ISSN 2477-1686
Vol.4. No.20 Oktober 2018
Belanja Online: Pilihan Berbelanja Masyarakat Masa Kini
Oleh
Selviana dan Retno Budi Setyowati
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Kemajuan Internet di Indonesia
Penggunaan search engine perangkat seluler maupun penelusuran melalui perangkat digital lainnya berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir mengikuti peningkatan penetrasi internet di seluruh dunia. Peningkatan penetrasi internet ini memberikan dampak dan perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2017, jumlah pengguna internet Indonesia hingga tahun 2017 adalah 143,26 juta pengguna atau sekitar 54,68% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 262 juta jiwa. Hal ini mengalami kenaikan dari pengguna internet tahun 2016 sebanyak 132,7 juta jiwa. Tentunya hal ini menjadi peluang besar, terutama bagi para pengusaha untuk memaksimalkan penjualan produk atau layanan dengan menggunakan iklan online.
Mengapa Belanja Online?
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan internet di Indonesia menggerakkan para pengusaha untuk memasarkan produk-produknya melalui jasa Internet khususnya melalui sosial media dan vendor-vendor penjualan berbasis online. Berdasarkan hasil wawancara penulis, ditemukan bahwa beberapa orang yang senang belanja online menyatakan bahwa kesenangannya belanja online karena merasa mendapatkan kemudahan dalam berbelanja dengan variasi sistem pembayaran dan lebih mudah untuk mendapatkan barang apapun yang dibutuhkan, selain itu lebih menghemat waktu karena tidak harus keluar rumah untuk membeli barang yang dibutuhkan dan juga harganya lebih murah dari pada harga toko. Sementara itu, beberapa orang yang tidak suka belanja online karena tidak paham menggunakan gadget/media sosial dan kurang percaya dengan belanja online yang menurutnya seringkali barang yang dijual dalam foto tidak sama dengan yang diterimanya atau merasa tidak puas bila membeli sesuatu yang tidak dilihat langsung, serta masih banyak pembeli yang ingin mencoba produk secara langsung.
Namun demikian, fenomena belanja online masa kini memiliki tempat tersendiri dikalangan masyarakat terlepas dari percaya atau tidaknya pembeli, serta puas atau tidaknya pembeli dengan belanja online. Hasil penelitian Selviana dan Setyowati (2018) terhadap 184 orang pengguna belanja online di Jakarta menyatakan bahwa terdapat pengaruh sikap belanja online terhadap trust melalui mediator kepuasan pelanggan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepercayaan (trust) pelangggan merupakan hal penting yang perlu dibangun oleh para pelaku usaha bisnis online, sehingga dapat menciptakan sikap yang positif dalam berbelanja guna mendapatkan kepuasan untuk melakukan transaksi berkelanjutan. Dari hasil penelitian tersebut juga ditemukan bahwa perempuan lebih suka berbelanja online dari pada laki-laki yang terlihat dari jumlah responden perempuan sebanyak 137 orang (74,5%), sementara responden laki-laki sebanyak 47 orang (25,5%). Penemuan ini diperkuat dengan hasil survei yang tertulis pada Tempo.co (2017) yang menyatakan bahwa Survei Opera Software yang melibatkan 420 responden di beberapa Kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Medan dan Makassar) menunjukkan perempuan pengguna mobile browser lebih tertarik berbelanja online dibandingkan dengan laki-laki. Sebanyak 60 responden perempuan mengaku mengakses mobile broswer lebih dari delapan kali sehari untuk beraktivitas online seperti mencari informasi, membaca berita dan mengakses media sosial. Tetapi, lebih banyak perempuan (37 persen) yang tertarik untuk berbelanja online atau mencari barang di situs e-commerce daripada laki-laki (34 persen). Selain itu, hasil penelitian Selviana dan Setyowati (2018) juga menemukan bahwa pengguna belanja online masa kini mencakup berbagai rentang usia dari remaja hingga usia lanjut yakni berkisar antara 17 – 61 Tahun. Dengan kata lain masyarakat dari berbagai kalangan dan rentang usia masa kini memiliki ketertarikan untuk berbelanja secara online.
Penutup
Belanja online pada masa kini merupakan suatu hal yang sudah menjadi tren di masyarakat dunia khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai penutup ada beberapa hal yang dapat penulis sarankan, antara lain:
a. Bagi Pelanggan belanja online, disarankan agar menggunakan vendor yang terpercaya dan telah diketahui kualitas layanannya agar proses transaksi menjadi lebih mudah dilayani secara profesional.
b. Bagi vendor, disarankan agar membuat sistem transaksi yang lebih tranasparan, memudahkan pelanggan, harga jual yang terjangkau dan menjual barang sesuai gambar agar dapat memberikan layanan terbaik yang dapat memuaskan pelanggan, sehingga mendapatkan pelanggan setia yang menguntungkan vendor sebagai pelaku bisnis online.
c. Berdasarkan hasil penelitian responden terbanyak pengguna belanja online adalah perempuan, maka disarankan agar secara khusus dapat mengkaji atau meneliti tentang sikap atau minat belanja online pada remaja perempuan, perempuan yang karier atau ibu rumah tangga agar dapat diperoleh analisis yang lebih mendalam terkait kecenderungan perempuan yang gemar berbelanja khususnya berbelanja secara online.
Referensi
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2017). Penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia 2017. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018 dari https://apjii.or.id/survei2017.
Selviana., & Setyowati, R. B. (2018). Pengaruh sikap belanja online terhadap trust melalui mediator kepuasan pelanggan. Dipresentasikan dalam Seminar Nasional IKRAITH UPI YAI Jakarta pada tanggal 10 Oktober 2018.
Survei: Perempuan lebih sering belanja online dibanding pria. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018 dari https://cantik.tempo.co/read/885242/survei-perempuan-lebih-sering-belanja-online-dibanding-pria/full&view=ok.