ISSN 2477-1686

 

Perilaku Seksual Pada Anak-anak Jalanan

Oleh

Mori Vurqaniati

Fakultas Psikologi - Universitas Persada Indonesia YAI

Fenomena Perilaku Seksual yang terjadi pada Anak-anak

Fenomena perilaku seksual yang terjadi di usia anak-anak belakangan ini cukup menarik untuk dibahas. Hal ini guna mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab perilaku seksual yang dilakukan di usia anak-anak. Maramis (2009) mengemukakan bahwa aspek perilaku seksual yakni biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual karena itu pendidikan terhadap seksual harus menyeluruh. Lebih lanjut, Becker, et al., (2007) mengatakan bahwa perilaku seksual adalah perilaku yang didorong oleh hasrat seksual baik kepada lawan jenis maupun sejenis, seperti berkencan, bercumbu, sampai dengan bersenggama, objek seksualnya bisa dengan orang lain atau khayalan atau diri sendiri. Sarwono (2013) mengemukakan bahwa perilaku seksual merupakan segala bentuk perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk perilaku seksual, mulai dari bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, meraba bagian tubuh yang sensitif, menggesek-gesekkan alat kelamin sampai dengan memasukkan alat kelamin ke dalam vagina.

 

Terkait dengan masalah perilaku seksual di usia anak-anak ternyata masalah ini juga terjadi pada anak-anak jalanan, anak-anak yang hidup dengan tingat ekonomi di bawah rata-rata yang didalam kesehariannya lebih banyak berada di jalanan. Rikawarastuti (2013) dalam jurnal penelitiannya mengungkapkan bahwa survei pada 1284 orang anak jalanan, dari jumlah tersebut ditemukan sebanyak 6,9% pernah melakukan hubungan seksual, 46,1% melakukan dengan pacar. Pasangan dalam berhubungan seksual pun bervariasi dari mulai dengan pekerja seks serta ganti-ganti pasangan sesama anak jalanan. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat keberadaan mereka selama di jalanan tentu akan mempengaruhi nilai-nilai yang diterima dan bukan hal yang tidak mungkin nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi cara berfikir serta perkembangan psikologisnya, mengingat dampak perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab sejak dini dapat menimbulkan masalah sosial lainnya dikemudian hari.

 

Faktor Penyebab Permasalahan Perilaku Seksual Pada Anak-anak

 

Sarwono (2013) mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah karena meningkatnya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa. Artinya penggunaan media internet secara tidak tepat juga memberikan pengaruh terhadap perilaku seksual anak-anak, hal ini dapat dipahami jika kita mengaitkan cara berfikir periode operasional konkrit yakni usia 7 sampai 11 tahun dimana pada tahapan ini meskipun telah terjadi sedikit penghilangan egosentrisme namun anak masih melihat segala sesuatu melalui sudut pandang orang lain sekalipun itu tidak tepat (Hurlock, 2006). Selain faktor kognitif berkaitan juga dengan proses perkembangan moral yang dimiliki usia anak-anak. Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana anak-anak dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan salah.

 

 

Selain penggunaan media internet, peranan orang tua juga berpengaruh. Velez, et al., (2005) mengidentifikasi faktor-faktor awal yang berhubungan dengan perilaku seksual adalah faktor dukungan, pengawasan, dan keterlibatan orang tua yang signifikan. Kondisi anak-anak jalanan yang kurang mampu secara ekonomi menyebabkan sebagian besar dari mereka kurang mendapatkan perhatian orangtua, misalnya anak yang tinggal hanya bersama salah satu orangtua atau anak yang lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. Agaknya faktor-faktor ini dimungkinkan berperan terhadap perilaku seksual anak-anak jalanan. Terlebih ketika mereka berada di jalanan mereka membangun hubungan dengan teman sebaya serta konformitas dengan nilai-nilai yang mereka terima di jalanan, tentu hal ini juga kuat mempengaruhi pemahaman mereka terkait dengan perilaku seksual.

 

 

Oleh karena itu, guna meminimalisir dampak perilaku seksual yang negatif pada anak-anak, khususnya pada anak-anak jalanan maka, perlu dilakukan upaya preventif yakni dengan memberikan pendidikan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai unsur pemahaman norma, agama dan budaya serta informasi penting terkait dengan dampak negatif perilaku seksual diantaranya penyakit menular seksual serta masalah perilaku lainnya, kemudian orangtua serta orang-orang terdekat juga membangun hubungan yang positif dengan anak. Hal ini dilakukan agar meminimalisir anak mendapatkan informasi yang tidak tepat di luar. Selain itu anak juga mendapatkan pemahaman ada batasan-batasan yang mereka harus ketahui yakni dengan mengarahkan konsep tentang anggota tubuh dan menjaga diri.

 

Referensi

Becker, B. J., Berkley, J.K., Geary, N.H., Elizabeth, Herman, P.J., Young, E. (2007). Sex Differences in the Brain: From Genes to Behavior. Oxford University Press.

Hurlock, E.B. (2006). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Maramis, Willy & Maramis, A., Albert. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Airlangga University Press, Surabaya.

Rikawarastuti (2013) Tinjauan Pendekatan Penanganan Perilaku Seksual Anak Jalanan. Jurnal Health Quality vol. 4 No. 1, Nopember 2013, Hal. 1-7. 

Sarwono, S.W. (2013). Psikologi Remaja. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Velez., M.C., Gonzalez, R.A., & Borges, A. (2005). Family functioning and early onset of sexual intercourse in Latino adolescents. Journal of Adolescence 40. 160. 777-