ISSN 2477-1686

Vol. 7 No. 15 Ags 2021

Tidur untuk Menjaga Kesehatan Mental

 

Oleh:

Maria Jane Tienoviani Simanjuntak & Risqika Naputi Ananda Tristan

Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

 

Menjaga kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh masing-masing individu. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kita adalah dengan tidur. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Hal ini sesuai dengan Hierarcy of Needs yang dijelaskan oleh Maslow (Feist et al., 2018). Tidur merupakan kebutuhan paling dasar yang bersifat fisiologis bagi manusia. Tidur adalah keadaan yang diproduksi secara aktif oleh otak, ditandai dengan penurunan aktivitas dan penurunan respon terhadap rangsangan (Kalat, 2019)

 

Tidur digambarkan sebagai  kondisi normal dimana kesadaran akan menghilang sehingga individu tidak sadar dengan dirinya dan keadaan di sekitarnya. Durasi waktu tidur individu berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga masing-masing individu memiliki jam biologis yang saling berbeda (Ambarwati, 2017). Jam biologis ini mengatur tentang irama-irama yang ada pada tubuh, seperti siklus bangun-tidur dan suhu tubuh seseorang. Manusia memiliki jam biologis yang paling umum, yaitu ritme sirkadian (circadian rhtym) dengan durasi selama 24 jam yang dikontrol oleh tubuh dan faktor lingkungan, seperti cahaya, kegelapan, dan sebagainya (Kalat, 2019)

 

Ritme sirkadian yang dimiliki seseorang bisa menjadi tidak teratur dan dapat berubah. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa kejadian, contohnya adalah jet lagshift kerja, dan fenomena morning people and evening peopleJet lagadalah gangguan pada ritme sirkandian tubuh kita yang terjadi akibat dari pelintasan zona waktu yang ada (Kalat, 2019). Biasanya, jet lag ini terjadi pada seseorang yang mempunyai hobi travelling ke berbagai negara. Contohnya adalah ketika seseorang tinggal di Indonesia, biasanya waktu tidur pada jam 9 malam waktu Indonesia. Kemudian, orang tersebut pergi ke Amerika Serikat yang memiliki perbedaan waktu 12 jam. Hal ini bisa menyebabkan jet lagkarena terdapat ketidaksesuaian antara ritme sirkadian internal ketika di Indonesia dan ketika di Amerika Serikat. Oleh karena itu memerlukan waktu untuk menyesuaikan kembali.

 

Selain jet lag, fenomena morning people and evening people pun juga memiliki ritme sirkadian yang berbedaIndividu yang menyebut dirinya sebagai morning people merasa bahwa waktu pagi hari adalah waktu yang paling optimal untuk beraktivitas (Hepburn et al., 1984). Berbeda halnya dengan individu yang menyebut dirinya sebagai evening people, dimana waktu malam hari merupakan waktu yang paling optimal untuk menjalankan segala aktivitas yang ada. Contohnya adalah belajar di malam hari membuat mereka lebih fokus dibandingkan dengan pagi hari. Namun ketika pagi hari, evening people akan merasa sangat mengantuk dan cenderung tidak memiliki semangat untuk menjalankan aktivitas pada pagi hari dan begitu pun sebaliknya.

 

Sistem tidur manusia juga bersangkutan dengan mekanisme bangun dan terjaga untuk mempertahankan fungsi kognitif yang optimal. Hughes (2016), menjelaskan apabila kebutuhan tidur manusia tidak terpenuhi atau begadang hingga larut malam maka akan membuat seseorang menjadi letih, tingkat konsentrasi menurun, dan kesulitan mengendalikan emosi. Repair & Restoration Theory of Sleep menjelaskan bahwa tidur dapat memperbaiki komponen-komponen sel-sel tubuh dan otak yang sudah berfungsi dengan keras ketika individu aktif bekerja sehingga dapat kembali pada kondisi yang fresh.  Evolutionary Theory of Sleep menjelaskan bahwa tidur membantu individu untuk mengisi ulang dan menghemat energi yang sudah terkuras saat individu sedang terjaga. 

 

Medic et al. (2017) menambahkan bahwa kurang tidur yang mengarah pada gangguan tidur dapat memunculkan berbagai konsekuensi baik secara fisik maupun psikologis. Pada orang dewasa yang sehat fisik, konsekuensi yang dialami meliputi peningkatan responsivitas terhadap stres, nyeri somatik, penurunan kualitas hidup, tekanan emosional dan gangguan mood, serta penurunan kognitif, memori, dan kinerja. Pada remaja, konsekuensi yang dihadapi akan berkaitan dengan kesehatan psikososial, performa di sekolah, dan perilaku pengambilan risiko dipengaruhi oleh gangguan tidur. Konsekuensi yang dihadapai oleh anak-anak yang mengalami gangguan tidur berkaitan dengan masalah perilaku dan fungsi kognitif. Hamilton et al., (2007) melakukan penelitian untuk menggambarkan kondisi kesehatan mental dan kaitannya dengan tidur. Individu dengan durasi waktu tidur rata-rata 6 jam hingga 8,5 jam setiap malam dilaporkan lebih sedikit memiliki gejala kecemasan dan depresi. Selain itu, mereka juga dilaporkan memiliki tingkat penguasaan lingkungan yang lebih tinggi, pertumbuhan pribadi yang lebih baik, hubungan positif dengan orang lain yang lebih baik, serta memiliki penerimaan diri dan tujuan hidup daripada individu dengan durasi waktu tidur kurang dari 6 jam dan/atau lebih dari 8,5 jam. 

 

Dengan demikian, masing-masing individu perlu menjaga pola tidur guna mempertahankan keadaan optimal pada tubuh. Apabila individu menjaga siklus bangun-tidur yang sesuai dengan irama sirkadian yang dimiliki maka kualitas tidur akan semakin meningkat. Hal ini kemudian akan membantu individu lebih optimal dalam proses manajemen stres dan juga pengaturan diri. 

 

 

Referensi

 

Ambarwati, R. (2017). Tidur, irama sirkadian dan metabolisme tubuh. Jurnal KeperawatanX(1), 42–46. http://www.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/33428

 

Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T.-A. (2018). Theories of Personality 9th edition (9th ed.). McGraw-Hill Higher Education.

 

Hamilton, N. A., Nelson, C. A., Stevens, N., & Kitzman, H. (2007). Sleep and psychological well-being. Social Indicators Research82(1), 147–163. https://doi.org/10.1007/s11205-006-9030-1

 

Hepburn, C., Ortiz, V., & Locksley, A. (1984). Morning and evening people: Examination of an identifying scale and of social- and self-perceptions of personality differences. Journal of Research in Personality18(1), 99–109. https://doi.org/10.1016/0092-6566(84)90041-2

 

Hughes, S. J. (2016). Kozier and Erb’s Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. In Nurse Education in Practice. Pearson Education, Inc. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2011.09.002

 

Kalat, J. W. (2019). Biological Psychology 13th Edition. Cengage Learning Inc.

 

Medic, G., Wille, M., & Hemels, M. E. H. (2017). Short-long term health consequences of sleep disruption. Nature and Science of Sleep9, 151–161. https://doi.org/10.2147/NSS.S134864