ISSN 2477-1686
Vol.6 No. 02 Januari 2020
Memelihara Support System dalam Keluarga
Oleh
Sarita Candra Merida
Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Menurut Bronfenbenner mengenai kajian tentang teori sistem ekologis yang tertulis dalam buku Santrock (2012) bahwa keluarga merupakan bagian mikrosistem dari suatu individu. Di satu sisi keluarga adalah lingkungan terdekat individu yang seharusnya memiliki peranan penting dalam perkembangan individu, namun di sisi lain keluarga sebagai salah satu sumber permasalahan dari individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulferina & Fitri,( n.d.) bahwa gangguan tingkah laku salah satunya karena adanya disfungsi dalam keluarga. Pada penelitiannya, disfungsi dalam keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 21 % yang melatarbelakangi gangguan tingkah laku. Berdasakan hasil uji korelasi pun ada hubungan yang signifikan antara disfungsi dalam keluarga dengan gangguan tingkah laku. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrawati, Hyoscyamina, Qonitatin, & Abidin (2014) menyatakan bahwa anggota keluarga yang bermasalah akan menimbulkan disfungsi dalam keluarga, sehingga memberikan dampak negatif terhadap anggota keluarga yang lain. Mengingat keluarga berperan penting dalam diri individu, namun di sisi lain juga sebagai sumber permasalahan dalam individu maka keluarga pula yang memiliki peran dalam memperbaiki individu.
Keluarga merupakan bagian dari support system yang memelihara keberfungsian dalam keluarga. Support system merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial. Menurut Sarafino, dan Smith, (2011) dukungan sosial adalah keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang. Bentuk dukungan sosial diantaranya adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan informasi. Dukungan emosional mencakup empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Retnowati (2003) keberfungsian keluarga mendukung individu dalam mengungkapkan emosi seseorang. Dukungan penghargaan meliputi memberikaan penghargaan positif kepada orang lain sehingga meningkatan harga diri dan rasa percaya diri yang dimiliki. Dukungan instrumental berupa pemberian langsung bantuan secara nyata berupa materi dan jasa. Senada dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Twistiandayani dan Alifathul (2016) menjelaskan bahwa keluarga berperan dalam memberikan dukungan untuk pasien kesehatan jiwa. Pengetahuan dan informasi yang diberikan kepada pasien adalah sebagai bentuk dukungan terhadap keluarga.
Peran keluarga sebagai lingkungan terdekat tentunya memberikan peran yang besar dalam membentuk support system bagi setiap anggotanya. Lingkungan keluarga diantaranya orangtua, pasangan dan anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wattimena, Yesiana, Minarti, Nainggolan (2015) bahwa dukungan yang diberikan oleh suami dengan terlibat merawat anak, terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, memperhatikan asupan istri, memberikan kenyamanan istri dan anak selama menyusui serta memberikan penghargaan positif merupakan salah satu bentuk dukungan positif yang mendukung keberhasilan dalam menyusui. Hal tersebut merupakan implementasi dari dukungan sosial suami sebagai support system istri dalam proses menyusui. Kehadiran suami sebagai support system selain membantu proses pengasuhan dapat membantu memelihara hubungan yang baik dengan pasangan. Hubungan yang sehat dengan pasangan yang ditandai dengan kasih sayang yang selalu terpelihara dapat meningkatkan kesehatan seperti yang tertulis dalam artikel yang berjudul “ 3 cara cinta mempengaruhi kesehatan anda secara positif oleh (Sari, 2018)
Keluarga memiliki banyak peran yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga. Peran sebagai pasangan, peran sebagai orangtua dalam mendidik anak dan peran seorang anak itu sendiri. Semua peran yang dijalani memiliki fungsi sebagai support system. Kerjasama dengan pasangan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, memberikan pengasuhan terhadap anak dan menjalin komunikasi yang dapat saling memberikan kenyaman merupakan bentuk support system terhadap pasangan. Saat pasangan merasa di dukung satu dengan yang lain, maka membantu dalam menjalankan perannya yang lain dalam hal ini sebagai orangtua baik sebagai Ayah maupun Ibu. Ayah dan Ibu dapat bekerjasama dalam memberikan dukungan terhadap anak berupa motivasi, pengetahuan bahkan kenyamanan secara emosional. Diantaranya menjadi teman curhat atau berbagi anak sehingga anak dapat mengekspresikan emosinya dengan orangtuanya. Hubungan yang terjalin dengan baik antara anak dan orangtuanya dapat mendorong seorang anak untuk lebih dekat, menghormati dan menghargai dengan kedua orangtua sehingga anak pun mudah untuk diajak bekerjasama. Misalnya, saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Anak pun menjadi mudah dan lebih leluasa dalm mengkomunikasikan gagasannya dengan orangtuanya. Maka dari itu dengan adanya support system dalam keluarga, dapat mengurangi disfungsi dari peran setiap anggota keluarga sehingga mengoptimalkan setiap anggota menjalankan peran dan fungsinya dalam keluarga.
Referensi:
Indrawati, E. S., Hyoscyamina, D. E., Qonitatin, N., & Abidin, Z. (2014). Profil keluarga disfungsional pada penyandang. Jurnal Psikologi Undip, 13(2), 120–132.
Jiwa, G. (2016). Motivasi keluarga dalam memberikan dukungan pada klien gangguan jiwa (, 07, 39–46.
LIPI Dukung Kajian Mikro Keluarga Indonesia. (2019). Berita Satu.Com.
Retnowati, S. (2003). Pernan keberfungsian keluarga pada pemahaman dan pengungkapan emosi. Jurnal Psikologi, (2), 91–104.
Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development (13th Ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sarafino, E. P., & Smith, T. (2011). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions (7th.ed). United States of America: John Wiley & Sons, Ltd.
Sari, S. P. (2018). 3 Cara Cinta Memengaruhi Kesehatan Anda Secara Positif. INews.Id. Retrieved from https://www.inews.id/lifestyle/health/3-cara-cinta-memengaruhi-kesehatan-anda-secara-positif
Sulferina, W., & Fitri, R. A. (n.d.). Disfungsi keluarga dan gangguan tingkah laku pada anak penghuni lembaga pemasyarakatan Pekanbaru, Riau. Jurnal Psikologi.
Sunarti, E. (2015). Ketahanan Keluarga Indonesia : dari Kebijakan dan Penelitian. Bogor: PT. Penerbit IPB Press.
Wattimena, Yesiana, Minarti, Nainggolan, S. (2015). Dukungan suami dengan keberhasilan isteri untuk menyusui. Ners LENTERA, 3(1), 10–20.