ISSN 2477-1686
Vol. 7 No. 11 Juni 2021
Menjaga Kesehatan Mental Dari Media Sosial
Di Era Teknologi Digital
Oleh
Fahira Dwianti Siregar
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Seperti yang kita ketahui, kita sedang berada pada fase dimana teknologi digital masuk ditengah-tengah kehidupan. Siapa yang tidak mengenal teknologi digital? hampir semua aktivitas sekarang kita jalani melalui teknologi digital, seperti media sosial. Penggunaan media sosial sangat membantu kehidupan sehari-hari, seperti melakukan pembayaran online, membeli melalui situs online, memesan makanan di restoran, dan lain-lain. Di era penggunaan teknologi digital dan media sosial, juga sebagai sebuah sarana untuk bebas berekspresi. Manusia bisa melakukan komunikasi baik verbal dan nonverbal terhadap siapa saja tanpa ada batas ruang dan waktu.
Banyak manfaat dengan kehadiran media sosial dikehidupan kita sekarang ini. Selain manfaat dan dampak positif tersebut, tentu saja ada dampak negatif dari penggunaan media sosial. Melalui kebebasan berekspresi, banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab memberikan komentar-komentar negatif yang ditujukan untuk seseorang atau kelompok tertentu, hal ini biasa disebut dengan cyberbullying, tidak hanya itu banyak berita yang tidak benar atau hoaks beredar melalui media sosial, hampir di seluruh kelompok usia candu terhadap gadget, dengan mengakses aplikasi seperti facebook, instragram, atau permainan secara online, hal ini terkadang membuat mereka mengabaikan aktivitas lainnya.
Dampak negatif tersebut tentunya memiliki pengaruh buruk pada kesehatan mental seseorang. Apa itu kesehatan mental? Kesehatan mental ialah keseimbangan kehidupan dalam semua aspek, termasuk sosial, fisik, spritual, ekonomi dan juga mental (Bellenir, 2010). Kesehatan mental juga dapat diartikan sebagai fungsi mental yang berhasil mengahasilkan aktivitas produktif, dan mampu dalam mengatasi perubahan dan kesulitan (Sperry, 2016). Jika seseorang tidak mampu menerima komentar-komentar negatif yang diterima terus-menerus melalui media sosial dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental.
Pantic, et al (2012) menemukan bahwa anak sekolah menengah yang menggunakan media sosial memiliki korelasi yang positif terhadap depresi. Faktanya Dinas Kesehatan Kota Jogja menyatakan bahwa di kota Jogja terdapat 6.753 orang mengalami gangguan kesehatan mental ringan hingga berat. Berdasarkan 6.753 orang tersebut sebanyak 914 orang dengan kelompok usia 20 hingga 45 tahun mengalami gangguan kesehatan mental diantaranya psikotik dan skizofrenia, diakibatkan oleh media sosial, khususnya permainan online, dan beberapa pemicu lainnya seperti tekanan hidup dan pendidikan (HarianJogja.com, 2021).
Berikut ialah beberapa ciri media sosial telah mengganggu kesehatan mental seseorang berdasarkan Help Guide (2020):
1. Lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman di sosial media dari pada teman yang ada dunia nyata
2. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain di sosial media. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya self-esteem (penghargaan diri) dan dapat memandang negatif diri sendiri
3. Pernah mendapatkan komentar negatif dari media sosial atau cyberbullying
4. Mendapat disraksi oleh sosial media pada situasi yang tidak seharusnya
5. Tidak memiliki waktu untuk untuk merefleksikan diri
6. Melakukan perilaku yang memiliki risiko untuk mendapatkan "likes" dari pengguna media sosial lainnya
7. Memiliki gejala kecemasan dan depresi. Beberapa orang yang tidak mampu menerima hal negatif dari media sosial akan membuat mereka menjadi cemas, depresi, atau merasa kesepian.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dari media sosial di era teknologi digital, berdasarkan UNICEF (2019) :
1. Memilih untuk melakukan kebaikan. Sosial media juga bisa digunakan dalam hal kebaikan, seperti menyebarkan dan mendukung konten-konten positif. Jika mendapatkan komentar negatif dari media sosial sebaiknya diabaikan dan di block dari media sosial anda
2. Gunakan aplikasi media sosial untuk membantu meningkatkan kesehatan mental. Saat ini banyak tersedia aplikasi yang bisa anda dapatkan untuk membantu anda dalam pengembangan diri. Melalui aplikasi media sosial anda juga bisa mendapatkan informasi kesehatan mental dan mendapatkan bantuan profesional jika anda membutuhkannya
3. Lindungi diri dari orang lain secara online. Saat menggunakan media sosial, anda harus memastikan bahwa keamanan akun anda sudah cukup baik untuk menjaga orang lain dapat mengakses akun anda.
4. Hindari hal-hal yang memperburuk emosi, pikiran dan tindakan anda. Seperti menghindari membaca berita yang mengganggu pikiran anda.
5. Istirahat sejenak dari media sosial. Cobalah untuk bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman anda di dunia nyata, atau lakukan aktivitas-aktivitas positif seperti meditasi, berjalan-jalan, olahraga, dan lain-lain.
Referensi:
Bellenir, Karen (2010). Mental Health Information for Teens. (Third Edition). United States: Peter E. Ruffiner, Pubisher.
HarianJogja.com. (2019, 1 Maret). "Gangguan Mental" Generasi Digital. Diakses dari https://opini.harianjogja.com/read/2019/03/01/543/975091/opini-gangguan-mental-generasi-digital
HelpGuide. (2020, September). Social Media and Mental Health. Diakses dari https://www.helpguide.org/articles/mental-health/social-media-and-mental-health.htm
Pantic, I., Damjanovic, A., Todorovic, J., Topalovic, D., Bojovic-Jovic, D., Ristic, S., & Pantic, S. (2012). Association between online social networking and depression in high school students: behavioral physiology viewpoint. Psychiatria Danubina, 24(1.), 90-93.
Sperry, Len. (2016). Mental Health and Mental Disorder. California: ABC-CLIO, LLC.
UNICEF (2021, 8 Februari). Five Tips To Maintain Your Mental Health While Using Social Media. Diakses dari https://www.unicef.org/romania/stories/five-tips-maintain-your-mental-health-while-using-social-media