar bisa membantu individu di muka bumi ini membantu mereka memahami permasalahan yang dihadapi dan siap meng-eksplore strategi yang tepat untuk tetap bisa berfungsi dalam lingkungan. Ketika menghadapi berbagai kasus yang terjadi penting juga untuk seorang psikolog juga untuk menjaga kesehatan dalam dirinya terutama sehat secara mental dan fisik. Psikolog juga perlu untuk menemukan cara untuk bisa self care dan menjaga diri tetap kuat dalam membantu individu lain. Psikolog perlu untuk menjaga diri agar tidak mengalami counter-transference dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi klien. Psikolog klinis yang terjun langsung menghadapi berbagai kasus mental health perlu memikirkan self-compassion dalam dirinya untuk menjaga kesejahteraan dalam dirinya. Seorang psikolog klinis juga perlu untuk memiliki sisi self-kindness, common humanity, dan mindfulness. Moningka (2013) menyatakan bahwa seorang psikolog perlu untuk bisa memahami diri sendiri tanpa perlu menghakimi diri sendiri juga mampu untuk memberikan kenyamanan diri dalam menghadapi kesulitan, yang merupakan bagian dari self-compassion, sebelum akhirnya bisa memberikan ruang kepada klien untuk bisa memahami permasalahan yang dimiliki tanpa ada penghakiman. Psikolog juga perlu untuk memahami diri yang juga memiliki kekurangan sebelum bisa juga memahami kekurangan yang dimiliki klien. Psikolog juga perlu untuk melakukan mindfulness untuk mengelola perasaan-perasaan negatif yang mungkin muncul ketika menghadapi berbagai tantangan dalam membantu orang lain. Psikolog dan tenaga kesehatan juga perlu untuk mengetahui batasan-batasan dalam diri agar bisa tetap fresh ketika menghadapi berbagai masalah psikologis yang mungkin akan muncul di masa pandemic ini. 

 

Referensi: 

Brooks, S.K., Webster, R.K., Smith, L.E., Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, N., & Rubin, G.J. (2020). The Psychological Impact Of Quarantine And How To Reduce It: Rapid Review Of The Evidence. Lancet, 395 (10227), 912–920. https://doi.org/10.1016/S0140- 6736(20)30460-8.

Moningka, C. (2013). Pemaknaan Self-Compassion pada Tenaga Kesehatan di Jakarta Utara Melalui Pendekata Psikologi Ulayat. 6(20). 29-43. 

Oktavia, K.W. & Muhopilah, P. (2021). Model Konseptual Resiliensi di Masa Pandemi Covid-19: Pengaruh Religiusitas, Dukungan sosial dan Spiritualitas. 26 (1). 1-18. DOI:10.20885/psikologika.vol26.iss1.art1.