ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 09 Mei 2024
Si Anak Mau Main HP terus?
Trik Mengatasi Kecanduan Smartphone pada Anak
Oleh:
Fiolinasika Purba
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Pada zaman digital saat ini, penggunaan gadget sudah sangat melekat dengan semua orang. Semua kalangan masyarakat, bahkan dari usia di bawah 1 tahun sampai usia lanjut. Bagi anak usia dini, mereka dibantu oleh orangtua mereka dalam “menikmati aplikasi gadget”, sebaliknya bagi para orang tua lanjut usia, mereka dibantu oleh anak atau cucunya bahkan ada di antara mereka yang belajar secara otodidak. Penggunaan gadget bagi anak usia dini menjadi fokus kita pada tulisan ini. Gadget sudah diperkenalkan kepada anak di usia dini oleh orang tua yang kemudian dapat memberikan efek candu terhadap anak. Sadar atau tidak, kita sebagai orang tua memiliki pengaruh besar terhadap kecanduan tersebut.
Apa itu kecanduan Smartphone?
Leung (Yuwanto, 2010) mendefinisikan kecanduan smartphone sebagai suatu keterikatan dengan smartphone yang disertai kurangnya kontrol serta memiliki dampak negatif bagi siswa. Kecanduan smartphone adalah suatu bentuk keterikatan atau kecanduan terhadap smartphone yang memungkinkan menjadi masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam performa aktivitas sehari-hari atau sebagai gangguan kontrol impuls terhadap diri seseorang (Kwon,dkk. 2013). Menurut DSM V, kecanduan smartphone memliki 3 kriteria, yaitu:
- Kriteria A Periode penggunaan smartphone yang secara signifikan menyebabkan gangguan telah dialami selama tiga bulan;
- Kriteria B 1. Penggunaan smartphone yang berlebihan mengakibatkan masalah fisik atau psikologis yang terus berlanjut atau berulang. 2. Penggunaan smartphone mengakibatkan gangguan hubungan sosial, prestasi sekolah, atau prestasi kerja. 3. Penggunaan smartphone dalam situasi yang berbahaya secara fisik (misalnya, penggunaan smartphone saat mengemudi atau menyeberang jalan), atau memiliki dampak negatif lainnya pada kehidupan sehari-hari 4. Penggunaan smartphone yang berlebihan menyebabkan gangguan subyektif secara signifikan, atau memakan waktu lama
- Kriteria C Kriteria pengecualian: Perilaku kedanduan smartphone tidak diperhitungkan dengan obsesif kurang lebih gangguan kompulsif atau dengan gangguan bipolar I.
Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat membuat anak menghabiskan waktunya hanya dengan bermain smartphone, mereka tidak lagi tertarik untuk bermain dengan temannya, bermain di luar ruangan, berlati, melompat, kejar-kejaran. Mereka bahkan rela meninggalkan ‘dunia’ mereka sesungguhnya demi melekat erat dengan smartphone.
Trik Mengatasi Kecanduan Smartphone pada Anak
Orangtua penting untuk menyadari cara mereka memperlakukan anak-anak mereka. Anak meniru orangtua yang selalu menggunakan smartphone, sikap orangtua yang membiarkan anak ‘lekat’ dengan smartphone. Dengan arti lain, kecanduan smartphone pada anak adalah dampak dari keberadaan sikap kita terhadap anak-anak kita. Dalam pertemuan tahunan Royal College of Paediatrics and Child Health di Glasgow, dr Sigman menganjurkan kepada para orangtua untuk mengontrol penggunaan gadgetnya di rumah. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan (Daradjat, 2004:35). Peranan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak juga dikarenakan secara hereditas mereka di takdirkan menjadi orang tua yang melahirkan. Maka secara kodrati, mau tidak mau orang tua yang menjadi penanggungjawab utama dan pertama. Kaidah ini telah diakui oleh semua agama dan semua sistem nilai yang dikenal manusia (Tafsir, 2008: 155). Hal ini menjelaskan bahwa orangtua memiliki peran dan tanggung jawab sangat besar dalam memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Orangtua harusnya sadar betul ketika mereka mengizinkan penggunaan smartphone berlebihan kepada anak sebagai penolong dalam pekerjaan mereka.
Berikut ini beberapa strategi yang dapat dilakukan orangtua mengatasi penggunaan smartphone (Amalia, 2023)
- Mendampingi anak saat bermain gadget (smartphone)
- Orangtua mendampingi anak saat menggunakan smartphone. Dengan demikian, orangtua dapat mengawasi serta mengontrol apa yang diakses dan simainkan oleh anak.
- Membatasi waktu bagi anak ketika bermain gadget (smartphone)
- Orangtua memberi batasan dan menentukan surasi anak bermain smartphone dengan rata- rata penggunaan 30 menit sampai 1 jam dalam sehari. Hal ini dapat membantu anak agar memiliki waktu untuk bermain. Ada batasan waktu untuk mereka berhenti menggunakan smartphone.
- Menasehati anak ketika menggunakan gadget (smartphone)
- Memberi tahu cara yang baik dan benar ketika menggunakan smartphone, seperti mengatur kecerahan layar, menonton dengan jarak tidak terlalu dekat
- Memberikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
- Memberikan ruang, kesempatan, dukungan kepada anak untuk bermain dan bergaul dengan teman-temannya di luar rumah.
Referensi:
Ahmad Tafsir. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Amalia, R., & Raden, R. (2023). Strategi Orangtua dalam Mengatasi Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga, Indonesia https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/3700
Bian, M. & Leung L. (2014). Linking Loneliness, Shyness, Smartphone Addiction and Patterns of Smartphone Use to Capital. Journal: Social Science Computer Review. pp.1-19.
Kwon, M., Lee, J. Y., Won, W. Y., Park, J. W., Min, J. A., Hahn, C., Gu, X., Choi, J. H., & Kim, J. (2013). Development and Validation of a Smartphone addiction Scale (SAS). Plus One Journal, Volume 8, Issue 2, e56936.
Zakiah Daradjat, 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
https://health.detik.com/anak-dan-remaja/d-1922656/anak-kecanduan-gadget-karena-meniru- orangtua-sejak-kecil