ISSN 2477-1686
Vol.4. No.4, Februari 2018
Ketika Gaji Istri Lebih Besar Daripada Suami
Oleh:
Selviana
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI
Pandangan tentang penghasilan Suami-Istri
Bagi seorang suami, memperoleh pasangan yang juga bekerja dan memiliki penghasilan sendiri barangkali merupakan berkah tersendiri karena dapat membantu menambah pemasukan keluarga. Tetapi ketika ternyata karir dan gaji istri lebih meningkat dan lebih besar, tak jarang berkah tersebut berubah menjadi musibah. Ujung-ujungnya, berbagai persoalan muncul dan keutuhan rumah tanggapun terancam. Jika hal itu terjadi, akankah pasangan suami-istri tersebut berpangku tangan dan pasrah pada nasib? Atau malah memicu masalah-maslah baru yang muncul dalam biduk rumah tangga?
Dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, seorang istri berpenghasilan lebih besar dari suami bukanlah hal yang aneh, tetapi hal ini tak jarang dijadikan persoalan bahkan dijadikan penyebab terjadinya perceraian. Sebagian besar orang menganut nilai-nilai bahwa laki-laki adalah pemimpin perempuan dan perempuan "hanya pengikut", sehingga suami memperoleh "kedudukan" tertinggi, yakni sebagai kepala keluarga dan bertugas mencari nafkah, sedangkan istri tertugas mengurus anak dan keluarga. Itulah sebabnya mengapa bagi suami, penghasilan menjadi hal yang sangat berarti bahkan identik dengan harga dirinya sebagai kepala keluarga.
Berbagai pertanyaan muncul untuk mengatasi permasalahan rumah tangga dan bila salah satu penyebab timbulnya masalah dalam rumah tangga adalah perbedaan penghasilan antara suami-istri, berdasarkan pandangan penulis bisa saja masalah yang sering muncul akibat kondisi tersebut, antara lain:
- Munculnya egoisme, wanita sering tumbuh ketika tidak lagi ada ketergantungan materi terhadap suami, terlebih jika dia menjadi tulang punggung keluarga. Egoisme ini juga dapat berkembang menjadi "pembangkangan" terhadap perannya sebagai istri/ibu yang baik.
- Suami menjadi minder, Jika kenyataannya penghasilan istri lebih besar, maka tidak sedikit suami yang menjadi minder. Akibatnya suami seolah tak memiliki harga diri saat harus berhadapan pada persoalan keuangan keluarga.
Mengacu pada permasalahan tersebut, hal ini bisa menjadi sinyal bahaya bagi wanita yang memiliki karier lebih cemerlang dibanding suami. Pasalnya, tak mudah bagi sepasang suami-istri menerima dengan lapang dada kondisi tersebut, oleh karena itu jika ternyata masalah-masalah di atas muncul, bicarakanlah dengan kepala dingin dan besar hati untuk mencari solusinya. Kamal (2009) memberikan beberapa pendapat untuk mengatasi permasalahan kerluarga yang terjadi karena penghasilan istri lebih besar dari suami, antara lain:
- Bersyukur dan tetap saling mendukung. Mencoba untuk mensyukuri karunia yang Tuhan berikan termasuk jika penghasilan istri lebih besar dari pada suami. Selain itu, sangat penting untuk tetap saling mendukung dan mencintai sebagai suami istri serta istri harus tetap tunduk kepada suami kepala keluarga.
- Tetap percaya diri. Minder tidaknya suami tergantung dari kepribadian suami-istri itu sendiri. Kalau istri sering marah dan sering mengungkit soal uang, suami normal pun lama-lama juga akan minder. Sebaliknya, suami yang kurang percaya diri pasti akan dibayangi rasa rendah diri walau istrinya sama sekali tidak mempersoalkan urusan gaji yang lebih tinggi.
- Tak perlu membandingkan. Sebaiknya seorang istri yang sukses dalam karir tidak membanding-bandingkannya dengan suami, walau niatnya untuk memacu prestasi suami tapi tetap saja akan memunculkan efek negatif.
- Saling terbuka. Kemungkinan munculnya konflik gara-gara gaji istri lebih besar sebaiknya sudah disadari sejak awal sebelum menikah. Dengan demikian masing-masing sudah punya visi dan cara terbaik untuk menghadapinya.
Referensi
Kamal, T. (2009). Psikologi Suami-Istri. Mitra Pustaka: Jakarta