ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 18 September 2022
Empat Cara Mengurangi Over-Thinking Melalui Zikir
Oleh:
Fajar Nurisa Khoirini
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
Arus moderenisasi dewasa ini, banyak membawa dampak bagi perkembangan manusia. Dampak positif yakni terdapat kemajuan pada bidang IPTEK, sedangkan dampak negatif berupa ketidaksiapan mental seseorang menerima kemajuan tersebut (Rafiqah, 2016). Hal ini dapat membuat seseorang over-thinking. Oleh karena itu, zikir diperlukan sebagai naungan agar terhindar dari over-thinking. Sebelum itu, alangkah baiknya kita memahami apa itu ibadah sunah zikir.
1. IBADAH SUNAH
Dalam KBBI, sunah diartikan sebagai jalan yang bisa ditempuh; kebiasaan; aturan agama islam yang didasarkan atas segala apa yang di nuklirkan dari Nabi Muhammad Saw., baik perbuatan, perkataan, sikap, maupun kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkannya; hadist; perbuatan yang apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa.
2. ZIKIR SEBAGAI IBADAH SUNAH
Zikir termasuk salah satu ibadah sunnah. Para sufi mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan zikir. Menurut Hasan Syargawi definisi dzikir sebagai upaya menghadirkan Allah Swt. ke dalam kalbu disertai perenungan-perenungan. Zikir tebagi menjadi dua yaitu zikir lisan dan zikir hati. Zikir lisan bagi seorang hamba yang menggunakan tekniknya akan mengantarkannya pada kelanggengan zikir hati. Di antara keistimewaan zikir adalah tidak dibatasi waktu, bahkan tidak ada waktu kecuali seorang hamba diperintahkan berzikir, baik yang bersifat wajib atau sunah (Fuady, 2015).
3. SEORANG MUSLIM HARUS BANYAK BERZIKIR
Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (ingatlah kepada Allah) dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.” (Q.S Al-Ahzab: 41). Juga dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 191 yang artinya:” orang-orang yang mengingat Allah sambal berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, peliharalah kami dari siksa neraka.” Dari kedua arti ayat tersebut dapat diketahui bahwa seorang muslim harus banyak berzikir atau mengingat Allah meski dalam keadaan berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring.
4. ZIKIR DAPAT MENGURANGI PIKIRAN NEGATIF
Zikir mengandung unsur psikoteraputik yang efektif, tidak hanya dari sudut kesehatan mental tetapi juga kesehatan jasmani. Bukti ilmiah menyatakan zikir merupakan perwujudan komitmen keagamaan seseorang, sedangkan keimanan seseorang merupakan kekuatan spiritual yang digali dan dikembangkan untuk mengatasi penyakit yang diderita seseorang (Rafiqah, 2016).
Zikir jika ditinjau dalam psikologis memiliki efek spiritual yang besar, yaitu sebagai penambah rasa keimanan, pengabdian, kejujuran, ketabahan dan kematangan dalam hidup. Hal ini merupakan metode yang paling baik untuk membentuk dan membina kepribadian yang utuh. Sedangkan jika ditinjau dari Kesehatan mental, zikir berfungsi sebagai pengobatan, pencegahan dan pembinaan (Rafiqah, 2016).
Dzikir membantu individu membentuk persepsi lain selain ketakutan yaitu keyakinan bahwa stressor apapun akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah. Saat individu membiasakan zikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan Allah, berada dalam penjagaan dan lindunganNya kemudian akan membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tenteram dan Bahagia. Zikir dapat membuat seseorang merasa tenang lalu menekan kerja system syaraf simpatetis dan mengaktifkan kerja system syaraf parasimpatetis (Kumala et al., 2019).
Dari paparan di atas, kita dapat mengetahui apa saja efek dan manfaat yang didapat dari berzikir. Nah, bagaimana peran zikir dalam mengatasi over-thinking? berikut empat cara mengatasi over-thinking melalui zikir:
1. Berzikir diwaktu pagi dan petang
Allah Ta,ala berfirman, “Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan sore. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS. Al-Ahzab: 42-43). Dari arti ayat diatas dapat diketahui bahwa zikir dapat mengeluarkan diri dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Maksudnya zikir dapat menjauhkan diri dari hal-hal atau pikiran negatif atau over-thinking.
2. Berzikir di waktu senggang
“Ada dua nikmat yang banyak manusia tidak bisa memanfaatkan dengan baik, yaitu nikmat sehat dan waktu luang” (HR. Bukhari no. 6412).
Berdasarkan Hadist tersebut, sebaiknya kita menggunakan waktu luang untuk kebaikan. Menggunakan waktu luang untuk berzikir dapat menjauhkan kita dari over-thinking, karena pikiran kita akan dipenuhi pikiran positif jika kita selalu mengingat Allah Ta’ala.
3. Berzikir ketika merasa gelisah
Di dalam islam salah satu solusi untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman adalah dengan berzikir mengingat kepada Allah dalam arti yang luas. Berkaitan dengan zikir sebagai penenang jiwa, hal tersebut telah disebutkan didalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah dalam berbagai tuntunan dan petunjuknya bahwa untuk mengatasi kegelisahan batin dan kegalauan jiwa. Islam telah memberikan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia termasuk kondisi psikologi yang tidak tenang, dan agar manusia merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati maka diperintahkan untuk berzikir kepada Allah swt. Dengan zikir dan doa, akan menumbuhkan sifat optimis dan percaya diri dan itulah yang dapat mengusir kegelisahan jiwa, karena itu, dewasa ini banyak pakar dan ilmuan yang berdasarkan hasil penelitian mereka telah membuktikan hal itu (Burhanuddin, 2020). Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan memperbanyak berzikir ketika merasa gelisah atau tidak tenang agar dirinya terhindar dari over-thinking.
4. Berzikir ketika mendapat musibah dan kesenangan
Berzikir ketika mendapat musibah atau kesenangan sangat dianjurkan seperti yang terdapat pada hadist berikut “barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, memberikan kelapangan dari kesusahan dan memberi rezeki kepadanya dari arah yang tak disangka-sangka” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah). Istighfar termasuk salah satu zikir, dengan memperbanyak istighfar maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi, Allah juga memberikan peringatan atas kesenangan yang diterima. Maka dari itu zikir sangat diperlukan seseorang ketika menghadapi kesulitan agar dijauhkan dari over-thinking.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat cara mengurangi over-thinking melalui zikir pada Allah, baik disetiap waktu dan kesempatan ataupun dengan berbagai bentuk terbukti dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia baik dari segi kesehatan psikis atau jiwa serta memberi pengaruh positif serta terhindar dari over-thinking, biasanya berupa meningkatnya ketenangan jiwa dan menghadirkan ketentraman batin terutama bagi mereka yang melakukan ibadah sunah zikir dengan khusyuk dan ikhlas semata-mata hanya karena Allah Ta’ala.
Referensi:
Burhanuddin, B. (2020). Zikir Dan Ketenangan Jiwa (Solusi Islam Mengatasi Kegelisahan dan Kegalauan Jiwa). Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan Bimbingan Rohani. https://doi.org/10.47435/mimbar.v6i1.371
Kumala, D. O., Rusdi, A., & Rumiani, R. (2019). Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Ketenangan Hati Pada Pengguna Napza. Jurnal Intervensi Psikologi (JIP), 11(1), 43–54. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol11.iss1.art4
Fuady, M. N. (2015). DZIKIR. Jurnal Ta’lim Muta’allim. https://doi.org/10.18592/tm.v2i4.381
Rafiqah, T. (2016). Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir. Jurnal DimensI. https://doi.org/10.33373/dms.v4i3.48