ISSN 2477-1686
Vol.6 No. 05 Maret 2020
Sayangi Orang tua Kita: Mencegah Covid-19 bagi Lansia
Oleh
Selviana
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Corona virus 19 (Covid-19) telah menjadi pandemi. Beberapa Negara seperti Italia, Spanyol dan Malaysia telah mengambil langkah lockdown untuk melindungi diri dari virus yang berbahaya ini. Tak terkecuali di Indonesia. Dari informasi pemerintah saat kasus pertama di umumkan hingga kini penderitanya terus bertambah dan membuat masyarakat Indonesia semakin cemas, sehingga pemerintah mengambil langkah social distancing seperti menerapkan belajar dan bekerja di rumah bagi siswa-mahasiswa dan karyawan, menutup sementara tempat-tempat rekreasi, memberi sosialisasi kepada masyarakat untuk membersihkan tangan dan menghimbau masyarakat agar tidak bepergian keluar negeri untuk sementara waktu guna mencegah penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas.
Berdasarkan informasi, ada empat kelompok orang yang rentan mengalami Covid-19, antara lain: Lansia berusia 70 tahun ke atas, orang yang memiliki riwayat penyakit lain seperti diabetes atau jantung, orang yang memiliki riwayat penyakit pneumonia/sakit pernapasan dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah (cnn Indonesia, 2020). Di Indonesia, sampai dengan saat ini sudah ada ratusan orang yang terkena Covid-19, diantaranya sembuh, meninggal dunia, sisanya masih mengalami isolasi dan perawatan di Rumah Sakit (Kompas. com, 2020)
Khusus bagi lansia, pandemik Covid-19 ini perlu menjadi perhatian khusus. Secara psikologis, tugas-tugas perkembangan pada masa lansia mengalami perubahan seiring dengan adanya penyesuaian dengan peran baru baik secara pribadi maupun dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan lansia umumnya berpotensi pada munculnya tekanan hidup karena stigma menjadi tua dianggap sebagai usia yang dikaitkan dengan kelemahan, ketidakberdayaan, dan rentan terhadap penyakit (Selviana, 2018). Lebih lanjut, Hurlock (2004) menyatakan bahwa lansia seringkali mengalami permasalahan emosional dan mental yang lebih serius. Oleh karena itu, bahaya psikologis pada lansia dianggap memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan tahap perkembangan sebelumnya, khususnya disaat merebaknya wabah Covid-19 ini.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah covid-19 bagi lansia?
Bagi anak-anak muda, lansia adalah orang tua atau nenek-kakeknya. Kondisi fisik lansia yang sudah banyak mengalami penurunan membutuhkan perhatian khusus dari anak-cucunya, meskipun dalam kasus Covid-19 semua orang harus menjaga diri dengan cara social distancing maupun dengan menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh, namun ada hal-hal tertentu yang dapat dilakukan secara khusus untuk membantu lansia agar terhindar dari Covid-19, antara lain:
1. Dukungan keluarga (anak, cucu, dan anggota keluarga lain). Dengan keberadaan keluarga, lansia merasa mendapatkan dukungan untuk diperhatikan, sehingga dapat melanjutkan proses hidupnya. Selain itu, keberadaan anak dapat menjadi salah satu perwujudan atas rasa bakti anak kepada orang tuanya, sehingga dapat menjadi kebanggaan lansia pada anak-anaknya. Namun, ketika anak dan keluarganya menjadi beban bagi lansia, maka akan membuat lansia menjadi lebih rentan terhadap penyakit, khususnya disaat maraknya wabah Covid-19.
2. Ikuti self assessment Covid-19 dan bantu lansia untuk mengikuti melalui aplikasi kesehatan seperti yang bisa dilakukan di bit.ly/Alodokter-cek-risiko-coronavirus.
3. Selain menyiapkan pembersih tangan, siapkan pula alat tes kesehatan di rumah seperti thermometer yang dapat mendeteksi suhu tubuh lansia bila mengalami demam agar dapat segera diobati atau alat tes kesehatan lain yang dapat mendeteksi lansia bila memiliki penyakit bawaan lain seperti diabetes, kolesterol atau darah tinggi.
4. Ciptakan lingkungan tempat tinggal ramah lansia yang aman, bersih dan sehat untuk pernafasan yang baik.
5. Membantu lansia untuk menjaga pola makan dan istrirahat yang cukup agar daya tahan tubuh meningkat.
6. Saat-saat social distancing adalah saat yang baik untuk meluangkan lebih banyak waktu bagi keluarga, khususnya untuk orang tua atau kakek-nenek kita. Isilah dengan berbagi cerita, memberi perhatian, makan Bersama, menonton bersama dan mendoakan mereka. Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang yang dapat membantu para lansia untuk lebih sehat dan memiliki semangat hidup.
Penutup
Pandemi Covid-19 sudah menjadi persoalan dunia. Penyakit ini bisa dialami siapapun tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Sudah bukan waktunya lagi untuk hanya mementingkan diri sendiri apalagi mengambil keuntungan yang tak wajar dengan memanfaatkan situasi yang terjadi. Semua orang saat ini mengalami masalah yang sama. Berbagai himbauan sudah diberikan. Menjaga diri adalah penting, tetapi berbagi informasi serta mendukung pemerintah untuk mengatasi masalah ini juga tak kalah penting. Hidup harus terus berlanjut dengan atau tanpa social distancing. Doa kita sama, semoga Covid-19 ini segera lenyap, senyum itu kembali dan semua umat di dunia beroleh hidup yang lebih damai dan sehat. AMIN.
Referensi:
Cnn Indonesia. (2020, Maret 13). Laporan mendalam-rumus melawan virus. Diunduh dari https://www.cnnindonesia.com/longform/gaya-hidup/20200313/laporan-mendalam-rumus-melawan-virus/index.html
Hurlock, E. (2004). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga Press.
Kompas.com.(2020, Maret 18). Indonesia umumkan 172 kasus Corona, Pemerintah siapkan 227 RS rujukan. Diunduh dari https://kompas.com/tren/read/2020/03/18/094600265/indonesia-umumkan-172-kasus-corona-pemerintah-siapkan-227-rs-rujukan.
Selviana. (2018). Mengatasi kesepian pada masa usia lanjut. Buletin KPIN, 4(13) diunduh 17 Maret 2020 dari https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/290-mengatasi-kesepian-pada-masa-usia-lanjut