ISSN 2477-1686
Vol. 6 No. 23 Desember 2020
Bagaimana jika di setiap kelompok di Indonesia saling berprasangka satu sama lain?
Oleh
Ema Ria Yulianis
Magister Profesi Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Mar’at (dalam Hernawan, 2017) mengungkapkan bawah prasangka merupakan dugaan-dugaan yang memiliki nilai ke arah negatif, namun dapat pula dugaan ini bersifat positif. Tetapi pada umumnya mengarah pada penilaian negatif yang diwarnai oleh perasaan yang muncul saat itu. Prasangka merupakan pernyataan-pernyataan umum yang didasarkan atas beberapa pengalaman dangkal yang tak teruji. Karenanya, prasangka merupakan penilaian secara emosional dan cenderung menghakimi pihak lain secara negative. Dengan demikian, sikap prasangka terhadap orang lain atau kelompok lain merupakan kecenderungan sikap untuk menjauhi dan mengambil jarak serta tidak berhubungan erat dengan orang lain atau kelompok lain, juga merupakan kecenderungan untuk merugikan dan tidak membantu orang lain atau kelompok lain. Efek dari prasangka adalah menjadikan orang lain sebagai sasaran prasangka, misalnya mengkambing-hitamkan mereka melalui sterotype, diskriminasi, dan menciptakan jarak sosial.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dibayangkan jika setiap kelompok memiliki prasangka terhahap satu sama lain. Saling mencurigai sehingga saling menjauhi dan tidak ingin saling membantu. Hal ini sungguh memberikan efek buruk terhadap keberlangsungan kehidupan sosial pada kelompok itu sendiri. Bisa jadi akan timbul perpecahan, bahkan paling buruk dapat terjadi pertikaian antar kelompok sehingga dapat menimbulkan korban. Contoh dari korban prasangka antar kelompok di Indonesia adalah terjadinya tawuran antar sekolah A dan sekolah B, hanya soal salah satu siswa sekolah A tidak sengaja menyenggol siswa kelas B, dikarenakan emosi yang sedang tersulut dan prasangka-prasangka lain yang sebelumnya ada mengenai sekolah A dan sekolah B maka, terjadilah tawuran yang dapat memakan korban jiwa yang dilakukan oleh siswa yang seharusnya tugasnya adalah belajar.
Bagaimana buruknya jika kita selalu berprasangka tanpa didukung bukti yang jelas, sebaiknya kita tanamkan kepada penerus-penerus bangsa mengenai prasangka-prasangka baik sehingga hidupnya penerus bangsa bisa tentram dan damai tanpa ada perselisihan bahkan pertikaian.
Referensi:
Hernawan, W. (2017). Prasangka Sosial dalam Pluralitas Keberagamaan di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Sosiohumaniora, 19(1).