Vol. 9 No. 20 Oktober 2023
Kesepian Pada Istri Prajurit TNI AL yang Menjalani Hubungan Jarak Jauh
Oleh:
Berta Sonata, Indah Latifah Sari, & Muhammad Erwan Syah
Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Seorang prajurit TNI AL tentunya harus mendedikasikan diri untuk tugas yang telah diberikan. Sebagaimana yang telah tertulis pada Undang- undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia Pasal 9 yang memuat mengenai tugas TNI AL yang bertugas di wilayah laut. Tidak hanya itu, prajurit juga harus berkorban meninggalkan atau tidak bertemu dengan keluarganya yang akan menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk berlayar diatas kapal. Hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah bagi prajurit maupun pasangan prajurit itu sendiri. Terutama pada istri prajurit TNI AL, dimana istri prajurit harus siap saat ditinggalkan oleh suaminya untuk bertugas, yang mengharuskan istri mengemban dua peran sekaligus dalam keluarga.
Setiap pasangan tentunya menginginkan untuk selalu dekat dengan pasangannya. Istri prajurit AL dituntut untuk melakukan hubungan jarak jauh dengan suaminya. Hal tersebut, seringkali menimbulkan rasa kesepian pada istri prajurit AL yang ditinggal suaminya bertugas. Tidak hanya kesepian, pasangan yang melakukan hubungan jarak jauh juga dituntut untuk mampu dalam mempertahankan hubungan rumah tangga agar selalu harmonis dan juga menjaga keintiman antar pasangan demi terjalinnya hubungan rumah tangga yang bahagia.
Hubungan jarak jauh oleh istri prajurit tentunya tidak mudah untuk dilakukan, dikarenakan jarak yang jauh yang dirasakan oleh keluarga prajurit, menjadikan hal tersebut sebagai pengahambat dan penyebab utama kesepian pada istri prajurit. Istri prajurit dituntut untuk mandiri tanpa hadirnya sosok suami disisinya saat suaminya sedang bertugas.
Penyebab istri prajurit TNI AL mengalami kesepian salah satunya disebabkan oleh penugasan yang di berikan oleh prajurit TNI AL. Hal ini juga bisa sangat berpengaruh terhadap kehidupan pernikahan serta kehidupan anggota keluargannya. Tanpa adanya rasa keamanan dan kenyamanan, istri akan merasa diasingkan dari pasangan yang dicintainya. Bagi keluarga anggota militer, berpisah sementara dari orang yang dicintai dan disayanginya telah menjadi sumber utama kesepian, kekhawatiran akan keselamatan suami, dan tentang bagaimana keadaan penempatan tugas yang dapat memengaruhi komunikasi.
Tentunya dengan bertugas, TNI-AL yang berlayar di laut seringkali mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, mengingat terbatasnya sinyal diatas laut. Istri dirumah hanya bisa menunggu kabar dari suaminya. Istri seringkali merasa sedih saat harus ditinggalkan suami, mengingat istri harus mandiri dan bertanggung jawab merawat anaknya sendiri tanpa support dan peran suami disisinya.Tidak hanya kesepian, namun banyak lagi permasalahan yang muncul saat istri ditinggal bertugas, seperti kendala dalam mengurus anak yang sakit apabila ibu yang seharusnya dapat menjaga dan merawat anaknya saat sakit,juga sedang dalam kondisi yang sakit juga (Damayanti, 2019). Berikut beberapa faktor yang menyebabkan kesepian pada istri prajurit yang ditinggal bertugas:
1.Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam hubungan perkawinan( (Andjariah, 2005). Terbatasnya komunikasi pada saat suami bertugas biasanya disebabkan oleh jaringan yang kurang baik pada saat berlayar. Hal itu menjadikan suami yang bertugas akan sulit dihubungi.Jadi terkadang istri hanya dapat menunggu kabar suaminya pada saat kapal bersandar didaratan atau tempat yang memiliki jaringan. Terbatasnya komunikasi dapat menjadi faktor kesepian pada istri prajurit karena kurangnya komunikasi pada pasangannya.
2. Seks dan Keintiman
Jarak yang menjadi pemisah kedua pasangan menjadikan terbatasnya akan pemenuhan kebutuh biologis pasangannya,yang seharusnya hal tersebut menjadi faktor yang dapat menciptakan dan menjaga keharmonisan dalam hubungan perkawinan
3. Peran
Ditinggal suami bertugas, membuat istri mengambil dua peran sekaligus, baik menjadi sosok ibu dan juga sosok ayah bagi anaknya. Hal tersebut sulit dilakukan oleh istri dimana ada beberapa situasi yang membutuhkan peran suami ataupun ayah bagi keluarga kecilnya.
Kesimpulannya, banyak hal yang menjadi penyebab kesepian pada istri prajurit yang ditinggal bertugas. Jarak yang jauh membuat istri merasa sendirian dalam mengurus keluarga kecilnya. Hal tersebut juga menjadi penghambat pemenuhan kebutuhan biologis bagi istri prajurit. Tidak hanya kesepian, istri prajurit juga seringkali merasa cemas dan khawatir pada saat suaminya bertugas. Dalam hal ini, perlunya peran Psikolog Militer dalam menangani kesepian ataupun kecemasan yang dialami anggota keluarga TNI terutaman istri prajurit itu sendiri. Hal itu diharapkan dapat mengurangi atau mengatasi permasalahan tersebut demi terjalinnya hubungan rumah tangga yang bahagia dan juga harmonis tanpa meninggalkan tanggung jawab istri dan prajurit itu sendiri.
Referensi:
Andjariah, S. (2005). Kebahagiaan Perkawinan Ditinjau Dari Faktor Komunikasi Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi 1(1).
Damayanti, F. E. (2019, Desember). Resiliensi Istri Tentara (TNI-AD) Yang Tinggal di Asrama Ketika Suami Bertugas di Daerah Konflik. Proesional Health Journal, 1(1), 9-20.