ISSN 2477-1686
Vol.5 No. 6 Maret 2019
Atasi Stress dengan “Humor”
Oleh
Febianca Damayanti dan Anastasya Manurung
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalankan aktivias kehidup sehari-hari pasti kita mengalami berbagai masalah dan tekanan hidup, bila masalah tersebut semakin besar dan tidak terselesaikan, tentunya kita akan mengalami yang namanya stres. Stres berarti setiap kejadian yang terjadi telah mengganggu atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya (Lahey, 2012). Mungkin pengalaman hidup yang pahit menyebabkan kita menjadi stres, atau bisa juga karena konflik dengan seseorang, frustasi, serta keadaan lingkungan yang tidak kondusif. Selain itu Faktor biologis juga dapat menyebabkan orang menjadi mudah stres, misalnya seperti teori kepribadian Eysenck yang mengatakan bahwa orang dengan saraf otonom (khususnya pada bagian saraf simpatetik) yang sangat reaktif akan lebih mudah terkena stres walaupun sebenarnya hal sepele yang sedang orang tersebut hadapi (Schultz & Schultz, 2005)
Salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah dan tekanan hidup adalah lewat humor (sense of humor). Humor (bahasa Inggris: humour, atau humor) adalah sikap yang cenderung dilakukan untuk membangkitkan rasa gembira dan memicu gelak tawa. (Wikipedia, 2017). Pendapat lain mengatakan Humor merupakan stimulus sosial yang menyenangkan dan dapat mengembangkan hubungan dengan teman (dalam Franzini, 2001). Dari pengertian tersebutlah yang menyebabkan pentingnya humor di dalam kehidupan manusia, baik di lingkungan keluarga, dunia pekerjaan dan dunia akademik hal ini penting dikarenakan dalam menjalankan aktivitas terutama saat berkomunikasi humor ini sendiri dapat memperlancar komunikasi kita, dapat mencegah serta mengurangi stress dan dapat mencegah atau mengurangi konflik kerja dalam aktivitas hidup sehari-hari.
Naluri manusia untuk mencari kegirangan, kegembiraan serta hiburan (Humor) sudah kita miliki sejak bayi, yang mana ibu kita melatih untuk mencari kebahagian. Seperti: saat kita kecil, hampir setiap saat ibu melakukan hal-hal lucu agar melihat sang anak tertawa gembira. Baik dengan melakukan gerakan lucu maupun meniru suara binatang atau mengeluarkan suara aneh. Ketika sang anak sudah beranjak dewasa, kebutuhan akan kegembiraan itu sudah melekat erat dalam dirinya. Manusia hidup dengan nalurii kuat untuk mencari kegembiraan dan hiburan (Hendarto, 1990). Rasa humor itu sendiri berlaku bagi manusia normal serta untuk “hiburan” merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia untuk pertahanan diri dalam menjalani aktivitas hidupnya (Widjaja, 1993).
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa humor berarti tindakan atau pikiran spontan positif yang dapat mengurangi beban pikiran, jadi kalau ada sesuatu yang menambah beban pikiran tidak bisa dikatakan sebagai humor. Berikut contoh pentingnya humor dalam kehidupan sehari-hari: Ada seorang yang bernama Richard Pryor yang menekuni pekerjaannya sebagai pelawak, pada tahun 1963 sampai wafatnya 2005, ternyata pada masa kecilnya memiliki hidup yang sulit. Ayahnya adalah orang yang kejam, ibunya seorang pelacur, dan neneknya digambarkan sebagai seorang yang pelit. Dari sini pasti kita terbayang bagaimana “tegangnya” suasana di rumah itu. Pryor kecil bisa saja menjadi stres, namun kenyataannya tidak. Richard Pryor mampu membuat keluarganya tertawa dengan celotehan yang ia ungkapkan, dan ia berpikir bahwa jika ia mampu membuat orang lain tertawa maka ia akan diperlakukan dengan baik. Terbukti bahwa humor membantunya mengatasi masa lalunya yang menyakitkan (Losyk, 2007).
Mungkin tidak semua orang memiliki humor ini secara spontan karena humor merupakan karakteristik kepribadian, tetapi siapa sangka ternyata humor dapat dilatih sedikit demi sedikit. Ada beberapa tips mengembangkan rasa humor dalam diri seseorang dalam membuat orang lain tertawa yaitu :
1. Mengamati orang dan situasi
Kita sebaiknya memiliki daya pengamatan yang baik, sebaiknya kita dapat mengembangkan rasa humor dalam diri dikarenakan momen lucu dari kehidupan biasanya terinspirasi oleh orang dan situasi yang ada disekitar kita.
2. Baca bacaan lucu
Dalam meningkatkan rasa humor, kita dapat membaca buku atau kutipan-kutipan lucu. Hal ini dilakukan agar memberikan inspirasi dalam pembuatan humor kita.
3. Menonton film lucu
Jika belum terbiasa membaca, kita dapat membaca beberapa film lucu seperti stand up comedy . Hal ini berguna untuk menambah pengetahuan dan inspirasi dalam membuat humor.
4. Belajar dari teman
Teman dapat membantu kita dalam memberikan bimbingan hingga memberikan umpan balik agar dapat bercanda dan tertawa secara bersama.
5. Gunakan perlengkapan
Dalam membuat humor tidak menjadi masalah apabila kita dibantu untuk menggunakan perlengakapan dalam mengejutkan teman atau keluarga.
6. Ciptakan gesture yang berbeda
Dalam pembuatan rasa humor, tidak harus menggunakan kata-kata dapat juga dilakukan melalui gerakan lucu.
Perlu diingat bahwa dalam mengatasi masalah lewat humor, kita tidak selalu dituntut untuk menjadi seorang “pelawak”, tetapi yang paling penting adalah diri kita dahulu; apakah kita bisa tertawa karena humor yang kita ciptakan sendiri atau tidak. Seseorang mungkin dapat tertawa ketika menonton acara komedi di televisi, dan yang lainnya akan tertawa bila membaca komik yang lucu. Belum tentu juga mereka yang sering melontarkan humor dan suka tertawa tidak memiliki masalah, hanya saja mereka mampu mengatasi masalah mereka dengan mengurangi kecemasan dan stres.
Referensi
De Gruyter. (1998). The Sense of Humor: Explorations of a Personality Characteristic. (W. Ruch, Penyunt.) Berlin: Mouton de Gruyter.
Franzini, L.R. (2001). Humor in therapy: The case for training therapists in its uses and risks. The Journal of General Psychology, 128(2).
Hendarto, Priyo. 1990. Filsafat Humor. Jakarta: Karya Megah.
Lahey. (2012). Psychology An Introduction (11th ed.). New York, Amerika Serikat: McGraw-Hill.
Losyk, B. (2007). Kendalikan Stres Anda! Cara Mengatasi Stres dan Sukses di Tempat Kerja. (C. Konggidinata, Penyunt., & M. Harapan, Penerj.) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2005). Theories Of Personality (8th ed.). (M. Sordi, Penyunt.) Amerika Serikat: Thomson Learning.
Tribunnews. (2016, September 13). Dipetik Januari 14, 2018, dari Tribunnews https://Jateng.tribunnews.com/amp/2016/09/13/tips-untuk-kembangkan-rasa-humor-dalam-diri-kita?page=2
Widjaja, A.W. 1983. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia. (2017, October 29). Dipetik Maret 08, 2018, dari Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Humor