ISSN 2477-1686

Vol.6 No. 10 Mei 2020

Merawat Hati yang “Terluka” Menggunakan Surah Al-Fatihah

 

Oleh

Yohan Kurniawan1  & Yudi Tri Harsono2

1Pusat Pengajian Bahasa dan Pembangunan Insaniah, Universiti Malaysia Kelantan

2Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang

 

Kehidupan manusia adalah sebuah kehidupan yang penuh dengan warna-warni, ada warna kegembiraan, kesedihan, bahagia, kesusahan, kecemburuan, keikhlasan dan warna sebagainya.  Warna-warni kehidupan ini telah membentuk sosok seorang manusia secara mental yaitu kepribadian. Ada manusia yang kuat atau sering disebut manusia tahan banting, akan tetapi ada juga manusia “kaca” atau manusia yang “rapuh”, tidak mampu menerima tekanan yang berat dalam hidupnya. Suatu keadaan yang seringkali ditemui dan “akrab” dengan kehidupan manusia adalah stres. Secara istilah mudahnya, stres adalah suatu keadaan dimana manusia berada dalam suatu keadaan yang menyebabkan mereka merasa tertekan atau tidak nyaman. Stres ini mengakibatkan kehidupan manusia menjadi tidak seimbang sehingga kehidupan yang harmoni tidak dapat dicapainya. Stres yang berlanjutan dapat mengakibatkan terjadinya depresi bahkan gangguan mental. Stres selain menyebabkan permasalahan pada mental juga dapat mengganggu fisik seseorang. Hans Selye dalam Wicaksono (2016) mengatakan stres adalah  respon tubuh seseorang yang sifatnya tidak spesifik terhadap tuntutan yang diterimanya, atau dengan kata lain stress adalah sebuah usaha penyesuaian diri seseorang, dan kegagalan untuk menyesuaikan diri akan menyebabkan berbagai gangguan fisik maupun mental.

 

Banyak terapi dibuat dan dipraktikkan untuk mengurangi stres dalam diri seseorang seperti: terapi musik, terapi seni, aromaterapi, terapi bermain, dan sebagainya. Selain terapi-terapi tersebut, ada juga terapi berkonsepkan agama seperti terapi Al-Qur’an. Terapi Al-Qur’an adalah sebuah terapi yang dibuat berlandaskan surah-surah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kekuatan atau energi yang dimiliki oleh Al-Qur’an sudah lama diketahui dan dipercaya, bukan hanya oleh kaum Muslim tetapi juga oleh kaum bukan Muslim. Al-Qur’an banyak digunakan untuk terapi penyakit fisik dan mental serta masalah yang disebabkan oleh faktor metafisika. Meskipun Al-Qur’an sudah lama digunakan untuk terapi, tetapi penelitian yang bertujuan untuk membuktikan kekuatan atau energi Al-Qur’an secara ilmiah masih sangat sedikit.

 

Sebuah penelitian untuk membuktikan kekuatan atau energi yang sesungguhnya dari surah Al-Fatihah sudah dilaksanakan di Universiti Malaysia Kelantan sejak 2012 yang hasilnya cukup menakjubkan. Energi surah Al-Fatihah dibuktikan dengan menggunakan pengukuran berdasarkan warna Aura manusia. Surah Al-Fatihah adalah sebuah surah yang sangat istimewa oleh karena itu, surah ini diletakkan pada tempat yang paling tinggi sesuai dengan kemuliaannya (Halim, 2014).  Kemuliaan dari surah ini juga ditunjukkan melalui tidak adanya garis pengukur untuk menentukan keagungan surah ini (Halim, 2014). Hadis yang diriwayatkan oleh Ubadah bin Samit r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:

 

Tidak ada solat bagi sesiapa yang tidak membaca Al-Fatihah di dalamnya” (Muttafaqun ‘alaih) (Halim, 2014).

 

Surah Al-Fatihah disebut juga sebagai Surah Al-Du’a, Surah Al-Solat, dan Surah Al-Thalab (Surah Permohonan) (Abidin, 2012). Mengapa surah ini disebut sebagai surah permohonan? Karena doa dalam kerangka konsep Al-Fatihah, bukan saja permohonan hamba yang lemah kepada Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi juga sebuah dialog antara manusia dan Penciptanya (Abidin, 2012). Dalam Surah Al-Fatihah, Allah memulai dengan pujian yang memuliakan dan mengagungkan-Nya, serta menyebut sifat-sifatNya yang utama sehingga mengingatkan manusia kepada hari kiamat dan juga hari pembalasan (Halim, 2014). Surah Al-Fatihah juga mengajarkan tentang keikhlasan dalam mengerjakan ibadah, serta meng-esakan Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan sirik, dan memohon ditunjukkan as-Siratal Mustaqiim iaitu jalan lurus dan diridhoi Allah (Halim, 2014).

 

Penelitian yang dijalankan ini adalah sebuah penelitian eksperimental dengan menggunakan peralatan mesin aura.

 

Hasil penelitian sebelum ini menunjukkan bahwa aura manusia terdiri dari tujuh lapisan atau tingkat (Lindgren, 2000). Warna-warna ini identik dengan kepribadian manusia. Manusia mempunyai warna dasar atau perpaduan warna yang kekal, walau bagaimanapun, warna dan energi yang terdapat di dalam aura manusia dapat berubah dalam waktu yang singkat dan cepat (Lindgren, 2000).

 

Penelitian ini menarik karena melibatkan dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok Muslim dan Non-Muslim. Hasil penelitian ini juga sangat menakjubkan karena warna Aura dari kedua kelompok subjek menunjukkan warna dominasi yang sama yaitu warna hijau. Warna Aura hijau artinya penyembuhan (healing). Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kekuatan atau energi sesungguhnya dari Surah Al-Fatihah adalah energi penyembuh. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Surah Al-Fatihah bukanlah menyembuhkan penyakit fisik tetapi lebih kepada penyakit mental seperti stress, depresi, kekecewaan, trauma, kebencian, perasaan marah yang susah dikontrol, dan sebagainya. Oleh karena itu, Surah Al-Fatihah ini sangat sesuai untuk dipakai dalam terapi Psikologi terutamanya untuk klien yang mengalami permasalahan yang berhubungan dengan emosinya.

 

Referensi:

 

Abidin, A.B.Z. (2012). Tafsir, Fadilat & Khasiat Surah Al-Fatihah. Rawang: Pustaka Ilmuwan.

 

Halim, M.Z.A. (2014). Rahsia 7 Surah Pilihan. Petaling Jaya: Galeri Ilmu Sdn. Bhd.

 

Lindgren, C.E. (2000). Capturing The Aura. Integrating Science, Technology, and Metaphysics. California: Blue Dolphin Publishing

 

Wicaksono, Y. I. (2016). Gejala Gangguan Jiwa dan Pemeriksaan Psikiatri. Malang: Media Nusa Creative.