ISSN 2477-1686
Vol.3. No.3, Maret 2017
Bimbingan Karier: Persiapan untuk Mencapai Karier
yang Tepat bagi Masa Depan
Selviana
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Salah satu fase perkembagan manusia dalam kehidupannya adalah keinginan mencapai suatu titik dalam memaksimalkan potensi dan kemandirian secara finansial. Kemaksimalan potensi dan kemandiran secara finansial ini erat kaitannya dengan karier atau jenis pekerjaan yang dilakukan. Tak dapat dipungkiri, fenomena yang terjadi di Indonesia adalah masih banyaknya pengangguran. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 persen(https://m.tempo.co/read/news/2016/05/04/173768481/bps-pengangguran-terbuka-di-indonesia). Artinya, masih banyak juga orang yang belum mencapai karier yang dapat mendukung kemandiriannya secara finansial atau masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilannya (underemployed) atau belum menggunakan keterampilannya semaksimal mungkin, padahal generasi Indonesia saat ini memiliki kualitas terbaik untuk memasuki pasar kerja Indonesia dan memiliki akses yang luas untuk memperoleh pendidikan dan upaya mendapatkan pendidikan juga meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Pentingnya Bimbingan Karier
Mengacu pada fenomena di atas, diperlukan persiapan untuk mencapai karier yang tepat bagi masa depan. Oleh karenanya bimbingan karier perlu dilakukan sejak masih kecil, misalnya dengan menanyakan kepada anak tentang cita-citanya pada masa dewasa nanti dan bisa juga dengan melihat potensi-potensinya sejak dini agar dapat diarahkan kepada pemilihan-pemilihan jurusan studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal ini sangat penting karena akan berkaitan dengan pilihan hidup kedepan apakah akan memilih untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah, bekerja sambil kuliah atau memilih jurusan kuliah yang tepat setelah lulus SMA. Person (dalam Buchori & Ilfiandra, 2015) menyatakan bahwa bimbingan karier atau dikenal dengan istilah choosing a vocation adalah proses: a) memahami dan menerima karakteristik dan potensi diri yang menyangkut bakat, kemampuan, minat, ambisi, dan keterbatasannya; b) memahami dengan jelas tentang dunia kerja, yang menyangkut persyaratan, keterampilan, kondisi kerja, kompensasi, peluang, dan prospek kerja; c) membantu individu memahami dan menyesuaikan diri dengan karakteristik pribadi dan tuntutan dunia kerja. Selain itu, bimbingan karier juga bertujuan untuk membantu individu agar memperoleh pemahaman dan penyesuaian diri dalam hubungannya dengan masalah-masalah pekerjaan. Lebih lanjut, Sukadji (2000) memaparkan sasaran bimbingan karir yaitu guna mematangkan individu agar dapat: 1). memahami kesempatan kerja yang tersedia; 2). mempunyai ide yang ingin diperjuangkan; 3). memiliki kompetensi pribadi dan sosial untuk memuaskan pemberi kerja, atasan dan dapat bergaul dengan teman sekerja; 4). memiliki sumber daya pribadi untuk menanggulangi kegagalan kerja/pendidikan seandainya hal ini terjadi, sehingga tidak timbul reaksi neurotik.
Ketrampilan dalam Pekerjaan
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, di Indonesia masih banyak juga orang yang menganggur ataupun bekerja pada lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan potensinya. Bila orang menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, mereka harus menyadari berbagai kemungkinan pekerjaan, mengembangkan ketrampilan yang diperlukan, mendapatkan pengalaman kerja dan membuat pilihan pekerjaan yang tepat bagi dirinya. Jadi, sejak awal perlu diusahakan kesadaran akan pekerjaan melalui bimbingan dan konseling agar dapat mempersiapkan karier yang tepat bagi masa depan, sehingga mampu belajar menguasai ketrampilan yang diperlukan guna mengarahkan diri pada cita-cita yang realistik, . Untuk itu, Sukadji (2000) menjelaskan hal-hal yang diperlukan untuk menduduki jabatan kerja, sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menjajagi kemungkinan pekerjaan: Masih ada orang memiliki perspektif yang sempit mengenai dunia kerja. Selain tidak mendapat cukup informasi dan pengalaman. Sekarang mulai banyak dibuka kesempatan magang di banyak institusi/perusahaan. Hendaknya hal ini dimanfaatkan sebagai penjajagan untuk melihat dunia kerja seutuhnya.
2. Memilih dan merencanakan pilihan pekerjaan: Merencakan pilihan kerja yang nantiya akan menjadi karier bagi masa depan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini bisa dipersiapkan dengan mengetahui bakat-minatnya, memahami kualifikasi yang dibutuhkan dari pekerjaan tersebut dan belajar untuk memiliki kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan.
3. Mencari dan mendapatkan pekerjaan: Hal ini bisa dilakukan dengan strategi-strategi seperti mencari lowongan kerja dari berbagai sumber (online, koran, teman), melamar pekerjaan dengan mempersiapkan CV yang bagus, menghadapi wawancara/psikotes kerja sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
4. Memperlihatkan kebiasaan dan perilaku yang sesuai dalam pekerjaan: Dalam hal ini, seseorang yang ingin memiliki karier yang bagus harus mampu bekerja secara profesional dalam dunia kerja dan mampu memenuhi tuntutan kualitas pekerjaannya.
5. Memperlihatkan ketrampilan fisik-manual yang memadai: Banyak pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan fisik-manual seperti kemampuan komputer, bahasa inggris, bahkan beberapa pekerjaan membutuhkan kualifikasi fisik tertentu seperti pilot/pramugari, model, dan lain-lain.
Bimbingan karier seperti ini perlu diterapkan dalam masyarakat kita, sehingga dapat mempersiapkan generasi Indonesia yang unggul, memiliki kompetensi dalam berkarier dan mampu bersaing pada pasar kerja mendatang.