ISSN 2477-1686 

   Vol.5 No. 10 Mei 2019

Yang Muda Yang Berwirausaha

 

Oleh

Laila Midori dan Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo

Program Studi Psikologi fakultas Humaniora dan Bisnis Universitas Pembangunan Jaya

 

Kisah Brennan Agranoff

Siapa yang tidak ingin menjadi pengusaha sukses di usia muda? Usia bukanlah penghalang bagi seorang untuk memperoleh kesuksesan. Brennan Agranoff telah membuktikannya. Brennan berusia tiga belas tahun ketika ia menciptakan HoopSwagg, sebuah perusahaan pakaian olahraga yang berspesialisasi dalam pakaian atletik seperti kaus kaki, t-shirt dan hoodies (Thomas, 2019).

 

Brennan Agranoff dibesarkan di Oregon, tidak jauh dari kantor pusat Nike, dan dia juga merupakan salah satu penggemar Nike. Teman-temannya pun menggunakan kaos kaki basket Nike Elite seharga $ 14. Namun, Brennan merasa bosan dengan kaus kaki tersebut karena kurangnya variasi. Kaus kaki semuanya hadir dengan warna yang kurang terang sehingga tidak menonjol, dan Brennan ingin menonjol di lapangan. Mencari jenis kaus kaki yang diinginkannya ternyata tidak membuahkan hasil. Kemudian ia akhirnya menemukan kaus kaki yang diinginkannya, namun memiliki harga mencapai $ 40 per pasang. Setelah memperhatikan masalah ini, Brennan yang saat itu berusia 13 tahun memiliki ide untuk menciptakan kaus kaki khusus yang tidak akan merusak kantong sambil tetap memberikan gaya hidup kepada pemakainya (Heiser, 2018).

 

Brennan menghabiskan sembilan bulan untuk meneliti proses pencetakan dan teknologi yang dibutuhkan untuk mencetak desain secara digital pada kaus kaki, membangun rencana bisnis, membujuk orangtuanya untuk berinvestasi $ 3.000 dan meluncurkan HoopSwagg (Sukandar, 2019). Cara yang Brennan tempuh yaitu dengan membeli sepasang kaos kaki polos Nike, kemudian ia design ulang. Akhirnya Brennan menciptakan HoopSwagg yaitu merek yang didedikasikan untuk menyediakan kaus kaki Nike berdesain khusus yang hemat biaya (Heiser, 2018). Brennan juga belajar desain grafis dan coding sendiri. Hal ini memungkinkannya untuk menjalankan situs web perusahaannya. Sudah lima tahun sejak Brennan meluncurkan bisnisnya. Perusahaannya telah menjual lebih dari 700 desain kaus kaki yang unik dan kini telah menghasilkan pendapatan $ 1,6 juta. Brennan telah berhasil mengembangkan idenya untuk membuat kaus kaki atletik berdesain khusus menjadi bisnis online yang menguntungkan (Heiser, 2018).

 

Kecerdasan Mengambil Peluang

Melalui kisah Brennan, hal menarik yang dapat kita lihat yaitu kejeliannya melihat peluang. Hal ini mengarah pada pengetahuan karena setiap penemuan peluang adalah pengetahuan (Baum, Frese & Baron, 2007). Pengetahuan merupakan bagian dari kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Pengetahuan (knowledge) secara umum didefinisikan sebagai sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, kemudian diolah oleh akal budi secara spontan. Apabila dilihat dari sudut pandang tersebut, maka pengetahuan dapat diartikan sebagai sesuatu yang masih bersifat spontan, subjektif,dan intuitif (Kurnia, Kusnaedi & Furqon, 2018).

 

Sifat pengetahuan pun bervariasi di seluruh teknologi dan konteks pasar dalam menampilkan berbagai tingkat seperti complexity dan tacit knowledge (Baum, Frese & Baron, 2007).Complexity mengacu pada tingkat kerumitan informasi (Baum, Frese & Baron, 2007). Tingkat kerumitan yang harus ditanggung oleh seorang pengusaha bergantung pada usaha yang akan ia jalankan. Semakin kompleks usaha yang akan didirikannya, maka semakin rumit pula informasi yang harus dimiliki. Selanjutnya, tacit knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang terdapat di dalam otak atau pikiran seseorang sesuai dengan pemahaman dan pengalaman orang itu sendiri (Alexandra, 2018). Tacit knowledge mengacu pada sejauh mana pengetahuan tidak dapat diakses (Baum, Frese & Baron, 2007). Hal ini karena tacit knowledge berasal dari pengalaman langsung seorang pengusaha sehingga sulit untuk diakses. Kita juga dapat melihat bahwa keberhasilan Brennan Agranoff sangat luar biasa mengingat dia tidak pernah mengambil kelas bisnis. Dia mengatakan bahwa kecerdasan bisnisnya berasal dari pengalamannya dengan membeli barang-barang di halaman penjualan dan menjualnya kembali secara online (Heiser, 2018).

 

Meningkatkan Pengetahuan

Pengetahuan juga dapat mendukung  pelaksanaan dalam membangun usaha (Baum, Frese & Baron, 2007). Sama halnya seperti yang dilakukan Brenan dengan mempelajari desain grafis dan proses pencetakan desain secara digital pada kaus kaki, dapat mendukungnya dalam melaksanakan usahanya tersebut. Selain itu, Brenan pun mempelajari coding sendiri sehingga melalui pengetahuannya tersebut dapat mendukungnya untuk menjalankan situs web perusahaannya.

 

Brenan berkata, "Terutama hari ini, dengan semua informasi yang tersedia di internet, Anda tidak terlalu muda untuk belajar bagaimana menjadi pengusaha” (Heiser, 2018). Dengan demikian, Brenan telah menunjukkan bahwa usia bukan alasan bahwa kita tidak bisa menjadi pengusaha yang sukses.

 

Di Indonesia, hal tersebut tercermin dari besarnya dukungan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan wirausaha. Hal ini karena semakin banyak wirausaha yang berkiprah di Indonesia, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat terus terakselerasi sehingga bermuara pada kesejahteraan masyarakat (Patrica & Soerjoatmodjo, 2019)

 

Di zaman sekarang ini, dimana pengetahuan dapat diperoleh dengan mudah melalui internet. maka kita hanya membutuhkan kejelian untuk melihat peluang serta kemauan yang keras untuk terus menambah pengetahuan. Mari mencoba.

 

 

Referensi

 

Alexandra, J. (2018, Mei 4). Tacit dan explicit knowledge. Binus University. Diakses dari https://sis.binus.ac.id/2018/05/04/15041/

 

Baum, J. R., Frese, M., & Baron, R. (2007). The Psychology of entrepreneurship. New Jersey: Lawrence Erlbaum.

Heiser. (2018, November 29). Brennan Agranoff – HoopSwagg. Grove City College. Diakses dari http://millennialentrepreneurs.com/brennan-agranoff-hoopswagg/

 

Kurnia, D., Kusnendi, K., & Furqon, C. (2018). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat Wirausaha. PROMOSI: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 6 (2), 48-56. Diakses dari http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/1690.

 

Patricia, I. & Soerjoatmodjo, G.W.L. (2019, 2 Februari). Generasi muda, mari Berwirausaha! Info Bintaro http://www.infobintaro.com/generasi-muda-mari-berwirausaha/

 

Sukandar, C. A. (2019, September 5). 5 Kisah pengusaha sukses di usia muda. Ada yang Baru Berusia 13 Tahun Juga. Warta Ekonomi.co.id.Diakses dari https://www.wartaekonomi.co.id/read193889/5-kisah-pengusaha-sukses-di-usia-muda-ada-yang-baru-berusia-13-tahun-juga.html

 

Thomas, A. (2019, Februari 21). Six Self-made Entrepreneurs: Born this millennium. CEOWORLD magazine. Diakses dari https://ceoworld.biz/2019/02/21/six-self-made-entrepreneurs-born-this-millennium/