ISSN 2477-1686
Vol. 7 No. 16 Ags 2021
What To Do As An Eyewitness In A Criminal Case?
Oleh
Nisrina Hasna Rachmania
Departemen Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia
Setiap hari ketika kita membaca atau mendengarkan berita melalui media massa, kasus kriminal tak luput dari salah satunya. Kasus kriminal dapat terjadi dimana dan kapanpun, salah satunya di negara Indonesia.
Dalam data statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2020), kasus kriminal yang terjadi di Indonesia (dalam jangka waktu 2017-2019) menunjukkan penurunan. Di tahun 2017 kasus kriminal yang terjadi sebanyak 336.652 kasus. Lalu, pada tahun 2018 menjadi 294.281. Kasus kriminal kembali mengalami penurunan pada tahun 2019, kasus kriminal menurun menjadi 269.324 kasus. Walaupun terjadi penurunan tiap tahunnya, tak memungkiri kasus kriminal akan terus terjadi.
Dalam suatu kasus kriminal, tentunya terdapat pihak-pihak yang terkait, salah satunya saksi mata. Saksi mata dapat menjadi peran penting dalam membantu polisi menyelesaikan suatu kasus kejahatan (Fulero & Wrightsman, 2009).
Lalu, apa yang harus dilakukan jika Anda menjadi seorang saksi mata dalam suatu kasus kriminal?
Ketika kejadian kriminal berlangsung, berusahalah untuk tenang atau tidak panik. Hal tersebut akan membantu Anda dalam memproses informasi lebih banyak.
Jika sempat, Anda dapat langsung melaporkan kasus kepada pihak berwajib, seperti polisi atau pihak lain nya, melalui telepon (110 untuk polisi, 119 untuk ambulans).
Amatilah lingkungan kasus kriminal terjadi, seperti ciri pelaku, waktu, lokasi, dan hal lainnya. Ciri pelaku dapat berupa perkiraan tinggi dan berat badan pelaku, bentuk tubuh, pakaian atau kendaraan yang dipakai, dan hal lainnya yang melekat pada pelaku pada saat kejadian.
Ketika diminta oleh pihak berwajib menjadi saksi mata, Anda harus memberikan kesaksian sesuai dengan apa yang Anda ingat, dengar, dan lihat. Kesaksian yang Anda berikan sebaiknya kesaksian yang benar, tidak dilebihkan atau dikurangi. Fisher mengutip dari Rand Corporation bahwa kelengkapan dan keakuratan keterangan dari saksi mata merupakan faktor utama yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diselesaikan atau tidak (Fulero & Wrightsman, 2009).
Tentunya selama memberikan kesaksian Anda perlu dalam keadaan yang tenang. Jika Anda merasa tidak nyaman atau merasa tertekan selama proses kesaksian, hendaknya Anda berbicara mengenai kondisi Anda kepada pihak berwajib. Anda dapat meminta pendampingan dari pihak profesional dalam proses kesaksian berlangsung.
Hal-hal tersebut dapat Anda lakukan jika Anda menjadi seorang saksi mata. Kemungkinan kita untuk menjadi seorang saksi mata dalam kasus kriminal tidak diketahui secara pasti kapan dan dimana akan terjadi. Akan tetapi kita dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk hal itu.
Stay safe!
Referensi:
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik kriminal 2020. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik.
Fulero, Solomon M., Wrightsman, Lawrence S. (2009). Forensic psychology. Belmont, CA: Wadsworth. 3: 221-244