ISSN 2477-1686

 Vol.5 No. 3 Februari 2019 

Quality Time dalam Keluarga 

Oleh

Frida Medina Hayuputri

Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI

  

Ilustrasi 

Seringkali kita merasa bahwa anak kita suka mengganggu. Misalkan baru saja membuka laptop untuk bekerja, ia sudah berteriak memanggil nama kita. Lalu biasanya kita menjawab, "Sebentar ya Nak, jangan ganggu pekerjaan Bunda dulu”. Atau baru saja kita mau membuka e-mail soal pekerjaan kantor, ia sudah merajuk manja minta ditemani menggambar. Biasanya kita akan menjawab "Sayang, kamu gambar dulu sendiri ya, Ayah masih ada pekerjaan".  

Namun, ketika pekerjaan kita sudah selesai, biasanya ia sudah tertidur lelap, karena terlalu lama menunggu, dan tak jauh dari tempat ia terlelap, tergeletak sebuah surat di sampingnya, bertuliskan "Bunda, i love you so much" dengan tulisan sederhana khas anak-anak. Ternyata, ia hanya mau menunjukkan bahwa ia sudah pandai menulis surat untuk Sang Bunda. Atau ketika sudah selesai mengirim e-mail kerjaan kantor, kita menghampirinya, namun ternyata ia sudah terlelap tidur, di sebelahnya tergeletak sebuah lukisan yang belum selesai diwarnai, bergambar dirinya dengan Sang Ayah, bertuliskan "Ayah, i love you forever”. Ternyata ia hanya mau minta ditemani mewarnai lukisannya bersama.  

Tidak terasa, tahun demi tahun berlalu. Anak kita sudah beranjak dewasa. Ia sudah tidak pernah mengganggu pekerjaan kita, tidak memanggil-manggil manja, dan tidak lagi mengajak menggambar bersama. Kondisi seperti ini berbanding terbalik dengan masa lalu. Pada kondisi ini justru kitalah yang merindukan anak kita. Merindukan saat-saat bermain bersamanya.  

Ketika kita buka kamarnya sepi. Di sana ada foto-foto masa kecilnya, di bawahnya terselip surat cintanya dahulu yang bertuliskan "Bunda, i love you so much". Surat yang belum sempat kita balas, karena kita selalu sibuk dengan pekerjaan. Kita hanya bisa menyesal dan berkata dalam hati “Maafkan Bunda, ya Nak”.  

Di kamarnya pun ditemukan lukisan kami berdua yang ia lukis, yang hingga hari ini belum selesai diwarnai, karena kita tak pernah punya waktu untuk menemaninya mewarnai. “Maafkan Ayah ya, Nak”. 

Dear Ayah dan Bunda, uraian di atas merupakan sebuah ilustrasi betapa waktu sangat cepat berlalu. Jangan sampai kita menyesal karena telah kehilangan momen-momen berharga dengan anak.  

Quality Time dalam Keluarga  

Jika sebuah keluarga tidak memiliki waktu untuk beraktivitas dan menghabiskan waktu bersama-sama secara rutin, maka quality time merupakan hal yang sangat penting. Quality time adalah suatu rentang waktu yang dicurahkan bagi seluruh keluarga, dengan melakukan aktivitas-aktivitas sesuai dengan pilihan sang anak (Bowen, 2013).  

Memiliki waktu yang berkualitas untuk berkomunikasi dengan anak, merupakan kunci utama bagi hubungan keluarga yang erat (Christensen, 2002). Anak-anak biasanya menginginkan waktu untuk bermain dan bercengkrama bersama orang tuanya (Ashborne & Dally, 2010). 

Untuk mendapatkan quality time bersama keluarga, sebaiknya jauhkan dan matikan semua hal-hal yang bisa menjadi pengganggu atau pengalih perhatian, seperti televisi dan gadget. Bermain bersama anak merupakan salah satu cara terbaik mendapatkan quality time, terutama bagi keluarga yang sibuk.  

Berikut ini merupakan cara-cara untuk bisa mendapatkan quality time bersama keluarga (Bowen, 2013), yaitu:  

Aktivitas Rutin

1.    Jemput anak dari sekolah, matikan gadget dan berbincang dengannya.

2.    Memasak makanan bersama anak.

3.    Makan bersama anak, setidaknya satu kali sehari.

4.    Belajar bersama dan membantu Pekerjaan Rumah (PR) anak.

 

Waktu Khusus dengan Anak

1.    Jadwalkan waktu khusus dengan anak  sekitar 15-20 menit setiap harinya.

2.    Jauhkan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian, seperti televisi dan gadget.

3.    Biarkan anak memilih kegiatan sesuai keinginannya.

 

Strategi Waktu untuk Keluarga

1.    Menonton film di bioskop, pergi berjalan-jalan, dan menonton pertandingan olahraga.

2.    Bermain kartu dan puzzle.

3.    Berolahraga bersama.

4.    Membaca buku bersama.

 

Hobi Keluarga

1.    Coba hobi-hobi baru yang seru, seperti memancing, mendaki gunung, dan berkemah.

2.    Buat prakarya bersama, misalkan membuat rumah-rumahan dari kayu atau kostum robot dari kardus.

  

Mari kita nikmati setiap detik kebersamaan dengan anak-anak kita. Dengarkanlah ia, jawablah ia, pandangilah matanya ketika ia berbicara, peluklah ia, ciumlah ia, sebanyak-banyaknya, karena waktu tidak akan kembali. Karena anak tidak selamanya manja, bergantung, dan merepotkan kita. Ingatlah bahwa : "our children are not distractions for important works, they are the most important work". Anak-anak bukanlah pengganggu bagi pekerjaan, justru merekalah pekerjaan utama kita. Merekalah prioritas dalam hidup kita.  

Referensi

 

Ashborne, L. M. & Dally, K. J. (2010). Changing patterns of family time in adolescence. Time and Society Journal, 2, (3), 308-329.

 

Bowen, A. (2013). Family quality time. Tucson: University of Arizona.

 

Christensen, P. H. (2002). The qualities time for children. Children and Society Journal, 16, 77-88.