ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 14 Juli 2022
Locus of Control dan Pro Environmental Behavior
Oleh
Desy Rofiah, Ridhoi Meilona Purba, Dina Nazriani
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Belakangan ini media sosial sedang marak oleh campaign dengan “#savetheplanet, #LetTheEarthBreathdan #globalwarning” bukan tanpa alasan hal tersebut dilakukan karena terjadi pemanasan global. Dilansir dari Merdeka.Com terjadinya aksi yang di gelar oleh peneliti NASA dan beberapa peneliti lainnya, mengungkapkan bahwa bumi tahun 2025 tidak layak lagi untuk dihuni karena emisi karbon yang terus meningkat dalam aksi tersebut para peneliti mengajak semua penduduk bumi untuk melakukan perubahan demi menyelamatkan bumi. Yang membuat pemanasan global terjadi karena polusi udara yang buruk karena bahan bakar minyak kendaraan atau akibat dari industri pabrik, efek dari rumah kaca, penebangan hutan dan plastik sampah. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya pemanasan global seperti banjir, penyimpangan iklim, tanah longsor dan lain sebagainya.
Marak isu kondisi lingkungan mengharuskan kita untuk peduli terhadap lingkungan. Hal ini bisa kita tingkatkan dengan pro environmental behavior, kegiatan dengan meminimalkan segala sesuatu yang dapat merugikan lingkungan. Pro environmental behavior adalah perilaku yang dinilai dalam masyarakat sebagai perilaku protektif agar terciptanya lingkungan yang sehat (Krajhanzl, 2010). Pro environmental behaviorharus mulai diterapkan oleh setiap individu karena mempunyai berbagai manfaat yang berdampak pada diri kita dan lingkungan. Selain itu, manfaat pro environmental behavior dapat meningkatkan cara merawat lingkungan dan fasilitas dengan benar (Saphores, Oladele, & Shapiro, 2012). Setiap tindakan kita akan mempengaruhi lingkungan global (Stern, Young, & Druckman, 1992). Maka dari itu kita harus menanamkan pro environmental behavior karena penting agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan untuk mengupayakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Namun, di Indonesia sendiri masih sedikit yang masyarakat yang melakukan pro environmental behavior,dengan ditandai Negara Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, berdasarkan data yang dipaparkan oleh The Economist Intelligence Unit pada tahun 2017.
Sejatinya rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya membawa permasalahan lingkungan yang akan berakibat buruk pada manusia itu sendiri. Maka manusia memiliki kewajiban dalam melestarikan lingkungannya (Dobscha & Ozanne, 2001). Kegiatan melestarikan berkaitan dengan meningkatkan pro environmental behavior yaitu dengan mengurangi dampak negatif tindakan seseorang terhadap lingkungan (Fitriana, Miyarsah, & Rusdi, 2019). Beberapa perilaku yang dapat menggambarkan pro environmental behavior dapat berupa pengurangan konsumsi sumber daya dan energi, menggunakan bahan-bahan yang tidak beracun dan mengurangi produksi limbah (Kollmuss & Agyeman, 2002). Sehingga perlu adanya pemahaman yang dapat mempengaruhi pro environmental behavior agar terwujudnya rencana aksi untuk meningkatkan dalam menjaga lingkungan.
Kepribadian sendiri memberikan pengaruh kepada individu terhadap kontrol dalam menjaga lingkungannya (Gifford & Nilsson, 2014). Kontrol diri ini disebut dengan locus of control. Kontrol diri tersebut membuat seseorang memiliki kecenderungan melihat terjadinya peristiwa atau keadaan disekitar mereka berasal dari mereka sendiri (locus of control internal) atau mereka yang menganggap bahwa mereka tidak memilik peran terhadap hasil situasi yang terjadi disebut locus of control eksternal (Rotter, 1966). Individu dengan locus of control internal akan mudah termotivasi untuk melakukan perilaku ramah lingkungan, karena mereka percaya bahwa perilaku mereka dapat membawa hasil yang diinginkan, sedangkan individu dengan locus of control eksternal akan sedikit termotivasi jika diminta melakukan hal yang sama, karena mereka merasa tidak terkoneksi antara perilaku mereka dengan hal-hal yang terjadi (Kalamas, Cleveland, & Laroche, 2014).
Meskipun individu dengan locus of control eksternal terlihat pasif dalam melakukan pro environmental behavior, namun hal ini dapat diatasi oleh dengan melibatkan faktor kognitif yaitu dengan pemberian sanksi apabila melanggar norma sosial atau moral sosial, sehingga norma dan moral sosial dapat membuat individu dengan locus of control eksternal untuk perilaku yang diinginkan (Giefer, Peterson, & Chen, 2019).
Referensi:
Asnawati, S., & Madjid, M. M. (2021). Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan. Jurnal Akrab Juara, 196-211.
Dobscha, S., & Ozanne, J. L. (2001). An Ecofeminist Analysis of Environmentally Sensitive Women Using Qualitative Methodology: The Emancipatory Potential of an Ecological Life. Journal of Public Policy & Marketing, 201-214.
Fitriana, D. E., Miyarsah, M., & Rusdi. (2019). The Analysis of Proenvironmental Behavior (PEB) through by Personality at Senior High School Students. Indonesian Journal of Science and Education, 48-50.
Giefer, M. M., Peterson, M. N., & Chen, X. (2019). Interactions among Locus of Control, Environmental Attitudes and Pro-Environmental Behaviour in China. Environmental Conservation, 1-7.
Gifford, R., & Nilsson, A. (2014). Personal and social factors that influence pro-environmental concern and behavior: A review. International Journal of Psychology.
Kalamas, M., Cleveland, M., & Laroche, M. (2014). Pro-environmental behaviors for thee but not for me: Green giants, green Gods, and external environmental locus of control. Journal of Business Research , 12-22.
Kollmuss, A., & Agyeman, J. (2002). Mind the Gap: Why do people act environmentally and what are the barriers to pro-environmental behavior? Environmental Education Research, 239-260.
Krajhanzl, J. (2010). Environmental and pro environmental behavior. Health Education: International Experiences, 1-24.
Rotter, J. B. (1966). Generalized Expectancies For Internal Versus External Control of Reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied.
Saphores, J. D., Oladele, O. A., & Shapiro, A. A. (2012). Willingness to engage in a pro-environmental behavior: An analysis of e-waste recycling based on a national survey of U.S. households. Resources, Conservation and Recycling, 49-63.
Stern, P. C., Young, O. R., & Druckman, D. (1992). Global environmental change: Understanding the human dimensions. National Academy Press.
Winastya, K. P. (2022, April 19). Viral Video Ilmuwan NASA Sebut Bumi Tak Bisa Dihuni Pada 2025, Akibat Emisi Karbon. Retrieved from Merdeka.com: https://www.merdeka.com/trending/viral-video-ilmuwan-nasa-sebut-bumi-tak-bisa-dihuni-pada-2025-akibat-emisi-karbon.html