ISSN 2477-1686

Vol.6 No. 10 Mei 2020

Mengenal Kepemimpinan Paternalistik

 

Oleh

Endro Puspo Wiroko

Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila

 

Kepemimpinan Paternalistik

Sebagaimana kita ketahui bersama, pemimpin dengan gaya kepemimpinannya akan berpengaruh pada strategi perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Irawanto (2008) menyebutkan bahwa teori evolusi kepemimpinan meningkat. Hanya saja, sebagian besar teori kepemimpinan tersebut berlandaskan pada budaya Barat, sehingga teori-teori kepemimpinan yang bersumber dari negara Barat menjadi kurang aplikatif di negara-negara non Barat.

Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai harmonisasi serta keselarasan dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga nilai tersebut akan berdampak pada gaya kepemimpinan yang memiliki sifat kebapakan (Irawanto, 2008). Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk mempopulerkan salah satu gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan paternalistik (paternalistic leadership). Gaya kepemimpinan ini bukan sesuatu yang baru namun memang belum terlalu banyak dieksplorasi baik oleh praktisi maupun akademisi di Indonesia.

Model “triad” yang dikembangkan oleh Cheng dkk (2008) mendefinisikan kepemimpinan paternalistik sebagai gaya yang menggabungkan disiplin yang kuat dan otoritas dengan sikap kebapakan dan integritas moral. Pemimpin ideal menurut model ini adalah seorang yang bertindak sebagai “ayah” untuk bawahannya, dimana pemimpin menempatkan diri sebagai orang tua, bersifat melindungi dan memberikan nasehat atau arahan sebagai orang tua. Pemimpin juga mengenal setiap bawahannya dengan akrab dan mengetahui yang terbaik bagi bawahannya. Pengalaman dan kebijaksanaan pemimpin juga dijadikan pedoman terbaik bagi bawahannya.

 

Dimensi Kepemimpinan Paternalistik

Menurut Gul dan Ayse (2008) Kepemimpinan paternalistik dibagi menjadi tiga dimensi yaitu:

1.          Paternalistik Baik Hati (Benevolence)

Adalah kepemimpinan paternalistik yang banyak memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk berkreativitas guna perkembangan organisasi. Atasan cukup memberikan pengawasan dalam proses kerja karyawan. Selain itu, atasan juga menunjukkan kebaikan hati dengan memperlihatkan kepedulian (dalam taraf normal) terhadap kehidupan pribadi karyawan misalnya dengan secara rutin menanyakan kondisi keluarga karyawan. Sebagai negara kolektif, nilai kekeluargaan menjadi penting bagi para karyawan di Indonesia. Oleh karena itu, gaya ini menjadi berperan penting karena banyak karyawan di Indonesia yang menginginkan atasan yang berperan seperti orang tua mereka.

2.          Paternalistik Bermoral (Moral)

Adalah kepemimpinan paternalistik yang menunjukkan teladan yang baik kepada karyawan dengan cara mematuhi berbagai peraturan yang berlaku baik peraturan perusahaan maupun norma masyarakat. Atasan dengan gaya ini akan bertanggung jawab dan memimpin dengan memberi contoh yang baik tidak hanya dalam ranah pekerjaan namun juga dalam keseharian pribadi.


3.               Paternalistik Otoriter (Authoritarian)

Adalah kepemimpinan paternalistik yang berani mengambil keputusan sendiri untuk memberikan yang terbaik bagi karyawan. Dalam hal ini, otoriter yang dimaksud adalah bersikap tegas. Sebagai negara yang termasuk dalam kategori high power distance, gaya ini dianggap efektif karena bawahan cenderung menuruti arahan atasannya.

Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca tentang kepemimpinan paternalistik. Harapannya, gaya kepemimpinan yang khas Indonesia ini dapat semakin banyak diminati sebagai topik penelitian di kalangan para akademisi. Selain itu, para praktisi di perusahaan pun dapat mulai memperkenalkan berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas kepemimpinan paternalistik para pemimpinnya.

 

 

 

 

Referensi:

Cheng, B.S., Chou, L.F. & Farh, J.L. (2008). A triad model of paternalistic leadership: the constructs and measurement. Indigenous Psychological Research in Chinese Societies, 14, 3-64.

Gul, S.E & Ayse, B.G. (2008). The relationship between paternalistic leadership and organizational commitment: Investigating the role of climate regarding ethics, Journal of Business Ethics, 82, 955-968.

Irawanto, D. (2008). The applicability of paternalistic leadership in Indonesia. Journal of Human Capital1(1), 67-80.