ISSN 2477-1686

 Vol. 7 No. 11 Juni 2021

Psychological Well Being Pada Tenaga Medis Selama Pandemi Covid-19

 

Oleh:

Gursweet Kaur

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

 

 

Saat ini, seluruh negara di dunia sedang digemparkan dengan adanya virus baru yang menyerang saluran pernafasan manusia yaitu, virus Covid-19. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 17 Maret 2021 adalah 1.437.283 orang dengan jumlah kematian 38.915 orang (Tribunnews, 2021)Tentunya, masa pandemi Covid-19 ini tidak terlepas dari adanya garda terdepan yang selalu siap siaga dalam menangani dan merawat pasien Covid-19, yaitu para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang selalu berjuang selama pandemi Covid-19. Pekerjaan tenaga kesehatan memiliki beberapa karakteristik yang menciptakan tuntutan kerja yang tinggi, seperti pekerjaan yang rutin, jadwal kerja yang ketat, tanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan diri sendiri dan orang lain, serta dituntut untuk mampu bekerja dalam tim (McDowell, 2010).

 

Berdasarkan artikel-artikel yang didapatkan bahwa lebih dari satu semester masa pandemi ini, angka kematian tenaga medis dan kesehatan semakin bertambah dan mengkhawatirkan. Selain berdasarkan angka kematian tenaga kesehatan yang tinggi, pandemi ini juga mempengaruhi psikologis pada tenaga kesehatan yang ada dimana mereka mengalami stres yang tinggi semenjak adanya pandemi ini. Tenaga medis saat ini berada di bawah tekanan yang luar biasa karena memiliki risiko tinggi untuk infeksi Covid-19 (JawaPos, 2020).

 

Menurut Blekas, Voitsidis, & Athanasiadou (2020) Covid-19 membuat tenaga medis menghadapi stresor yang sangat besar dalam praktik klinis keseharian mereka, seperti peningkatan beban kerja, adaptasi terhadap berbagai peran, mengurangi waktu yang dihabiskan dengan orang-orang terdekat, dan masalah emosional seperti stres, rasa bersalah, dan ketakutan tentang keamanan pribadi. Petugas kesehatan yang terlibat langsung dalam perawatan pasien Covid-19 berisiko tinggi mengalami tekanan psikologis dan gejala kesehatan mental lainnya seperti post traumatic stress symptoms (Chew, Lee, & Tan, 2020).

 

Jika tenaga medis kurang mampu mengelola pekerjaannya maka dikhawatirkan akan mengalami kelelahan fisik dan mental yang nantinya berimbas pada kualitas layanan dan penurunan kepuasan pasien (Cheng & Cheng, 2017). Adanya tantangan-tantangan yang dihadapi oleh tenaga medis di tempat kerja dapat memengaruhi kinerja, kesehatan, dan kesejahteraan emosional mereka (Foster, et al., 2019). Kesejahteraan psikologis atau Psychological well-being menurut Ryff (1989) ialah pencapaian dari potensi psikologis individu dan ketika individu dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri, mempunyai tujuan hidup, memiliki relasi yang positif dengan orang lain, tidak bergantung pada orang lain, dapat mengendalikan lingkungan dan terus bertumbuh secara personal

 

Ramos (2007) menyatakan bahwa kesejaheraan psikologis merupakan keadaan dimana individu memiliki hubungan yang harmonis dengan individu yang lain maupun dalam suatu kelompok. Terdapat enam dimensi pada psychological wellbeing, yaitu otonomi (kemandirian), penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup dan penerimaan diri. Individu yang memiliki psychological well-being yang tinggi adalah individu yang merasa puas dengan hidupnya, kondisi emosional yang positif, mampu melalui pengalaman-pengalaman buruk yang dapat menghasilkan kondisi emosional negatif, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain, mengontrol kondisi lingkungan sekitar, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan mampu mengembangkan dirinya sendiri (Ryff, 1989).

 

Sehingga, berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada dan juga hal-hal yang dialami oleh tenaga medis maka dengan memiliki kesejahteraan psikologis, seseorang dapat tetap menjalankan aktivitasnya dengan positif, tetap berkonsentrasi saat bekerja, dapat mengontrol emosi-emosi negatif yang dimilikinya di tempat kerja sehingga memunculkan rasa puas, bahagia, dan sejahtera secara psikologis maupun fisik. Tentunya hal tersebut sangat penting dilakukan oleh tenaga medis dalam menangani pasien-pasien Covid. Risiko-risiko yang dihadapi oleh tenaga medis tersebut membuatnya harus memiliki cara tersendiri agar dapat melewati kecemasan, rasa takut, dan stress yang dialaminya sehingga dapat memiliki kesejahteraan psikologis yang baik yang berdampak pada kesehatan dan bekerja secara optimal di bawah tekanan-tekanan yang dihadapi.

 

 

Referensi:

 

Blekas, A., Voitsidis, P., & Athanasiadou, M. (2020). Covid-19: PTSD symptoms in Greek health care professionals. Psychological Trauma, 12(7), 812-819. doi:https://doi.org/10.1037/tra0000914.

 

Cheng, J. W., & Cheng, Y. (2017). Minor mental disorders in Taiwanese healthcare workers and the associations with psychosocial work conditions. Journal of the Formosan Medical Association, 116(4), 300-305. doi:https://doi.org/10.1016/j.jfma.2016.05.004.

 

Chew, S., Lee, H., & Tan, Q. (2020). A multinational, multicentre study on the psychological outcomes and associated physical symptoms amongst healthcare workers during COVID-19 outbreak 2020. Brain, Behavior, and Immunity, 88, 559-565. doi:https://doi.org/10.1016/j.bbi.2020.04.049.

 

Foster, K., Roche, M., Delgado, C., Cuzzillo, C., Giandinoto, A. J., & Furness, T. (2019). Resilience and mental health nursing: An integrative review of international literature. International Journal of Mental Health Nursing, 28(1), 71-85. doi:https://doi.org/10.1111/inm.12548 PMID:30294937.

 

JawaPos. (2020, Oktober 25). Pandemi korbankan 141 nyawa dokter, tenaga kesehatan juga dilecehkan. Retrieved from JawaPos.com: https://www.jawapos.com/nasional/25/10/2020/pandemi-korbankan-141-nyawa-dokter-tenaga-kesehatan-juga-dilecehkan/.

 

McDowell, I. (2010). Measures of self-perceived well-being. Journal of Psychosomatic Research, 69(1), 69-79. doi:https://doi.org/10.1016/j.jpsychores.2009.07.002.

 

Ramos, R. (2007). In the eye of the beholder: implicit theories of happiness among Filipino adolescents. Philippine Journal of Counseling Psychology, 9, 96-127.

 

Ryff, D. C. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6), 1069-1081. doi: https://doi.org/10.1037/0022-3514.57.6.1069. 

 

Tribunnews. (2021, Maret 17). Hari ni ada tambahan 6.825 kasus baru covid-19 di Indonesia. Retrieved from Tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/corona/2021/03/17/hari-ini-adatambahan-6825-kasus-baru-covid-19di-indonesia.