ISSN 2477-1686
Vol. 6 No. 23 Desember 2020
Computerized Adaptive Testing (CAT) Bukan Sekedar Online Testing
Oleh
Aries Yulianto
Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
Pengetesan Psikologis Berbasis Komputer
Pengetesan psikologis menggunakan komputer atau internet sebenarnya bukanlah hal yang baru. Namun, kondisi pandemi COVID-19 saat ini makin memunculkan kebutuhan akan pengetesan menggunakan internet. Hal ini dikarenakan administrasi tes klasikal atau paper-pencil test tidak dimungkinkan dilakukan dengan kondisi social distancing saat ini. Jauh sebelum kondisi saat ini dimana penggunaan komputer dan internet marak dalam berbagai aspek kehidupan, komputer telah lama telah dimanfaatkan untuk pengetesan psikologi. Pemanfaatan komputer dalam pengetesan tercatat mulai dilakukan sekitar 1970 ketika diterbitkan sebuah buku yang memuat kata-kata “computer assisted testing” (Bunderson et al., 1989). Artinya, pengetesan komputer sudah dimulai sejak lebih dari 50 tahun yang lalu.
Saat ini, penggunaan komputer untuk pengetesan psikologis sering kali disebut sebagai CAT. Namun, istilah atau singkatan ini sering kali berasal dari dari dua kepanjangan yang berbeda, yang pertama adalah Computerized Assisted Test dan yang kedua Computerized Adaptive Test. Istilah CAT yang mengacu pada Computer Assisted test misalnya dipakai pada tes yang digunakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS), seperti yang terdapat pada https://cat.bkn.go.id/. Pada tes CPNS yang dibuat oleh BKN, soal tes disajikan satu per satu kepada peserta tes, dan nampaknya soal disajikan secara acak sehingga antara satu peserta dengan peserta lain tidak mendapatkan tampilan soal yang sama pada satu waktu. Oleh karena itu, jawaban peserta pada sebuah soal tidak menentukan soal berikutnya yang disajikan dan setiap peserta nantinya akan mendapatkan jumlah soal yang sama. Tes seperti ini juga sering disebut sebagai Computer Based Testing atau disingkat CBT (Shultz et al., 2014).
Computerized Adaptive Test (CAT)
Meskipun baik pada computer assisted test maupun computerized adaptive test, soal ditampilkan satu per satu kepada peserta tes, penentuan pemberian soal berikutnya berbeda pada kedua tes berbasis komputer ini. Pada computerized adaptive test, pemberian soal berikutnya tergantung jawaban yang diberikan oleh peserta tes. Inilah maksud dari ‘adaptive’ pada computerized adaptive testing. Adaptif mengacu pada penyajian soal berikutnya yang disesuaikan dengan kemampuan peserta. Dengan kata lain, tingkat kesukaran soal tes disesuaikan dengan kemampuan peserta tes. Apabila pada soal pertama seorang peserta menjawab benar, maka akan diberikan soal berikutnya dengan kesukaran yang lebih tinggi. Namun, bila ada peserta lain yang mendapatkan soal pertama yang sama namun ia menjawab salah, maka selanjutnya ia akan diberikan soal yang lebih mudah dari soal pertama ini. Proses ini terus berulang hingga diperoleh skor tes yang dianggap menunjukkan kemampuan peserta tersebut. Para peserta pun nantinya dapat saja mengerjakan jumlah soal yang berbeda ketika tes selesai, dan bisa jadi, meskipun ada seorang peserta yang mengerjakan soal dengan jumlah lebih sedikit malah mendapatkan skor lebih tinggi dibandingkan peserta lain yang mengerjakan soal dengan jumlah lebih banyak. Dengan demikian, kemungkinan besar para peserta tidak mengerjakan soal yang sama.
Sebenarnya pemikiran mengenai pemilihan dan pemberian soal tes yang bersifat adaptive ini telah dilakukan pada tes inteligensi Binet-Simon (tes IQ SB) pada kemunculannya di tahun 1905 (Linden & Glas, 2010). Pada tes SB ini pemberian soal berikutnya tergantung jawaban dari peserta tes, apabila peserta dapat menjawab benar maka diberikan soal lebih sukar; begitu sebaliknya apabila peserta tidak dapat menjawab benar. Namun, sayangnya penentuan soal yang diberikan ke peserta pada tes ini tergantung dari subjektivitas tester.
Di sisi lain, berkembang Item Response Theory (IRT), yaitu teori pengukuran yang beorientasi pada aitem tes, bukan berorientasi pada tes seperti yang dilakukan pada Classical Test Theory atau CTT dimana parameter aitem tes bergantung dari kemampuan peserta uji coba dan parameter peserta bergantung dari karakteristik aitem tes yang diberikan (Hambleton et al., 1991). Dasar IRT inilah yang digunakan computerized adaptive testing untuk menciptakan sebuah algoritma dimana komputer akan menyesuaikan pemberian aitem dengan kemampuan individu penempuh tes (Embretson & Reise, 2000).
Singkatnya, computer adaptive testing memulai tes dengan mengasumsikan bahwa setiap peserta memiliki kemampuan rata-rata dan komputer memilih soal pertama yang memiliki tingkat kesukaran sedang. Selanjutnya, komputer memilih aitem berikutnya yang dekat dengan kemampuan peserta berdasarkan jawaban yang diberikan pada soal pertama; bila menjawab benar akan diberikan soal yang lebih sukar, sedangkan bila menjawab salah akan diberikan soal yang lebih mudah. Proses ini terus-menerus berulang hingga dianggap estimasi terhadap kemampuan peserta tes telah mencapai keakuratan yang ditentukan (Drasgow et al., 2012).
Keunggulan Computerized Adaptive Test (CAT)
Computerized adaptive testing tercatat memiliki sejumlah kelebihan. Misalnya saja, computerized adaptive testing dianggap dapat mengurangi peserta menebak(guessing) (Shultz et al., 2014) karena setiap peserta diberikan soal yang sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, computer adaptive testing menghasilkan estimasi kemampuan peserta dengan keakuratan tinggi meskipun dengan jumlah soal yang lebih sedikit dibandingkan administrasi paper-and-pencil test maupun computer assisted test (Desjardins & Bulut, 2018). Yulianto (2010) membuktikannya dengan menggunakan tes advanced Raven’s Progressive Matrices, ditemukan hasil hanya diperlukan rata-rata 12 soal menggunakan computer adaptive testing dibandingkan computer based testing yang mengadministrasikan seluruh 34 soal untuk mendapatkan skor tes yang tidak terlalu berbeda dari individu yang sama yang mengerjakan kedua tes. Dengan hanya sedikit soal yang diadministrasikan, maka waktu pengetesan menjadi lebih singkat. Dengan sejumlah kelebihan ini, (Yulianto, 2007) mengajukan usulan untuk pengembangan computerized adaptive testing, terutama dalam industri dan organisasi, menjadi tantangan sekaligus kemajuan dalam perkembangan pengukuran psikologis di Indonesia.
Dengan perkembangan internet serta ketermudahan akses masyarakat terhadap internet pada saat ini, maka computerized adaptive testing dapat memanfaatkan internet agar dapat diakses di mana pun. Inilah yang menjadi tantangan sekaligus peluang untuk pengembangan computerized adaptive testing di Indonesia.
Referensi:
Bunderson, C. V., Inouye, D. K., & Olsen, J. B. (1989). The four generations of computerized educational measurement. In R. L. Linn (Ed.), Educational measurement. American Council on Education & Macmillan Publishing Company.
Desjardins, C. D., & Bulut, O. (2018). Handbook of educational measurement and psychometrics using R. CRC Press.
Drasgow, F., Whetzel, D. L., & Oppler, S. H. (2012). Strategies for test validation and refinement. In D. L. Whetzel & G. R. Wheaton (Eds.), Applied Measurement: Industrial psychology in human resources management. Psychology Press.
Embretson, S. ., & Reise, S. P. (2000). Item response theory for psychologist. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Hambleton, R. K., Swaminathan, H., & Rogers, H. J. (1991). Fundamental of item response theory. Sage Publications, Inc.
Linden, W. J. van der, & Glas, C. A. W. (2010). Elements of adaptive testing (W. J. van der Linden & C. A. W. Glas (eds.)). Springer New York. https://doi.org/10.1007/978-0-387-85461-8
Shultz, K. S., Whitney, D. J., & Zickar, M. J. (2014). Measurement theory in action: Case studies and exercises. In Measurement Theory in Action: Case Studies and Exercises. Taylor & Francis. https://doi.org/10.4135/9781452224749
Yulianto, A. (2010). Efektivitas Computerized Adaptive Testing: Studi eksperimental dengan Raven’s Advance Progressive Matrices Test. Conference Proceeding: National Conference on Experiment Psychology, 288–298.
Yulianto, A. (2007). The Potential use and development of Computerized Adaptive Testing in organizational and industrial setting. Conference: Proceeding of 1st International Conference of Industrial and Organizational Psychology, 485–495.