ISSN 2477-1686

 Vol. 6 No. 22 November 2020

Faktor Psikologis Pakai Masker

 

Oleh

Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo

Program Studi Psikologi Fakultas Humaniora dan Bisnis

Universitas Pembangunan Jaya

 

Salah satu hal yang dipandang efektif memutus rantai penularan pandemi adalah menggunakan masker kain. Perilaku ini menjadi menarik untuk dipandang dari disiplin ilmu psikologi. Mari kita melihat sejumlah penelitian yang terkait dengan perilaku masker kain.

 

Scheid, Lupien, Ford et. al. (2020) menguraikan sejumlah faktor fisiologis dan psikologis yang berdampak pada pemakaian masker, dimana faktor-faktor psikologis yang mereka identifikasi adalah sebagai berikut:

 

1.    Kebutuhan akan Otonomi (Autonomy) atau kemampuan untuk memiliki kehendak bebas dan memilih sendiri apa yang kita lakukan merupakan kebutuhan mendasar. Menggunakan masker bisa dianggap sebagai ancaman terhadap kebebasan tersebut.

2.    Kebutuhan akan Rasa Terhubung dengan Orang Lain (Relatedness) atau dengan kata lain, merasa terhubung secara sosial dengan sesama merupakan kebutuhan mendasar untuk punya keterikatan antar pribadi. Masker dapat dianggap sebagai penghalang dalam pemenuhan kebutuhan ini.

3.    Kebutuhan akan Kompetensi (Competence) dimana kita memakai masker karena dengan begitu, kita merasa merasa mampu, punya kapasitas dan memiliki penguasaan (mastery) dan efektif dalam mengelola situasi di dalam lingkungan kita dengan berbekal pada pengetahuan dan wawasan.

 

Lindholt, Jørgensen, Bor dan Petersen (2020) mengidentifikasi bahwa semakin besar rasa terancam (feeling of threat), maka semakin taat juga seseorang menggunakan masker – yang juga selaras dengan perilaku menjaga kebersihan diri serta menjaga jarak aman. Selain itu, semakin besar kemungkinan seseorang punya kontak dengan pihak-pihak yang kemungkinan berrisiko, maka semakin patuh juga orang tersebut menggunakan masker. Kepatuhan ini tidak dipengaruhi oleh gender maupun usia, tetapi lebih dipengaruhi oleh persepsi terhadap kemampuan diri untuk mampu memahami arahan yang direkomendasikan oleh pihak yang berwenang. 

 

Di sisi lain, Scheid, Lupien, Ford et. al. (2020) mengidentifikasi juga sejumlah faktor-faktor lainnya yang berkontribusi pada keputusan memakai masker atau tidak: altruism, kecakapan diri (self-efficacy), pertimbangan risiko (risk assessment), kebutuhan untuk punya kendali atau kepastian (need for control or certainty), bias yang menyesuaikan dengan diri sendiri (self-serving bias), persepsi akan keadilan (perceptions of fairness) sampai berbagai variasi status sosial ekonomi lainnya.

 

Di sisi lain, ketaatan menggunakan masker pun dipengaruhi juga oleh perilaku pengambilan risiko (risk-taking behavior). Dari perspektif ini, Haupt, Weiss, Chiu et al (2020) menyodorkan sejumlah variabel situasional dan personal yang berkontribusi, antara lain tetapi tidak terbatas pada kepribadian ekstraversi, kebutuhan untuk menarik kesimpulan kognitif yang tuntas (need for cognitive closure), aktivasi perilaku (behavior activation), persepsi akan kelangkaan sumber daya (perceived resource scarcity) sampai juga ke empati.

 

 

Tso dan Cowling (2020) menyodorkan argumentasi bahwa penelitian di bidang edukasi kesehatan masyarakat menegaskan bahwa perubahan perilaku yang efektif dapat diraih setelah terjadi perubahan konseptual. Menurut Cheng, Wong, Chuang, et al (2020) menyimpulkan bahwa ketika satu komunitas menggunakan masker maka hal ini membuat individu lebih taat menggunakan masker.

 

Betsch, Korn, Sprengholz, et. al (2020) menyimpulkan bahwa ketika komunitas menegakkan kewajiban memakai masker dengan komunikasi terkait manfaat memakai masker juga penting. Manfaat yang perlu dipaparkan adalah mengurangi risiko, saling melindungi sesama, memberikan sinyal positif pada lingkungan sosial.

 

Dapat dilihat bahwa perilaku pakai masker ternyata dipengaruhi oleh begitu banyak faktor psikologis. Di sisi lain, penting juga untuk melihat perilaku tidak taat dalam memakai masker juga menarik untuk dikaji.  

 

Referensi:

 

Betsch, C.; Korn, L.; Sprengholz, P. et. al (2020). Social and behavioral consequences of mask policies during the COVID 19 pandemic https://doi.org/10.1073/pnas.2011674117

 

Cheng, V.C.-C.; Wong, S.-C. & Chuang, V.W.-M. et al. (2020). The role of community-wide wearing of face mask for control of coronavirus disease 2019 (COVID-19) epidemic due to SARS-CoV 2. Journal of Infection 81, 107–114

 

Haupt, M.R., Weiss, S.M., Chiu, M. et al (2020). Profiles of social distance compliance: Psychological and situational predictors of risky behavior during COVID-19. doi: https://doi.org/10.1101/2020.06.04.20122754

 

Lindholt, M. F., Jørgensen, F. J., Bor, A., & Petersen, M. (2020, August 14). Early adoption of face masks in Denmark during COVID-19: Assessing risk-compensation through psychological predictors, behavioral correlates and interrupted time-series analyses. https://doi.org/10.31234/osf.io/2aycn

 

Scheid, J. L., Lupien, S. P., Ford, G. S., & West, S. L. (2020). Commentary: Physiological and psychological impact of face mask usage during the Covid-19 pandemic. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(18). https://doi.org/10.3390/ijerph17186655

 

Tso, R.V. & Cowling, B.J. (2020). Importance of face masks for COVID-19: A call for effective public education. Clinical Infectious Diseases, XX (XX) 1-4 DOI: 10.1093/cid/ciaa593