ISSN 2477-1686

 

 Vol. 6 No. 24 Desember 2020

Meningkatkan Motivasi Belajar dari Rumah

 

Oleh

Siti Annisa Nur Azizah dan Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo

Mahasiswa dan Dosen Program Studi Psikologi

Fakultas Humaniora dan Bisnis Universitas Pembangunan Jaya

Sejak merebaknya Coronavirus Disease (COVID-19), proses pembelajaran langsung atau tatap muka di sekolah dihentikan sementara. Bukan hal yang mudah untuk mengkondisikan anak belajar dirumah. Anak memiliki berbagai alasan untuk tidak menuruti keinginan orang tua dan guru, karena ingin bermain gadget atau faktor lainnya. Mereka mulai bisa memilih dan menolak. Apakah memberikan reward adalah jalan keluar terbaik?

Pembelajaran daring ini dapat menimbukan rasa stress pada anak. Lyly Puspa Palupi S. Psikolog memberikan tanggapannya melalui Batampos.co.id (2020) ” pembelajaran via daring yang sudah berjalan lebih dari tujuh bulan berdampak pada psikologis anak, mulai dari rasa bosan dengan aktivitas dirumah saja, anak juga dituntut beradaptasi belajar dari rumah yang sudah pasti berbeda dengan kelas, sehingga hal-hal seperti ini menimbulkan kondisi tertekan pada psikis anak dan berpotensi munculnya stress”.

Hal ini juga diperkuat oleh survey yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 13-21 April 2020 dengan responden siswa dan guru di 20 provindi dan 54 kabupaten di Indonesia, hasil dari survey tersebut membuktikan 79,9% anak mengatakan bahwa mereka stress dengan proses pembelajaran jarak jauh tanpa interaksi langsung (Harsono, 2020). Bukan hanya guru yang berperan untuk berusaha agar kondisi siswanya tidak merasa bosan dan stres, tetapi orang tua juga memiliki peran sangat penting.

Saskhya Aulia Prima, M. Psi, Psikolog memberikan tanggapannya melalui Liputan6.com (2020), menurutnya sebagian anak merasa kesulitan dalam melakukan study from home karena tidak memiliki motivasi dari lingkungam, dalam hal ini orangtua memiliki peran yang sangat penting untuk bisa meningkatkan motivasi belajar sang anak agar dapat menyesuaikan diri dan tidak merasa bosan. Orang tua dan guru dapat berkerja sama untuk memberikan penghargaan sehingga memotivasi anak melakukan perbuatan baik dan meningkatkan motivasi mereka untuk mencapai sesuatu perilaku.

Menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak saat menjalani proses belajar mengajar, salah satunya dengan cara memberikan reward sebagai penguat untuk perilaku anak. Skinner memperkenalkan teori operant conditioning yaitu metode pembelajaran yang dilakukan melalui penguatan (reinforcement) dan punishment pada perilaku, dan seorang anak dapat belajar untuk membuat hubungan antara perilaku tertentu dengan konsekuensinya (Santrock, 2018). Memberikan anak reward dapat menjadi salah satu reinforcement positif untuk anak sehingga dapat memperkuat kemungkinan terjadinya pengulangan dari suatu perilaku yang ingin dibentuk. Perilaku yang ingin dibentuk disini adalah belajar menjadi suatu hal yang menyenangkan bukan sekedar kewajiban.

Penelitian yang dilakukan oleh Madiyah dan Farihah (2020) menjelaskan bahwa memberikan reward dengan bertujuan membentuk kedisiplinan pada anak meningkat sebesar 18,8% menjadi 37,5% (siklus pertama) dan 37,5% menjadi 81,3% (siklus kedua). Hal ini menujukan bahwa adanya hubungan signifikan antara reward dengan perilaku yang ingin dibentuk pada anak.

Pemberian reward atau reinforcemet tidak harus selalu hadiah atau barang, untuk beberapa anak pujian dapat menjadi penguat untuk dirinya. Salah satu contoh bentuk penghargaan dari orang tua pada anak saat menjalani proses belajar adalah pemberian semangat, persetujuan pada pendapat serta perbandingan yang positif dengan orang lain (Aqmari & Soerjoatmodjo, 2020)

Tidak semua reinforcement sama untuk setiap anak, penguatan atau reinforcement sifatnya individual. Untuk mengetahui reinforcement yang paling efektif untuk anak, orang tua dapat melihat apa yang telah memotivasi anak dan persepsi anak tentang nilai penguatan atau arti dari reward (Santrock, 2018).

Menjadi pendengar yang aktif, orang tua dapat memahami kemampuan anak untuk menyelesaikan persoalan mereka dan mengetahui motivasinya dalam melakukan sesuatu, juga mengajarkan tentang komunikasi non-verbal (Thomas, 2020). Hal ini dapat membantu orang tua untuk mengetahui reinforcement atau reward seperti apa yang efektif untuk memotivasi anak selama proses pembelajaran daring.

Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dan guru sangat penting dalam proses pembelajaran daring ini. Hal kecil seperti pujian dapat menjadi penguat atau bahkan reward untuk sesorang anak, orang tua dapat menjadi pendengar yang aktif sehingga mengetahui penguatan yang efektif untuk anak melakukan pengulangan perilaku baik yang diinginkan.

Pemerhati anak, Seto Mulyadi atau lebih akrab di sapa Kak Seto memberikan tanggapannya melalui Merdeka.com (2020), Kak Seto mengingatkan baik orang tua maupun pihak sekolah untuk lebih memperhatikan tingkat stress dan kesehatan fisik serta mental anak saat belajar online. Sehingga diharapkan orang tua lebih aktif dalam membimbing proses belajar anak selama study from home agar dapat mengurangi tingkat stres dan rasa bosan.

Referensi

 

Ansori, A. N. A. Liputan6.com. (2020, April, 29) Sekolah dari rumah, ini tips agar anak tidak bosan belajar. Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2020 dari https://www.liputan6.com/health/read/4239718/sekolah-dari-rumah-ini-tips-agar-anak-tidak-bosan-belajar

Aqmari, D. & Soerjoatmodjo, G.W.L. (2020). Ayah dan ibu, jangan hancurkan semangat belajarku. Buletin Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN) Vol. 6. No. 1. Januari 2020. Diakses dari https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/518-ayah-dan-ibu-jangan-hancurkan-semangat-belajarku

Buhori, I. Merdeka.com. (2020, Oktober, 18) Kak Seto ingatkan saat belajar online jangan ada kekerasan anak atas dasar oendidikan. Diunduh pada 26 Oktober 2020 dari https://www.merdeka.com/peristiwa/kak-seto-ingatkan-saat-belajar-online-jangan-ada-kekerasan-anak-atas-dasar-pendidikan.html

Farihah, H. & Madiyanah, A. N. (2020). Meningkatkan disiplin anak usia dini melalui pemberian reward. Jurnal Pendidikan. Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2020 dari http://journal.unirow.ac.id/index.php/teladan/article/view/122/128

Harsono, F. H. Liputan6.com. (2020, Mei, 13) Survei KPAI: Belajar di rumah selama COVID-19 bikin anak stres dan lelah. Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2020 dari https://www.liputan6.com/health/read/4251622/survei-kpai-belajar-di-rumah-selama-covid-19-bikin-anak-stres-dan-lelah

Santrock, J. (2018). Educational psychology. 6th edition. New York: Mc-Graw-Hill 

Thomas, G. (2020). Menjadi orang tua efektif Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama