ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 6 Mar 2022
Mengenal Overthinking
Oleh:
Filia Dina Anggaraeni & Adhelia Frisca Tambunan
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Overthinking adalah sebuah kebiasaan dimana seseorang memikirkan suatu hal secara terus menerus seolah-olah hal tersebut tidak ada ujungnya. Menurut Nareza (2020), proses overthinking biasanya disebabkan oleh adanya perasaan resah akan suatu hal, trauma yang belum selesai, sedang menghadapi masalah besar, bahkan masalah yang awalnya sederhana bisa menjadi besar jika selalu dipikirkan secara berlebihan. Alih-alih mencari jalan keluar, overthinking mungkin saja dapat menimbulkan masalah lainnya. Berpikir secara berlebihan terhadap sesuatu hal merupakan kebiasaan yang tidak seharusnya sering dilakukan. Selain membuang-buang waktu,
Ada banyak hal yang seringkali menyita perhatian serta memenuhi pikiran kita, mulai dari permasalahan tentang pendidikan, pekerjaan, hubungan asmara, keluarga, dan pertemanan. Berbagai permasalahan yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, maupun yang belum terjadi tentunya akan selalu menyita pikiran. Ketika sedang menghadapi suatu permasalahan, setiap individu biasanya mencoba untuk memahami serta memikirkan permasalahan tersebut terlebih dahulu, memikirkan berbagai pertimbangan yang ada, barulah kemudian memutuskan akan bertindak seperti apa untuk mengatasi permasalahan tersebut. Cara berpikir setiap orang ketika menghadapi permasalahan berbeda-beda, ada yang mampu berpikir secara cepat, ada juga yang memikirkan permasalahan tersebut secara terus-menerus dan penuh pertimbangan. Proses memikirkan sesuatu secara terus-menerus bisa membuat kita mengalami overthinking.
Apa sih sebenarnya overthinking itu?
Menurut American Psychological Association, istilah klinis untuk proses overthinking adalah rumination. Rumination adalah pola berpikir mengenai suatu hal yang dilakukan secara berulang-ulang; terlalu mengkhawatirkan masa lalu maupun masa depan; atau sering tidak bisa tidur sepanjang malam untuk memikirkan hal yang sama (Kumar, 2009). Rumination mengakibatkan seseorang menjadi lebih fokus kepada kejadian serta perasaan negatif yang telah dialaminya (Kumar, 2009). Sederhananya, overthinkingadalah sebuah kebiasaan dimana seseorang memikirkan suatu hal secara terus menerus seolah-olah hal tersebut tidak ada ujungnya.
Secara sekilas, overthinking mungkin mirip dengan rasa kekhawatiran, tetapi sebenarnya kedua hal tersebut berbeda. Overthinking fokus pada perasaan negatif mengenai suatu pengalaman tidak menyenangkan, sedangkan rasa kekhawatiran lebih fokus pada antisipasi hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi (Nolen-Hoeksema, Wisco, & Lyubomirsky, 2008). Menurut Nareza (2020), proses overthinking biasanya disebabkan oleh adanya perasaan resah akan suatu hal, trauma yang belum selesai, sedang menghadapi masalah besar, bahkan masalah yang awalnya sederhana bisa menjadi besar jika selalu dipikirkan secara berlebihan. Alih-alih mencari jalan keluar, overthinking mungkin saja dapat menimbulkan masalah lainnya.
Dampak-Dampak Akibat Overthinking
1. Kesulitan untuk tidur
Saat sedang overthinking, pikiran seseorang terus menerus memikirkan berbagai macam asumsi negatif dan akan mengakibatkan otak sulit beristirahat dan tak jarang muncul perasaan gelisah dan takut.
2. Selalu merasakan kelelahan
Selain menyita waktu, overthinking juga menyita tenaga dan dapat menimbulkan rasa stress. Ketika stress, tubuh menghasilkan hormon kortisol dan menyebabkan tubuh menjadi kelelahan.
3. Merasa ketakutan terhadap kegagalan dan masa depan
Ketakutan akan kegagalan membuat seseorang cenderung perfeksionis dan sering kali tidak bisa belajar dari kesalahan. Alih-alih fokus dan bersemangat untuk mewujudkan semua yang belum dicapai, seseorang cenderung cemas tentang kesalahannya.
4. Tidak percaya pada penilaian diri sendiri
Overthinking membuat seseorang tidak percaya atas penilaiannya sendiri dan selalu memerlukan orang lain untuk meyakinkan dirinya atas penilaiannya sendiri.
5. Muncul sakit fisik
Biasanya, overthinking diikuti juga dengan ketidaknyamanan fisik akibat kecemasan. Seseorang yang sedang overthinking mungkin saja merasakan sakit kepala atau punggung.
Cara-Cara Untuk Mengurangi Overthinking
Berpikir secara berlebihan terhadap sesuatu hal merupakan kebiasaan yang tidak seharusnya sering dilakukan. Selain membuang-buang waktu, overthinking juga tidak baik dan dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik seseorang. Dengan demikian, yuk coba terapkan beberapa cara di bawah ini untuk mengurangi kebiasaan overthinking:
1. Bercerita kepada orang lain yang dipercaya
Berbicara kepada terapis, teman, atau siapa saja orang yang dapat dipercaya dapat memberikan kelegaan pada pikiran. Selain itu, kita juga akan mendapat perspektif baru mengenai hal-hal yang menjadi pemikiran kita.
2. Menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan
Daripada hanya dibiarkan berputar-putar di dalam kepala, cobalah ungkapkan isi pikiran melalui tulisan. Lewat tulisan, kita tidak perlu bergantung kepada orang lain untuk mendengarkan cerita kita.
3. Ciptakan emosi positif.
Perasaan positif yang dimaksud disini adalah perasaan bahagia, bersyukur. Mungkin tidak mudah untuk dilakukan namun dengan menambahkan beberapa emosi positif (membaca atau menonton sesuatu yang lucu, mendengarkan lagu yang ceria) dapat membantu.
Overthinking adalah pola berpikir yang berlebihan yang dilakukan secara berulang sehingga dapat memberikan dampak negatif pada diri seseorang. Overthinking dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang baik secara mental atau fisik. Oleh karena itu, mulai saat ini mari mulai belajar mengontrol pola pikir kita agar tidak terjebak dalam pola pemikiran yang berlebihan atau overthinking.
Referensi:
Gordon, Kathryn. (2019). 9 Strategies for Overcoming Overthinking. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/out-the-ivory-tower/201905/9-strategies-overcoming-overthinking (diakses pada 16 Februari 2022).
Hurst, Ketherine. (2019). How To Stop Overthinking And Overcome Anxiety Now.https://www.thelawofattraction.com/stop-overthinking-overcome-anxiety/ (diakses pada 16 Februari 2022).
Kumar, S. M. (2009). The Mindful Path Through Worrying and Rumination: Letting Go Anxious and Depressive Thoughts. Oakland, CA: New Harbinger Publication, Inc.
Nareza, M. (2020). Hidup Sehat. https://www.alodokter.com/hati-hati-dampak-overthinking-bisa-berakibat-fatal.
Nolen-Hoeksema, S., Wisco, B. E., & Lyubomirsky, S. (2008). Rethinking Rumination. Perspective on Psychological Science, 3(5), 400-424.
Kartasasmita, Sandi. (2017). Hubungan antara School Well-Being dengan Rumination. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, Vol. 1, 248-252.