ISSN 2477-1686
Vol.6 No. 02 Januari 2020
Human Capital dalam Perkembangan Organisasi
Oleh
Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Cindi Kristanti, Jenny Penta Hati Ning Suci, Robert Berry Latupeirissa
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
Sumber daya dalam sebuah organisasi yang paling berpengaruh adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang disebut dengan human capital.
Apa itu Human capital ?
Human capital adalah segala pengetahuan, kreativitas, keterampilan dan juga keahlian diwujudkan dalam kemampuan kerja individu yang bisa digunakan untuk memberikan layanan yang terbaik secara professional dan memiliki nilai ekonomis bagi organisasi maupun perusahaan.
Becker (dalam Fleischhauer, 2007) berpendapat bahwa human capital memiliki fokus kepada segala bentuk aktivitas yang perusahaan lakukan untuk mempersiapkan individu melalui perkembangan kemampuan dan pengetahuan untuk masa depan perusahaan. Oleh karena itu human capital mendorong setiap pekerja menganalisa, menyajikan, dan pengambilan data yang berguna untuk mengambil keputusan dengan arahan yang jelas.
Human capital di perusahaan bertugas untuk mengembangkan talenta atau skill yang dimiliki setiap pekerjanya dengan tujuan meningkatkan kinerja yang lebih baik. Individu menggunakan, memberikan kemampuan, pengetahuan, bahkan modal dalam intelektual. Pengetahuan di human capital bisa ditingkatkan dengan interaksi antar individu, sehingga mendapatkan pengetahuan melalui interaksi tersebut untuk mendukung perkembangan perusahaan. Di mana pekerja yang menjalankan operasional perusahaan menjadi aset terpenting yang dimiliki oleh perusahaan.
SDM di human capital dinilai sebagai faktor sentral yang strategis dengan tujuan untuk menjalankan berbagai kepentingan visi perusahaan. Human capital menurut Mayo (2000) adalah nilai tambah bagi perusahaan melalui motivasi, komitmen, kompetensi, serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang dapat dikontribusikan oleh pekerja berupa pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan, serta perubahan budaya manajemen. Mayo (2000) menjelaskan 5 kompenen utama yang dimiliki human capital, yaitu:
1. Kemampuan Individual
Setiap masing-masing individu memiliki talenta dan kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan atau talenta dimiliki Individu dimulai dari keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kemampuan untuk berkembang, dan belajar hal baru yang belum diketahui sampai dengan belajar untuk mengetahui, sehingga berkembang dalam bentuk kreatifitas di tempat bekerja.
2. Motivasi Individual
Ambisi, aspirasi, dan produktivitas sangat diperlukan bagi pekerja untuk mendorong atau memotivasi mereka dalam bekerja. Motivasi dalam berprestasi mendorong individu untuk mengerjakan dan melakukan suatu kegiatan dengan sebaik mungkin. Setiap individu memiliki tujuan dalam melakukan pekerjaan, karena itu butuh motivasi agar bersemangat dalam mencapai tujuan perusahaan ataupun tujuan individu itu sendiri.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan bertugas untuk memberikan pengaruh terhadap rekan kerjanya sehingga mencapai satu tujuan yang sama bagi perusahaan. Komunikasi dan cara berperilaku sangat mempengaruhi lingkungan sosial di tempat kerja agar visi perusahaan jelas dan mencapai puncak tujuan dari visi tersebut.
4. Suasana Organisasi
Suasana kerja yang nyaman akan mempengaruhi kinerja seseorang, mendorong pekerja berkolaborasi atau memberikan kontribusi pada pekerjaan. Suasana organisasi mulai dari suhu ruangan, kelembapan, warna, tata ruang, dan fasilitas kerja. Pekerja yang memiliki perasaan puas terhadap perusahaan akan merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan dan menjadikannya seorang pekerja yang loyal.
5. Efektivitas Kelompok Kerja
Dukungan, saling menghormati, dan menghargai satu sama lainnya menjadi nilai tersendiri bagi pekerja. Pekerja akan merasa nyaman dalam berkomunikasi sehingga dapat mengenal pasti tujuan perusahaan tempatnya bekerja.
Mengapa sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan adanya Human capital?
Keberadaan pekerja sangat penting dalam menjalankan operasional. Perusahaan yang memiliki dana cukup dan fasilitas menunjang, tidak akan berjalan jika tidak ada SDM. Perusahaan menyadari akan pentingnya keberadaan pekerja bagi kemajuan bisnisnya. Saat ini pekerja tidak lagi dipandang sumber daya saja, tetapi aset penting bagi kelangsungan dan perkembangan perusahaan. Di sinilah aset manusia yang disebut sebagai human capital. Berbeda dengan sumber daya lainnya, human capital merupakan aset yang tidak terwujud karena pengetahuan, nilai, kreativitas, keahlian, dan keterampilan yang melekat pada pekerja.
Harus ada intervensi yang dilakukan perusahaan kepada pekerjanya dalam meningkatkan value bagi perkembangan karena SDM merupakan aset intangible dalam perusahaan diluar aset tangible (uang dan peralatan kerja) yang ada dalam proses intervensi perusahaan terhadap pekerjanya (Kasmawati, 2017; Sukoco & Prameswari, 2017)). Perkembangan teknologi saat ini menuntut pekerja untuk ikut berkembang jika ingin bersaing dengan kompetitor lainnya.
Oleh itu, organisasi harus menanamkan investasi pada pekerja dalam berbagai bentuk agar pekerja terbaik tetap bertahan di perusahaan. Salah satu cara adalah berusaha membuat pekerjanya berkembang dan memberikan pekerja peluang untuk belajar hal-hal yang belum dikuasainya ataupun memperdalam keahlian pekerja tersebut, di mana semua ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Salah satunya dengan memberikan training, di mana training dapat membuat seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan lebih efektif (Wardani, Christianto, Pranclibilla, & Linggawati, 2019).
Babalola (Putri, 2019) menjelaskan perlunya perusahaan berinvestasi dengan human capital, karena menurutnya generasi baru berhak mendapatkan pengetahuan dari generasi sebelumnya, perlu diajarkan bagaimana penerapan pengetahuan dalam mengembangkan, menawarkan, menjelaskan metode produksi produk, dan memberikan pelayanan. Selain itu juga Babalola mengatakan perlunya memotivasi generasi baru agar dapat mengembangkan ide, proses, produk, dan metode melalui pendekatan ataupun penelitian yang kreatif (Putri, 2019).
Apa sih manfaat human capital di perusahaan?
Human capital di perusahaan merupakan suatu pilihan yang terbaik karena perusahaan akan mendapatkan database pekerja terupdate, mempermudah perusahaan dalam mengukur nilai modal pekerjanya, menjadi alternatif bentuk komunikasi internal antar individu dalam berbagi informasi mengenai kebijakan dan peraturan dalam perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan bersama, dan dapat meminimalisir tingkat turnover.
Human capital bukan hanya merekrut dan mempekerjakan seseorang untuk menyelesaikan tugas, tapi juga mendorong pekerja menjadi kreatif dan inovatif melalui pengembangan potensi SDM untuk mencapai tujuan bersama.
Referensi:
Fleischhauer, K. J. (2007). A review of human capital theory: Microeconomics. Discussion Paper, 2007-01. Switzerland: Universitat St. Gallen.
Kasmawati, Y. (2017). Human capital dan kinerja pekerja (suatu tinjauan teoritis). Jurnal of Applied Business and Economics, 3(4), 265-280.
Mayo, A. (2000). The Role of Employee Development in the Growth of ntellectual Capital. Personnel Review, 29(4), 521-533. Doi: 10.1108/00483480010296311.
Putri, N. K. (2019). Peran human capital terhadap kesuksesan organisasi: Pekerja adalah investasi. Jurnal administrasi kesehatan Indonesia, 11(2), 93-97.
Sukoco, I. & Prameswari, D. (2017). Human capital approach to increasing productivity of human resources management. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan, 2(1), 93-104. Doi: 10.24198/adbispreneur.v2i1.12921
Wardani, L. M. I., Christianto, A., Pranclibilla, L. P., & Linggawati, V. (2019). Pelatihan dalam dunia barista [online]. Tersedia: https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/474-pelatihan-dalam-dunia-barista.