ISSN 2477-1686

Vol.5 No. 20 Oktober 2019

Istri Versus Hobi Suami: “Boys Will Be Boys”

 

Oleh

Frida Medina Hayuputri

Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI

 

Hobi

 

Istilah hobi berasal dari bahasa Inggris yaitu hobby, yang artinya adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang, di luar rutinitas untuk menenangkan pikiran (relaksasi). Tujuan hobi adalah memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. Sebuah riset yang dipublikasikan dalam Annals of Behavioral Medicine (dalam Puji, 2018) mengungkapkan bahwa hobi adalah kegiatan yang bisa menenangkan perasaan seseorang. 

 

Tak jarang orang mengorbankan banyak uang untuk melakukan hobi mereka. Hobi memiliki berbagai macam jenis, seperti mengumpulan sesuatu (koleksi), membuat sesuatu (kreasi), memperbaiki sesuatu (reparasi), bermain, maupun hobi yang berhubungan dengan pendidikan. Meskipun dikatakan bahwa hobi cenderung menghabiskan banyak uang, ternyata melakukan hobi memiliki banyak dampak positif. Berikut ini merupakan dampak positif dari hobi (Puji, 2018) :

1.    Memberikan waktu untuk bersantai.

2.    Bisa mengubah stres jadi bermanfaat.

3.    Memberikan waktu bersosialisasi.

4.    Memberikan kepuasan dan kebebasan.

 

 

Laki-laki dan Hobi

Hampir semua laki-laki memiliki hobi, sejak kecil hingga dewasa. Ada quote yang mengatakan “boys will be boys”, yang berarti bahwa anak laki-laki akan tetap menjadi anak laki-laki meskipun usianya sudah dewasa. Mereka tetap memiliki hobi untuk membeli “mainan”, yang berbeda hanyalah harga mainannya yang menjadi semakin mahal.

 

Urusan hobi tidak akan menjadi masalah jika laki-laki masih single (belum menikah), karena ia bisa bebas membeli barang-barang hobinya tanpa harus dipermasalahkan oleh pasangan. Namun biasanya, keadaan akan sangat berbeda ketika seorang laki-laki sudah menikah, karena seringkali urusan hobi seorang suami bertolak belakang dengan persepsi istrinya.

 

Terdapat berbagai macam sikap suami pada istri, terkait dengan hobinya. Ada yang secara jujur dan terang-terangan menunjukkan hobinya di depan istri, bahkan bisa berdiskusi mengenai hobinya. Namun, ada juga yang sembunyi-sembunyi belanja kebutuhan hobinya, dan biasanya jika terlihat oleh istri, struk pembelian sudah diamankan (bisa disembunyikan atau malah direkayasa) terlebih dahulu, sehingga seolah-olah barang yang dibeli tersebut harganya murah.

 

Istri Versus Hobi Suami

Melakukan hobi pada dasarnya adalah hal yang baik. Tetapi jika berlebihan, bisa membawa pada masalah. Perempuan cenderung bisa mengontrol diri karena sadar bahwa dirinya mempunyai tugas mengurus rumah dan keluarga. Namun berbeda dengan laki-laki. Dalam hal hobi, laki-laki memiliki kecenderungan boros dan tidak perhitungan. Ia dengan mudah bisa menghabiskan banyak waktu dan uang untuk memenuhi hobinya. Itulah sebabnya mengapa banyak pertengkaran rumah tangga disebabkan oleh hobi.

Jika banyak kebutuhan keluarga yang dikalahkan untuk hobi, misalkan mengorbankan kebutuhan kesehatan dan pendidikan anak, agar suami tetap bisa menjalani hobinya. Istri tidak boleh tinggal diam dalam kondisi seperti ini, istri harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

Namun jika hobi suami berupa hal positif, dan tentunya pembelian barang hobi dilakukan setelah semua kebutuhan keluarga sudah terpenuhi. Maka hal itu sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Sebaiknya istri bisa “berdamai” dengan hobi suami. Anggap saja itu adalah cara ia melepas stresnya karena lelah bekerja setiap hari. Berikut ini adalah cara-cara agar istri bisa “berdamai” dengan hobi suami (Desiani, 2010) :

1.    Toleransi.

Cobalah pahami apa kegemaran suami. Pernikahan adalah proses penyesuaian diri terus-menerus satu sama lain. Penyesuaian diri tersebut terjadi pada seluruh aspek kehidupan yang dijalani, termasuk kesediaan, dukungan, dan pemahaman atas hal-hal yang disenangi oleh pasangan.

2.    Komunikasi.

Agar tidak terjadi salah paham yang berujung pada protes, sebaiknya bicarakan dengan suami tentang hobinya apabila sudah mengganggu. Mintalah ia untuk tetap memperhatikan istri dan keluarga.

3.    Berikan kebebasan.

Biarkan suami melakukan hobinya selama tetap bertanggung jawab dan tidak melanggar batas. Karena hobi bisa menjadi salah satu cara memperluas jaringan juga.

4.    Dukung.

Selama tidak mengganggu rumah tangga, tidak usah mengomeli suami jika ia sibuk dengan hobinya. Cukup ingatkan supaya tidak lupa waktu.

5.    Bergabung.

Sesekali tidak ada salahnya istri mengikuti hobi atau kegiatan suami. Selain memperluas jaringan, pengetahuan istri juga menjadi bertambah.

6.    Kembangkan. 

Kalau hobi suami bisa menghasilkan uang, kembangkan saja. Hobi suami tersalurkan, pendapatan rumah tangga pun bertambah.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hobi boleh-boleh saja dilakukan asalkan kebutuhan keluarga tetap menjadi prioritas utama. Selain itu, diperlukan sikap saling memahami antara suami dan istri, serta tidak melupakan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam keluarga.

Referensi:

Desiani, Midya. (2010, Juni). Berdamai dengan hobi suami. Tekno. Ditemu kembali dihttps://nasional.kompas.com/read/2010/06/29/19440452/berdamai.dengan.hobi.suami

Puji, Aprinda. (2018, Juni). Tak cuma seru, punya hobi juga membantu mengelola stres. Psikologi Hidup Sehat. Ditemu kembali di : https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/19/093212520/tak-cuma-seru-punya-hobi-juga-bisa-membantu-mengelola-stres?page=all