ISSN 2477-1686

 Vol. 7 No. 2 Januari 2021

Tipe-Tipe Narsisme yang Menyusahkan

Oleh

Dicky Sugianto

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

Istilah narsisme (narcissism) diasosiasikan dengan seorang tokoh dalam mitologi Yunani bernama Narcissus. Narcissus digambarkan sebagai pemuda yang sangat tampan dan dicintai banyak orang tetapi menolak cinta mereka, termasuk cinta seorang peri bernama Echo. Echo yang ditolak cintanya akhirnya lenyap ke dalam ketiadaan dan karenanya Narcisus dikutuk akan mengalami cinta tak berbalas. Narcissus akhirnya jatuh cinta pada bayangannya sendiri dan akhirnya mati karena begitu terpaku pada bayangannya (Levi, Ellison, & Reynoso, 2011).

Mitologi Yunani hingga Istilah Psikologi

Dari mitologi tersebut, istilah narsisme digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan orang yang arogan, sombong, merasa diri paling baik (grandiosity), haus pujian, dan egosentris hingga fokus hanya pada diri hingga sulit berempati kepada orang lain (Levy et al., 2011). Narsisme ada dalam berbagai tingkat pada diri setiap individu, tetapi dalam taraf yang paling menyusahkan (jika tidak ingin dikatakan patologis) menjadi gangguan kepribadian narsistik. Narsisme juga menjadi salah satu karakteristik Dark Triad Personality, sebuah konstelasi karakteristik kepribadian yang mengarah pada pemuasan diri maladaptif, dingin, agresif, dan penuh muslihat (Paulhus & Williams, 2002).

Narsisme yang Menyusahkan

Narsisme ditemukan memiliki beberapa bentuk dalam tingkatnya yang menyusahkan. Pada tahap ini, relasi sosial individu dengan narsisme mungkin terganggu. Beberapa tipe narsisme yang menyusahkan adalah sebagai berikut (Gebauer, Sedikides, Verplanken, & Maio, 2012; Levy et al., 2011; Miller, Lynam, Hyatt, & Campbell, 2017; Vonk & Visser, 2020):

 

1. Grandiose narcissism atau disebut juga overt narcissism ditunjukkan dengan perilaku terang-terangan sombong, membanggakan diri, memuaskan keinginan diri sendiri, dan ingin disanjung. Grandiose narcissism juga berkaitan dengan perilaku bermusuhan dan antagonistik.

2.    Vulnerable narcissism atau disebut juga covert narcissism ditunjukkan dengan perilaku fokus pada diri sendiri, merasa diri perlu mendapatkan penghargaan orang lain meskipun dari luar tampak rapuh dan sangat sensitif terhadap validasi orang lain.

3. Communal narcissism ditunjukkan dengan perilaku menolong, pengertian, dan perilaku fokus kepada pemenuhan kebutuhan orang lain untuk memvalidasi pemikiran bahwa dirinya yang paling baik (grandiose thoughts).

4.    Spiritual narcissism ditunjukkan dengan perasaan lebih spiritual dan lebih tercerahkan yang merupakan bentuk grandiose thoughts, serta perilaku menolong orang lain atas dasar pemikiran superioritas spiritual tersebut.

 

Merespons dengan Welas Asih

Berinteraksi dengan individu dengan tipe narsistik yang menyusahkan ini mungkin awalnya menyenangkan karena kita dapat dibuat kagum dengan karismanya (Miller et al., 2017). Namun, lama-kelamaan kita mungkin merasa tidak nyaman dan mengalami banyak sakit hati dan bukan tidak mungkin kekerasan. Pada tahap ini, kita perlu untuk berwelas diri dan menjauhkan diri dari individu narsistik untuk menjaga kesehatan jiwa kita. Di sisi lain, ketika mengenal idnividu narsistik, kita mungkin belajar pula bahwa ia mengalami masa lalu yang penuh luka yang membuatnya menunjukkan perilaku narsistik yang menyusahkan (Miller et al., 2017). Kita bisa memberikan welas asih padanya dan mendorongnya mencari bantuan profesional, tetapi tetap wawas dan welas diri supaya kita tidak masuk dalam permainan narsistiknya.

Penutup

Mudah bagi kita untuk melihat bahwa orang lain mungkin memiliki kecenderungan narsistik yang mungkin sampai pada tahap menyusahkan. Namun pertanyaan lebih lanjutnya, apakah kita juga memiliki kecenderungan narsisme yang mengarah pada narsisme yang menyusahkan? Untuk memutus rantai luka narsisme, kita perlu waspada terhadap perilaku narsistik orang lain sekaligus wawas terhadap narsisme yang mungkin mengintai kita dari dalam diri.

Referensi:

Gebauer, J. E., Sedikides, C., Verplanken, B., & Maio, G. R. (2012). Communal narcissism. Journal of Personality and Social Psychology103(5), 854-878. httpx://dx.doi.org/10.1037/a0029629.

Levy, K. N., Ellison, W. D., & Reynoso, J. S. (2011). A historical review of narcissism and narcissistic personality. In W. K. Campbell & J. D. Miller (Eds.) The handbook of narcissism and narcissistic personality disorder: Theoretical approaches, empirical findings, and treatments (pp. 3-13). New Jersey, NJ: John Wiley & Sons.

Miller, J. D., Lynam, D. R., Hyatt, C. S., & Campbell, W. K. (2017). Controversies in narcissism. Annual Review of Clinical Psychology. Advance online publication. httpx://dx.doi.org/10.1146/annurev-clinpsy-032816-045244.

Paulhus, D. L., & Williams, K. M. (2002). The Dark Triad of personality: Narcissism, Machiavellianism, and psychopathy. Journal of Research in Personality, 36, 556-563.

Vonk, R., & Visser, A. (2020). An exploration of spiritual superiority: the paradox of self-enhancement. European Journal of Social Psychology. Advance online publication. https://dx.doi.org/10.1002/EJSP.2721.