ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 17 September 2024
Sekilas Hubungan Psikologi dan Kebidanan
Oleh:
Eko A Meinarno1, Willa Follona2
1Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
2Poltekkes Kemenkes Jakarta 3
Pendahuluan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku, khususnya manusia. Dalam tahapan perkembangan manusia dan kesehatan salah satu bentuk tingkah laku adalah kehamilan. Psikologi memberi sudut pandang lain dari kebidanan (Meinarno & Follona, 2024). Salah satu cara pandangnya adalah mengenai persepsi. Wujud atau obyek yang dipersepsi bisa beragam, salah satunya adalah bidan. Para ibu hamil mempersepsi bidan. Hasil persepsi tersebut berkontribusi terhadap sikap dan tingkah laku ibu hamil atau keluarganya. Penelitian Maryanah dan Supradewi (2021) menunjukkan bahwa persepsi layanan bidan yang baik berhubungan dengan kepuasan pemeriksaan ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan sendiri bukan hanya membicarakan pemeriksaan fisik, ada hal lain yang dipertimbangkan seperti mengurangi kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan dan adaptasi pasangan untuk persiapan menjadi orang tua. Kehamilan pada perempuan tidak muncul dengan sendirinya. Kehamilan didasari hubungan antara lelaki dan perempuan yang melakukan hubungan seksual. Kehamilan berjalan selama kurang lebih 40 minggu. Selama itulah akan banyak terjadi perubahan mulai dari perubahan fisik dan psikologis yang berdampak pada munculnya tingkah-tingkah laku khusus pada ibu hamil.
Perubahan Diri Perempuan Hamil
Pada masa kehamilan terjadi berbagai perubahan di semua aspek. Beberapa hal yang terjadi secara nyata misalnya adalah perubahan fisik. Keadaan tubuh ibu hamil yang membesar, memiliki dampak perasaan tidak cantik lagi. Secara psikis ibu hamil juga mengalami kondisi-kondisi yang berubah, seperti motivasi, mood, perubahan kognitif, dan mental (Bjelica, Cetkovic, rninic-Pjevic, & Mladenovic-Segedi, 2018), bahkan menimbulkan ketakutan pada kehamilan dan bersalin (tocophobia) (O'Connell, Leahy-Warren, Khashan, & Kenny, 2015).
Seorang ibu selama kehamilan diliputi rasa cemas tidak hanya terhadap keadaan dirinya, tapi juga terhadap bayi yang dikandungnya. Ibu hamil merasakan apakah dia mampu menjaga bayi dalam kandungan atau merasa apakah mampu melahirkan, bahkan bukan tidak mungkin muncul perasaan masa depan anak itu bagaimana. Bagi para ibu hamil, khususnya bagi kehamilan pertama (primigravida), kecemasan melahirkan adalah hal yang umum. Kecemasan meliputi kecemasan terhadap dirinya atau terhadap bayinya (Pangesti, 2018). Hal ini perlu dibantu kurangi agar mereka tenang dan secara psikologis tidak mengganggu diri dan janin yang dikandung. Salah satu cara untuk menenangkan ibu hamil adalah konseling. Adapun konseling yang dilakukan adalah konseling kelompok. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, Budiningsih, dan Mabruri (2013) yang mengukur kecemasan dengan perlakuan konseling menunjukkan hasil yang positif. Temuan mengungkap bahwa konseling kelompok prapersalinan pada ibu hamil primigravida dapat menurunkan kecemasan. Di dalam konseling itu terdapat aktivitas relaksasi. Kecemasan ibu hamil meningkat seiring usia kehamilan. Pada trimester ketiga, kecemasan ibu hamil meningkat dibanding dua trimester sebelumnya (Bjelica, Cetkovic, rninic-Pjevic, & Mladenovic-Segedi, 2018). Dengan kondisi ini maka tidak heran jika dibutuhkan bantuan berupa dukungan sosial dari orang-orang di sekitar ibu hamil, seperti suami, keluarga, dan bidan. Di sisi lain, walau bidan tidak melakukan perawatan mengenai kesehatan mental, bidan perlu mempunyai pengetahuan tentang kondisi-kondisi psikologis dasar mengenai kesehatan mental (Lattes & Seng, 2024).
Psikologi Berkontribusi untuk Keberhasilan Pernikahan dan Kesehatan
Psikologi berkontribusi dalam menjelaskan berbagai gejala atau tingkah laku. Psikologi menjadi ilmu yang menopang ilmu kebidanan, mulai dari hal-hal yang umum atau lazim, sampai masalah-masalah psikologis. Hal-hal umum di Indonesia mengenai kehamilan adalah pernikahan dini yang diikuti kehamilan di usia dini, kepatuhan pemeriksaan kehamilan (lengkap dengan konsumsi suplemen), mendorong suami dan istri menjalankan KB, edukasi pernikahan, sampai layanan kesehatan umum.
Sejak pertama kali pasangan calon suami istri bertemu bidan di puskesmas, bidan berperan penting untuk membangun pemahaman tentang pernikahan dan keluarga. Bidan berperan sejak awal sampai dengan kelahiran bayi dari para pasangan suami istri (pasutri).
Pada saat awal persiapan pernikahan, bidan masuk dengan memberi informasi dan masukan tentang pernikahan dan kesehatan. Selanjutnya pada tahapan sudah menikah dan memeriksakan kehamilan, bidan berperan dalam pemberian informasi sampai melakukan pembentukan tingkah laku baru dari pasutri atau setidaknya dari pihak istri. Istri dan pasangan diminta untuk patuh pada jadwal pemeriksaan kehamilan. Pasangan yang patuh teratur pemeriksaan kehamilan akan mendapat layanan pemeriksaan yang lebih adekuat, sehingga proses melahirkan berpotensi lancar dan baik.
Dukungan sosial (yang dalam psikologi dikenal sebagai social support) sangat berguna bagi ibu hamil. Saat masa nifas, ibu akan menyusui bayinya. Terdapat banyak kendala saat menyusui, semisal ibu belum tahu cara menyusui yang tepat, perasaan tidak nyaman, atau adanya mitos-mitos yang tidak mendukung pemberian ASI yang dipercaya oleh ibu. Di sinilah letak dukungan sosial yang tepat dibutuhkan. Para tokoh yang diperlukan oleh ibu menyusui adalah dari suami dan keluarga (Pratiwi, Follona, Fitriana, & Damayanti, 2024), dan bidan (Pratiwi, Astuti, Andhikatias, Wijayanti, & Follona, 2024).
Interaksi dan Kepekaan Sosial
Bidan adalah salah satu tokoh masyarakat di komunitasnya. Bidan yang hidup bersama komunitasnya juga melihat keadaan nyata masyarakatnya. Sebagai contoh, bidan memberi layanan tidak memandang perbedaan sosial, tidak membedakan layanan pada kelompok-kelompok yang marjinal (suku bangsa minoritas, agama minoritas, orientasi seksual tertentu, dll). Peran Bidan menjadi tidak sekedar tenaga kesehatan, juga menjadi agen dari desain tingkah laku (Canty, 2024). Tingkah laku itu sendiri merupakan kajian dasar psikologi (Meinarno & Follona, 2024).
Dukungan Sosial
Bidan dengan posisinya di masyarakat dapat menjangkau pihak-pihak atau institusi-institusi sosial yang ada di sekitar ibu hamil. Sebagai contoh, arisan ibu PKK dapat menjadi sarana sosialisasi dan pengingat tentang kesehatan ibu hamil. Wadah sosial lainnya adalah pengajian warga. Saat ibu hamil datang pemeriksaan maka bidan memberikan layanan pemeriksaan kesehatan dan suplemen sehingga terasosiasi dengan kesehatan diri dan janinnya.
Penutup
Artikel ini menjadi penjelasan awal tentang hubungan psikologi dan kebidanan. Tentu banyak aspek yang belum dikaji, baik yang secara alami memang sudah ada dan terbukti hubungannya atau ada hal-hal baru yang baru saja diteliti, tapi belum terbukti secara ilmiah. Di masa depan akan makin banyak hal yang akan terbukti dan berkontribusi bagi kesejahteraan ibu hamil dan bayinya.
Referensi:
Bjelica, A., Cetkovic, N., Trninic-Pjevic, A., & Mladenovic-Segedi, L. (2018). The phenomenon of pregnancy—A psychological view. Ginekologia polska, 89(2), 102-106.
Canty, L. (2024). Context of individuals seeking midwifery care. In Varney’s Midwifery. 7th ed. Ed. Julia Phillipi and Ira Kantrowitz-Gordon. Jones & Barlett Learning.
Lattes, J., Seng, JS. (2024). Mental health conditions. In Varney’s Midwifery. 7th ed. Ed. Julia Phillipi and Ira Kantrowitz-Gordon. Jones & Barlett Learning.
Maryanah, M., & Supradewi, I. (2021). Pengaruh Persepsi Pelayanan Bidan terhadap Tingkat Kepuasan Pasien (Studi Kasus Praktik Mandiri Bidan, Tangerang Selatan). Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 5(2), 193-202.
Meinarno, EA., Follona, W. (2024). Pengenalan psikologi. Dalam Psikologi perkembangan perempuan dan keluarga. Penyunting Willa Follona dan Eko A Meinarno. Rajawali Pers.
Novitasari, T., Budiningsih, TE., Mabruri, MI. (2013). Keefektivan konseling kelompok pra-persalinan untuk menurunkan tingkat kecemasan primigravida menghadapi persalinan. Developmental and Clinical Psychology, 2(2). 62-70.
O'Connell, M., Leahy-Warren, P., Khashan, A. S., & Kenny, L. C. (2015). Tocophobia–the new hysteria? Obstetrics, Gynaecology & Reproductive Medicine, 25(6), 175-177.
Pangesti, W. D. (2018). Adaptasi Psikologis Ibu Hamil Dalam Pencapaian Peran Sebagai Ibu Di Puskesmas Kembaran II Kabupaten Banyumas. Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan Dan Keperawatan, 10 (1), 13-21.
Pratiwi, L., Astuti, H. P., Andhikatias, Y. R., Wijayanti., Follona, W. (2024). Persalinan dan Persiapan Menjadi Ibu: Mau Siap-Siap Melahirkan? Yuk Simak di Sini!! CV Jejak (Jejak Publisher).
Pratiwi, L., Follona, W., Fitriana, S., Damayanti, DF. (2024). Upaya meningkatkan ASI pasca-melahirkan. CV Jejak (Jejak Publisher).