ISSN 2477-1686

Vol. 7 No. 19 Okt 2021

Ketika Welas Diri Terasa Mengancam

 

Oleh:

Dicky Sugianto

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

Ada beberapa persepsi negatif yang dilontarkan ketika saya memperkenalkan konsep welas diri pada orang-orang yang saya temui. Ada orang yang sudah mengenal welas diri tetapi belum siap untuk menghadapi gelombang perasaan negatif atas trauma masa lalu. Ada juga yang belum mengenal welas diri tetapi khawatir tidak berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Pada sisi yang lebih negatif, ada yang enggan mengenal konsep welas diri karena terkesan egois, lembek, malas, atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka miliki. Beberapa sikap negatif yang diujarkan terkait dengan welas diri ini biasa dikenal fear of self-compassion(Gilbert et al., 2011).

 

Pengalaman Kehangatan dan Welas Diri

Welas diri salah satunya ditumbuhkan dari pengalaman relasi yang hangat dan responsif dengan pengasuh pada masa kanak-kanak (Pepping et al., 2015). Seseorang yang memiliki kelekatan aman dengan pengasuhnya ini akan dapat menghadapi tantangan kehidupan karena ia memiliki rasa aman dalam dirinya (Homan, 2018). Ketika menghadapi kesulitan, orang dengan kelekatan aman dapat menghidupkan kembali pengalaman didukung dengan penuh kehangatan oleh pengasuh sehingga timbul welas diri yang membuatnya resilien. Ia tidak ragu berwelas diri karena ia belajar bagaimana rasa aman dalam diri membuatnya menjadi pribadi yang bahagia dan tetap melangkah maju.

 

Hal yang berbeda terjadi ketika seseorang memiliki pengalaman dengan pengasuh yang dingin, overprotektif, maupun menolak yang membuat seseorang memiliki kritik diri yang tinggi (Cantazaro & Wei, 2010). Orang dengan kritik diri yang tinggi cenderung merasa bahwa mereka tidak layak dicintai, merasa welas diri lemah dan membuat mereka malas, atau khawatir menghidupkan kembali memori pengalaman dengan pengasuh yang membuat mereka terluka (Joeng & Turner, 2015). Ketiadaan ruang aman dalam diri untuk mengeksplorasi perasaan negatif dan menerima welas asih membuat mereka takut berwelas diri dan rentan mengalami gangguan penyesuaian maupun masalah dalam hubungan interpersonal (Çevik & Tanhan, 2020).

 

Penutup

Persepsi negatif mengenai welas diri tentunya dapat dipahami dalam masyarakat yang masih mementingkan bertahan hidup. Dalam kondisi berupaya bertahan hidup alih-alih berkembang, dapat dipahami apabila eksplorasi maupun pengelolaan perasaan negatif secara terbuka dan tanpa penghakiman belum terbiasa untuk dilakukan. Perasaan dianggap sebagai sebuah hambatan untuk bertahan hidup dan sukses daripada sebuah sarana untuk mendefinisikan ulang bertahan hidup atau kesuksesan.

 

Ketakutan berwelas diri yang berimbas pada welas diri yang rendah sayangnya tidak membuat kita lantas berhasil bertahan hidup. Ketika kita terbuka untuk mengembangkan welas diri, kita dapat lebih mampu untuk berwelas asih pada orang lain (Finlay-Jones et al., 2018). Welas diri bukannya lembek, malas, atau egois, tetapi malah justru membantu masyarakat untuk bertahan hidup secara kolektif. Keterbukaan untuk berwelas diri tidak hanya membuat diri berkembang, tetapi lebih jauh membuat masyarakat dapat berkembang pula.

 

 

Referensi:

 

Cantazaro, A., & Wei, M. (2010). Adult Attachment, Dependence, Self-Criticism, and Depressive Symptoms: A Test of a Mediational Model. Journal of Personality, 74(8), 1135-1162. https://doi.org/10.1111/j.1467-6494.2010.00645.x 

 

Çevik, Ö., & Tanhan, F. (2020). Fear of compassion: Description, causes and prevention. Psikiyatride Guncel Yaklasimlar12(3), 342-351. https://doi.org/10.18863/pgy.626941

 

Finlay-Jones, A., Xie, Q., Huang, X., Ma, X., & Guo, X. (2018). A pilot study of the 8-week mindful self-compassion training program in a Chinese community sample. Mindfulness9(3), 993-1002. https://doi.org/10.1007/s12671-017-0838-3

 

Gilbert, P., McEwan, K., Matos, M., & Rivis, A. (2011). Fears of compassion: Development of three selfreport measures. Psychology and Psychotherapy: Theory, research and practice84(3), 239-255. https://doi.org/10.1348/147608310X526511

 

Homan, K. J. (2018). Secure attachment and eudaimonic well-being in late adulthood: The mediating role of self-compassion. Aging & mental health22(3), 363-370. https://doi.org/10.1080/13607863.2016.1254597

 

Joeng, J. R., & Turner, S. L. (2015, March 23). Mediators Between Self-Criticism and Depression: Fear of Compassion, Self-Compassion, and Importance to Others. Journal of Counseling Psychology. 62(3), 453-463. http://doi.org/10.1037/cou0000071

 

Pepping, C. A., Davis, P. J., O'Donovan, A., & Pal, J. (2015). Individual differences in self-compassion: The role of attachment and experiences of parenting in childhood. Self and Identity14(1), 104-117.https://doi.org/10.1080/15298868.2014.955050