ISSN 2477-1686
Vol.5 No. 5 Maret 2019
Dinamika Kelompok dalam Reuni
Oleh
Sandra Handayani Sutanto
Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan
Latar Belakang
Belum lama ini saya mengikuti reuni SMP setelah 23 tahun lulus sebagai alumni. Reuni tersebut diselenggarakan oleh sekelompok orang panitia yang telah mempersiapkan reuni sekitar 4 bulan sebelum pelaksanaan. Reuni SMP ini bermula dari obrolan sekelompok teman-teman yang melayat salah satu kawan yang sedang berduka dan akhirnya berujung pada keinginan bersama untuk mengadakan reuni. Segera hal ini ditindaklanjuti dengan membentuk kepanitiaan. Panitia yang terbentuk membagi tugas ke beberapa bagian mulai dari acara, humas, transportasi dan dana. Untuk memudahkan koordinasi dengan semua anggota panitia, maka rapat rutin digelar hampir setiap minggu. Terkait dengan urusan dana, panitia dan teman-teman seangkatan mengumpulkan semua dana reuni murni dari urunan para panitia serta dari para alumnus saja tanpa ada donasi dari pihak luar maupun sponsor.
Inti acara dalam reuni tersebut berupa temu kangen dengan teman-teman seangkatan dan memberikan apresiasi pada guru-guru yang pernah mengajar. Saat acara reuni, teman-teman seangkatan yang berhasil dikumpulkan berjumlah sekitar 90 orang dari 120 orang yang berdonasi untuk terselenggaranya acara reuni. Beberapa teman yang berada di luar kota tidak hadir dalam acara tersebut.
Kelompok dan Dinamika Kelompok
Kelompok didefinisikan sebagai kumpulan orang atau paling sedikit dua orang yang berinteraksi, berbagi tujuan, dan saling berhubungan (Spector, 2012). Interaksi dan saling berhubungan merupakan pembeda antara kelompok dengan sekumpulan orang/crowd. Dalam reuni, sesama alumni merupakan kelompok karena mereka berinteraksi satu dengan lainnya dan saling berhubungan, misalnya bergabung dalam wadah komunikasi whatsapp group bersama untuk angkatan tertentu, atau melakukan tatap muka atau pertemuan secara langsung dengan sesama anggota dalam kelompok.
Spector (2012) menyatakan bahwa di dalam kelompok, terdapat tim kerja yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Tindakan dan masing-masing individu saling memiliki ketergantungan dan terkoordinasi
2. Setiap anggota memiliki peran spesifik
3. Memiliki tugas dan tujuan bersama
Tim kerja menjadi bagian dari kelompok. Tim kerja—dalam hal ini panitia--dalam reuni memiliki tugas masing-masing yang dikoordinasikan secara rutin (dalam rapat) oleh ketua untuk mencapai tujuan bersama, yaitu terselenggaranya acara reuni.
Lewin (dalam Forsyth, 2010) mendefinisikan dinamika kelompok sebagai aktivitas, proses, operasi dan perubahan yang terjadi dalam kelompok, dan hal ini menunjukan bahwa kelompok memiliki pengaruh dan berkuasa terhadap anggota dan tim. Perubahan dalam kelompok bersifat cair, dalam arti kelompok terus berkembang dan berevolusi dari waktu ke waktu.
Hal Penting dalam Kelompok
Ada 4 hal penting dalam kelompok yang menjadi landasan perilaku kelompok (Spector, 2012). Keempat aspek yang penting dalam kelompok adalah peran, norma, group cohesiveness dan process loss.
Peran yang dimaksud bahwa tidak semua orang dalam kelompok memiliki fungsi yang sama. Peran secara formal ditentukan oleh organisasi dan sesuai dalam deskripsi dalam sebuah organisasi, misalnya peran sebagai ketua, sekretaris, bendahara dstnya. Peran informal muncul dari interaksi masing-masing anggota kelompok yang dapat menggantikan peran yang formal misalnya pengirim kartu dalam kelompok.
Norma didefinisikan sebagai peraturan tidak tertulis yang mengatur perilaku dan diterima oleh semua anggota kelompok. Salah satu contoh norma adalah cara berpakaian dan sikap yang diharapkan dari anggota kelompok dalam reuni.
Group cohesiveness adalah jumlah dari kekuatan yang menarik anggota kelompok dan membuat kelompok tetap bersama. Group yang kohesif membuat anggota melaksanakan norma dengan baik/patuh, contohnya kekompakan membuat anggota kelompok tetap ada dalam whatsapp group walaupun reuni sudah selesai.
Dalam dinamika kelompok, juga terdapat process loss. Process loss didefinisikan sebagai waktu dan usaha yang dihasilkan namun tidak berhubungan langsung dengan produksi dan pencapaian tugas, contohnya mengobrol atau makan bersama dengan kelompok, di luar membicarakan tujuan bersama, misalnya makan bakmi sembari bertukar kabar masing-masing.
Hal Penting dalam Panitia
Dua hal yang menjadi penting dalam tim tetapi tidak dimiliki kelompok adalah komitmen dan mental model (Spector, 2012).
Komitmen tim adalah kekuatan yang dimiliki oleh individu untuk terlibat dalam tim, menerima tujuan bersama, bersedia untuk bekerja keras untuk tim dan keinginan untuk terus berada dalam tim. Salah satu contohnya adalah panitia reuni yang bersedia untuk berkomitmen menyediakan waktunya untuk membahas acara reuni.
Hal yang kedua adalah team mental model. Saat dalam tim, maka diperlukan adanya pemahaman bersama dari seluruh panitia mengenai tugas, tim tersebut, peralatan yang diperlukan dan situasi yang dihadapi. Team mental model bisa dibagi menjadi dua yaitu taskwork dan teamwork. Task work adalah fokus dari tim kerja yang lebih menaruh perhatian terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan, sedangkan team work model merupakan konsepsi bersama mengenai tim dan bagaimana masing-masing anggota dapat bekerja bersama.
Penutup
Belajar dari proses pelaksanaan reuni, maka kita diingatkan bahwa sebagai bagian dari komunitas dan masyarakat, kita tidak lepas menjadi bagian dari kelompok dan juga tim kerja. Agar proses tim kerja dan kelompok ini bisa berjalan lancar, maka perlu kesadaran masing-masing individu yang terlibat dalam kelompok dan tim kerja untuk mengerjakan bagiannya dan berusaha mencapai tujuan bersama yang telah disepakati oleh kelompok.
Great things in business are never done by one people.
They’re done by a team of people.
–Steve Jobs
Referensi:
Forsyth, D.R. (2010). Group dynamics (5th ed.). Australia : Wadsworth Cengage
Learning.
Spector, P.E. (2012). Industrial and Organizational Psychology : Research and practise. Singapore : John Wiley & Sons.