ISSN 2477-1686
Vol. 7 No. 20 Okt 2021
Jangan Biarkan Pengalaman Buruk Menghantui Masa Depanmu
Oleh
Iceyen Korie, Fitriyanti , Chindy Elita Sitanggang,
dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
Semua orang pernah mengalami suatu kejadian yang buruk dan tentunya setiap orang juga mempunyai respon yang berbeda-beda mengenai kejadian buruk yang pernah dialaminya. Beberapa orang merasa sedih namun ada yang merasa biasa saja saat mengalami suatu kejadian yang buruk, ada pula yang menjadi ketakutan bahkan trauma. Sebagian orang menjadi takut ketika berhadapan langsung dengan sesuatu yang menjadi penyebab dari pengalaman buruknya, bisa dikatakan setiap individu merasa tidak nyaman bahkan pada saat mengingat kejadian tersebut. Kemudian dari setiap hal yang kurang baik yang kita alami terdapat dampaknya, kita jadi gugup, panik berlebihan, cemas atau bahkan sampai phobia.
Setelah kita mengalami trauma atau kejadian buruk dimasa lalu , kira – kira bisa kah kita mengubah prilaku kita setelah mengalami kejadian buruk maupun trauma. Seorang Psikolog asal Amerika pernah menguraikan mengenai hal ini, ia adalah Jhon.B Watson . Dia adalah salah satu Psikolog Revolusioner yang mendirikan aliran behaviorism. Aliran behaviorism membawa perubahan besar terhadap Psikologi, terutama setelah ia menulis sebuah artikel yang berjudul psychology as behaviorist views it. Watson memiliki padangan yang cukup berbeda dari beberapa Psikolog dimasa itu, sebab beberapa psikolog dimasa itu berfokus dengan pikiran,emosi,motivasi dan alam bawah sadar tentunya hal – hal ini tidak dapat dilihat secara kasat mata yang dimana menurut Watson,alam bawah sadar dan emosi tidak bisa dijadikan dasar dan kemudian diobservasi secara langsung.
Sesuatu yang dapat dilihat dari individu ialah perilaku, pada aliran behavorisme disampaikan bahwa prilaku , kepribadian dan kebiasaan manusia berawal dari pengalaman yang timbul dari lingkungannya. Watson mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor terbesar yang membentuk perilaku manusia. Watson berkata "Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own specified world to bring them up in and I'll guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select - doctor, lawyer, artist, merchant-chief and, yes, even beggar-man and thief, regardless of his talents, penchants, tendencies, abilities, vocations and the race of his ancestors” (Watson, 1924) artinya berikan aku bayi yang sehat dan saya akan menjami untuk anak ini bisa menjadi anak yang hebat dibidang apapun , saya bisa membuat mereka menjadi dokter, pengacara,seniman bahkan Watson bisa membuat anak ini menjadi pencuri sekalipun dan tidak peduli bakat maupun kecenderungan apa yang dimilikinya atau ras bayi tersebut seperti apa. Bagaimanapun faktor genetik bayi tersebut asalkan bayi tersebut sehat Watson berkata ia bisa mengubah bayi itu menjadi apapun yang ia mau. Pada statement ini menandakan bahwa Watson percaya jika lingkungan merupakan satu - satunya faktor terbesar dalam membentuk manusia.
Melalui teori Watson setiap kita bisa mengubah suatu hal yang tidak mampu menjadi mampu dengan mengkondisian melalui lingkungan. Kemudian Watson melakukan percobaan dengan bayi yang benama Little Albert untuk membuktikan bahwa semua manusia bisa dikondisikan dan mengubah prilakunya sesuai kehendak yang ia mau. Dari percobaan atau eksperimen yang dilakukan Watson membuat dampak pada little albert , ia menjadi takut ,gugup dan panik akan benda- benda berwarna putih sebab pada saat percobaan menggunakan tikus putih dimana albert diberikan suara- suara keras sehingga albert merasa ketakutan. Pengalaman buruk dengan intesitas tinggi membuat kita merasa takut berlebih misalnya jika kita melihat seseorang dalam ambulance dengan berdarah – darah kemudian kita bisa menjadi takut setiap kali melihat ambulance dan selanjutnya terkadang prilaku kita
Rasa Takut dari setiap Pengalaman Buruk
Ketakutan merupakan bagian dari naluri manusia namun seringkali ketakutan membuat diri kita sulit untuk berkembang kea rah yang lebih baik. Dalam menyingkirkan setiap pengalaman buruk dalam pikiran kita dan megalahkan setiap ketakutan bisa dimulai dengan mengenali pemicu dari kecemasan dan rasa takut kita. Seringkali perilaku kita sendiri yang menyebabkan ketakutan dengan menghindari sesuatu yang kita takutan misalnya pengalaman buruk seseorang dengan anjing karena sebelumnya pernah digigit dengan demikian setiap kali ada orang tersebut melihat anjing orang tersebut berlari dan menghindar tanpa mencoba mengalahkan ketakutannya hingga pada akhirnya orang tersebut tidak pernah mengalami kejadian diamana orang tersebut dapat bertemu anjing yang lebih tenang dan berbeda dengan anjing yang menciptakan pengalaman buruknya. Oleh sebab itu kenali setiap ketakutan kita dan cobalah untuk menghadapinya, selain itu ketakutan dapat diatasi dengan pikiran yang lebih santai dan juga tidak merasa stres. Jadi,pertama tama hal Yang perlu Anda lakukan hanyalah membuat diri merasa lebih tenang baik secara mental maupun secara fisik. Itu bisa disiasati dengan menarik napas secara perlahan dan cukup dalam, meminum air yang cukup, atau berusahalah untuk menghilangkan takut yang dirasakan dengan Jalan-jalan atau dengarkan musik ceria (Wisnubrata, 2017).
Seperti albert yang mengasosiasikan ketakutannya dengan benda yang berwarna putih kita bisa merubah respon ketakutan itu dengan mengasosiasikan ulang hal – hal yang sebelumnya kita asosiasikan negative dengan sesuatu positif misalnya mahasiswa merasa ketakutan atau cemas jika melakukan presentasi disebuah kelas sehingga menimbulkan reaksi pada fisik seperti mulai berkeringat,gemeter ,detak jantung semakin cepat dan dalam hal ini kita bisa mengasosiasikan bukan berdasarkan dengan pengalaman buruk namun dengan hal yang positif misalnya dengan mendengarkan lagu kesukaan kita, membaca ataupun menonton sesuatu yang lucu atau makan – makanan kesukaan kita sebelum memulai presentasi. Selanjutnya mengahadapi ketakutan secara step by step seperti yang dilakukan Watson terhadap albert setelah ia merasakan ketakutan dan trauma.
Menghilangkan Ingatan Buruk
Pengalaman merupakan guru terbaik dalam kehidupan kita namun adapula pengalaman buruk yang tidak mengenakan bagi setiap kita yang menimbulkan rasa trauma dan ketakutan , tak jarang pengelaman buruk menimbulkan rasa kehilangan. Rasa kehilangan memberikan kita kesempatan untuk berpikir akan rasa syukur ,seringkali pengalaman yang membebani hidup membuat kita memiliki ketahanan mental kuat. Dalam jurnal Current Directions in Psychological Science menyampaikan bahwa akan lebih sulit untuk menghilangkan ataupun melupakan ingatan buruk sebab pada umumnya setiap individu akan mengingatnya dengan jelas. Dikatakan dengan jelas bahwa ingatan buruk menyangkut bagian otak, bagian tersebut adalah amigdala dan korteks orbitofrontal yang bekerja dalam memproses emosi. (Kensinger, 2007).
Setelah Belajar melihat sisi positif dari pengalman buruk dan mengetahui pemicu rasa takut sehingga semakin peka dengan hal yang dapat memicu datangnya rasa takut yang menyebabkan ingatan buruk semakin besar pula peluang kita agar diri dapat terkendali serta memutus hubungan yang memicu datangya ingatan yang negatif. Hasil studi dari jurnal Trend in Cognitive science menjelaskan mengenai penekanan memori sebagai cara untuk menghilangkan ingatan buruk seseorang dengan cara melatih otak untuk melupakan sebuah ingatan dan menggantikan ingatan tersebut dengan ingatan lain yang membuat lebih Bahagia (Michael & Simon, 2014).
Dilansir melalui website liputan 6 yang menjelaskan mengenai karbon sebagai bahan dasar pensil dan juga berlian, hal ini kita dapat belajar bahwa reaksi yang membentuk pensil maupun berlian menjadi penentu perbedaan dari nilai keduanya. Berlian terbentuk pada kedalaman 150 kilometer,Tekanannya sekitar 5 gigapascal dan suhunya sekitar 1200 derajat Celcius.Buat itu sangat sulit. Bahkan berlian, berlian Inggris juga berasal Kata Yunani adamas berarti "tidak bisa dihancurkan". Pada saat yang sama, grafit adalah sejenis karbon. Mudah terbakar, mudah pecah di bawah tekanan. Baik pengalaman buruk akan tekanan tidak akan menjadi penghalang diri terhadap masa depan kita yang semakin baik sebab semua tergantung dari setiap reaksi kita.
Apakah kita memilih melupakan pengalaman buruk dan memulai sesuatu yang baru? Atau justru menyimpannya dalam – dalam dan menjadikan sebagai habatan dalam hidup kita? Apakah kita akan mengenali rasa takut dan mengalahkannya atau jutru menghindarinya? Reaksi , Tindakan dan pilihan kita sangat menentukan banyak hal selain faktor lingkungan dan orang – orang yang selalu mendukung kita.
References:
Kensinger, E. A. (2007). Negative emotion enchances memory accuracy. Behavioral and neuroimaging evidence, 213-218.
Michael , A. C., & Simon, H. (2014). Neural mechanism of motivated forgeting. Trends in Cognitive Sciences, 279-292.
Watson, J. B. (1924). Behaviorist Manifesto. Setting the stage for behaviorisms social action Legacy, 104.
Wisnubrata. (2017, 10 18). 9 Cara mengusir rasa takut yang berlebihan. Retrieved from Kompas: https://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/18/095902420/9-cara-mengusir-rasa-takut-yang-berlebihan?page=all