ISSN 2477-1686

 Vol. 6 No. 22 November 2020

Let’s Have Fun!

 

Oleh

Sandra Handayani Sutanto & Jovanka Untawidjaja

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

Masa pandemi ini mendatangkan begitu banyak perubahan, bahkan ada yang sangat signifikan memengaruhi seseorang. Salah satu perubahan yang paling mendasar adalah kesempatan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Bentuk kegiatan yang menyenangkan beraneka ragam, mulai dari jalan-jalan ke mal, nongkrong di kafe atau melakukan travelling. Mahasiswa X mengatakan bahwa ia mengalami kegiatan yang menyenangkan dengan mempersiapkan pakaian yang akan dikenakan ke kampus, menunggu antrian lift, hingga duduk di kelas dan bercengkerama dengan teman-teman.

Namun demikian, apakah akhirnya kegiatan menyenangkan ini harus berhenti total karena pandemi? Atau adakah kegiatan alternatif lain yang mendatangkan kesenangan bagi mahasiswa dan bagi kita semua?

 

Kebutuhan Fun dan Enjoyment

Glasser (dalam Frey & Wilhite, 2005) menyatakan bahwa manusia memiliki motivasi untuk memuaskan kebutuhan yang dimilikinya. Secara garis besar, Glasser membagi kebutuhan manusia ke dalam lima buah kebutuhan yaitu kebutuhan bertahan, cinta dan kepemilikan, kekuasaan, kebebasan dan kebutuhan akan kesenangan.

Kebutuhan akan kesenangan merupakan suatu kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan menikmati, termasuk di dalamnya menikmati pekerjaan, menikmati hobi yang kita tekuni, menikmati pembelajaran di  kelas, mengerjakan projek atau kerja kelompok, dll. Frey & Wilhite (2005) bahkan menjelaskan lebih jauh bahwa kebutuhan bersenang-senang termsuk mengalami kesenangan, tertawa dan bahkan proses pembelajaran yang dilakukan juga seharusnya mendatangkan kesenangan bagi pihak yang terlibat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Glasser yang menyatakan bahwa sesuatu yang menyenangkan akan mendorong pembelajaran, sehingga hal tersebut perlu ditanamkan sejak masa kanak-kanak..

            Bisson & Luckner (1996) mendefinisikan kesenangan sebagai sesuatu yang memiliki empat karakteristik. Karakteristik pertama ialah subjektif dan situasional. Sesuatu yang menyenangkan buat satu orang belum tentu dirasakan sebagai suatu kesenangan bagi yang lain. Demikian juga dengan karakteristik situasional, situasi dirasa membawa kesenangan pada hari ini, belum tentu akan membawa kesenangan di esok hari atau waktu yang berbeda. Karakteristik kesenangan yang ketiga (dalam Bisson & Luckner, 1996) adalah pengalaman yang sukarela, dalam arti orang yang terlibat di dalamnya secara sadar atau tidak sadar menerima pengalaman tersebut sebagai pengalaman yang harus dinikmati, membantunya untuk merasa rileks atau melepaskan sesuatu. Karakteristik kesenangan yang terakhir adalah natural, mengacu pada teori Glasser yang menyatakan bahwa kesenangan adalah sebuah kebutuhan bagi makhluk hidup.

Campbell (2020) menambahkan bahwa kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan akan memberikan manfaat untuk kesejahteraan,  kebahagiaan dan kesehatan. Selain itu, perasaan termotivasi dan rileks juga menjadi manfaat yang bisa didapat dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.

 

           

Apa yang harus dilakukan?

Dari paparan di atas, bisa diartikan bahwa kegiatan yang awalnya mendatangkan kesenangan seperti mengantri di lift, nongkrong di mal, ngopi cantik tidak mungkin dilakukan kembali selama masa pandemi. Jadi bagaimana kita mendapatkan kesenangan di masa pandemi ini?

Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai berikut :

1.    Menghabiskan waktu dengan orang terkasih dengan melakukan aktifitas bersama misalnya bermain board games.

2.    Lakukan hobi yang telah lama ditinggalkan, misalnya nonton drama korea, mengurus tanaman hias, mendekorasi ulang rumah, memasak, dll

3.    Mencoba melakukan aktifitas baru yang mungkin tidak terpikir sebelumnya seperti melukis, menulis kaligrafi, mendengarkan podcast.

4.    Di tengah kesibukan, coba ambil waktu sejenak untuk membaca beberapa halaman, menikmati makan siang yang lezat, mendengarkan musik yang dibawakan oleh penyanyi favorite.

5.    Bagi kalangan pendidik, ciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan menyelipkan permainan, film atau aktifitas lain agar interaksi menjadi lebih hidup. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan diisi dengan kreatifitas akan membuat peserta didik lebih siap dalam belajar (Hwang, Baik & Huan., 2012)

 

Live and work but do not forget to play, to have fun in life and really enjoy it.

-Eileen Caddy

 

Referensi:

 

Bisson, C., & Luckner, J. (1996). Fun in learning: The pedagogical role of fun in adventure education. Journal of Experiential Education, 19(2), 108–112.

Campbell, P. (2020, Aug 27). Relax, It's OK to enjoy life, especially now. Psychology Today. Retrieved from : https://www.psychologytoday.com/us/blog/imperfect-spirituality/202008/relax-its-ok-enjoy-life-especially-now

Frey, L. M., & Wilhite, K. (2005). Our five basic needs: Application for understanding the function of behavior. Intervention in School and Clinic, 40(3), 156–160.

Hwang, K., Baik, S. H., & Huan, F. (2012). Discusion of Glasser’s “basic needs” among medical students pertaining to their self-understanding and self-awareness. Int J Choice Theory Real Ther, 5, 42–47.